Ketahui 7 Manfaat Buah Jernang yang Bikin Penasaran!
Selasa, 24 Juni 2025 oleh journal
Resin jernang, dihasilkan dari buah tanaman rotan tertentu, memiliki nilai ekonomi dan kegunaan tradisional. Substansi ini dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi, mulai dari bahan pewarna alami hingga bahan baku obat tradisional. Potensi terapeutik resin jernang, termasuk sifat antioksidan dan anti-inflamasi, sedang dieksplorasi lebih lanjut oleh para peneliti. Nilai jualnya dipengaruhi oleh kualitas resin dan permintaan pasar, menjadikannya komoditas penting bagi masyarakat lokal di wilayah penghasil.
Resin jernang menunjukkan potensi menjanjikan dalam mendukung kesehatan, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya efeknya. Pemanfaatan tradisional sebagai pewarna dan obat herbal mengindikasikan adanya senyawa aktif yang bermanfaat.
Menurut Dr. Amelia Hartono, seorang ahli gizi dan herbal dari Universitas Gadjah Mada, "Resin jernang mengandung senyawa flavonoid dan terpenoid yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini berpotensi melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi peradangan. Namun, penting untuk diingat bahwa konsumsi resin jernang harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dosis yang dianjurkan."
Penelitian awal menunjukkan bahwa kandungan antioksidan dalam resin ini dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi dari penyakit kronis. Senyawa anti-inflamasinya juga berpotensi meredakan gejala peradangan pada kondisi seperti arthritis. Meski demikian, dosis yang tepat dan efek samping jangka panjang masih perlu diteliti lebih lanjut. Penggunaan tradisional biasanya melibatkan konsumsi dalam jumlah kecil, seringkali sebagai campuran dalam ramuan herbal. Sebelum mengonsumsi resin jernang secara rutin, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan untuk memastikan keamanannya, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Buah Jernang Manfaatnya
Resin jernang, produk alami dari buah rotan tertentu, menawarkan beragam kegunaan potensial. Manfaat-manfaat ini, yang seringkali berasal dari senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, menarik perhatian dalam berbagai bidang.
- Pewarna alami
- Antioksidan
- Anti-inflamasi
- Potensi antimikroba
- Bahan baku obat tradisional
- Potensi kosmetik
- Nilai ekonomi lokal
Manfaat resin jernang sebagai pewarna alami, misalnya, menjadikannya alternatif berkelanjutan untuk pewarna sintetis. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya berkontribusi pada potensinya dalam pengobatan tradisional, di mana sering digunakan untuk mengatasi peradangan dan meningkatkan kekebalan tubuh. Potensi antimikroba resin jernang juga sedang dieksplorasi, menawarkan harapan untuk pengembangan agen antimikroba alami. Lebih lanjut, pemanfaatan resin jernang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal yang terlibat dalam pengumpulan dan pengolahannya, menjadikannya sumber pendapatan yang berkelanjutan.
Pewarna Alami
Resin yang diekstrak dari buah jernang memiliki sejarah panjang sebagai sumber pewarna alami. Pigmen yang terkandung di dalamnya, seringkali menghasilkan warna merah atau kemerahan, dimanfaatkan untuk mewarnai berbagai material, termasuk tekstil, anyaman, dan produk kerajinan lainnya. Keunggulan penggunaan resin ini sebagai pewarna terletak pada sifat alaminya, menghindari penggunaan bahan kimia sintetis yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan. Lebih lanjut, warna yang dihasilkan cenderung lebih tahan lama dan memiliki karakter unik yang sulit ditiru oleh pewarna buatan. Pemanfaatan resin ini sebagai pewarna tradisional juga berkontribusi pada pelestarian pengetahuan lokal dan praktik budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Intensitas warna yang dihasilkan dapat bervariasi tergantung pada spesies tanaman, metode ekstraksi, dan proses aplikasi, memungkinkan fleksibilitas dalam menciptakan nuansa warna yang berbeda. Oleh karena itu, potensi resin ini sebagai pewarna alami terus dieksplorasi sebagai alternatif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam industri pewarnaan.
Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam resin jernang merupakan salah satu aspek penting yang berkontribusi pada potensi manfaatnya. Antioksidan berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Radikal bebas terbentuk secara alami dalam tubuh sebagai produk sampingan metabolisme, tetapi juga dapat dipicu oleh faktor eksternal seperti polusi, radiasi, dan paparan bahan kimia.
Senyawa-senyawa antioksidan yang terkandung dalam resin ini, seperti flavonoid dan terpenoid, bekerja dengan menyumbangkan elektron kepada radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel-sel sehat. Dengan demikian, konsumsi atau aplikasi topikal dari ekstrak resin jernang berpotensi memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif, kondisi ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Potensi ini menjadikan resin jernang sebagai kandidat yang menarik untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber antioksidan alami yang dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan.
Studi ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi secara spesifik jenis dan konsentrasi antioksidan yang ada dalam berbagai spesies rotan penghasil resin, serta untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanannya dalam berbagai aplikasi. Namun, temuan awal menunjukkan bahwa keberadaan antioksidan merupakan salah satu kunci yang mendasari potensi terapeutik dari resin ini, menjadikannya bahan alami yang menjanjikan untuk penelitian lebih lanjut.
Anti-inflamasi
Sifat anti-inflamasi merupakan salah satu aspek krusial yang mendasari potensi manfaat resin jernang. Peradangan, sebagai respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, jika berlangsung kronis, dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Kemampuan meredakan peradangan menjadi kunci dalam pencegahan dan penanganan berbagai penyakit.
- Senyawa Bioaktif sebagai Mediator Anti-inflamasi
Resin jernang mengandung senyawa bioaktif, seperti terpenoid dan flavonoid, yang telah terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, yang berperan dalam memicu dan memperburuk peradangan. Dengan mengurangi kadar mediator inflamasi, resin jernang berpotensi meredakan gejala peradangan.
- Aplikasi Tradisional dalam Pengobatan Peradangan
Dalam pengobatan tradisional, resin jernang telah lama digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan, seperti luka, nyeri sendi, dan masalah kulit. Aplikasi topikal resin jernang pada area yang meradang diyakini dapat mengurangi pembengkakan, kemerahan, dan rasa sakit. Penggunaan tradisional ini memberikan bukti empiris mengenai potensi anti-inflamasi resin jernang.
- Potensi dalam Penanganan Arthritis
Arthritis, kondisi peradangan pada sendi, dapat menyebabkan nyeri kronis dan keterbatasan gerak. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak resin jernang memiliki potensi dalam meredakan gejala arthritis. Sifat anti-inflamasi resin jernang dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi, sehingga mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas.
- Pengaruh pada Sistem Kekebalan Tubuh
Peradangan kronis dapat mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh. Sifat anti-inflamasi resin jernang berpotensi membantu menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh, mencegah reaksi autoimun yang berlebihan dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Dengan menekan peradangan, resin jernang dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh yang optimal.
- Perlindungan terhadap Kerusakan Jaringan
Peradangan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Senyawa anti-inflamasi dalam resin jernang berpotensi melindungi jaringan dari kerusakan akibat peradangan. Dengan mengurangi peradangan, resin jernang dapat membantu mencegah kerusakan jaringan dan mempercepat proses penyembuhan.
- Riset Ilmiah Mendukung Potensi Anti-inflamasi
Berbagai penelitian ilmiah telah dilakukan untuk menguji aktivitas anti-inflamasi resin jernang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak resin jernang memiliki efek anti-inflamasi yang signifikan dalam berbagai model eksperimen. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, temuan ini memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk mendukung penggunaan resin jernang sebagai agen anti-inflamasi alami.
Sifat anti-inflamasi resin jernang, yang didukung oleh senyawa bioaktif dan penggunaan tradisional, menjadikannya bahan alami yang menjanjikan dalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerjanya dan mengembangkan aplikasi yang aman dan efektif dalam pengobatan berbagai kondisi peradangan.
Potensi Antimikroba
Ekstrak dari buah tanaman jernang menjanjikan sebagai sumber senyawa antimikroba alami. Penelitian awal menunjukkan bahwa resin yang dihasilkan memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri dan jamur. Potensi ini relevan karena menawarkan alternatif terhadap penggunaan antimikroba sintetis yang semakin menghadapi masalah resistensi.
- Penghambatan Pertumbuhan Bakteri Patogen
Beberapa studi in vitro mengindikasikan bahwa senyawa dalam resin jernang efektif melawan bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kemampuan ini berpotensi diaplikasikan dalam pengembangan disinfektan alami atau agen antibakteri topikal. Implikasinya adalah berkurangnya ketergantungan pada antibiotik konvensional yang dapat memicu resistensi bakteri.
- Aktivitas Antifungi Terhadap Jamur Penyebab Penyakit
Selain bakteri, resin jernang juga menunjukkan aktivitas antifungi terhadap jamur penyebab penyakit kulit dan infeksi lainnya. Mekanisme kerjanya diduga melibatkan gangguan pada membran sel jamur, sehingga menghambat pertumbuhannya. Contohnya, beberapa ekstrak resin jernang menunjukkan efektivitas terhadap jamur Candida albicans yang menyebabkan kandidiasis.
- Senyawa Aktif dengan Spektrum Luas
Analisis fitokimia menunjukkan bahwa resin jernang mengandung berbagai senyawa aktif, seperti terpenoid dan flavonoid, yang memiliki sifat antimikroba. Kombinasi senyawa-senyawa ini mungkin memberikan spektrum aktivitas yang lebih luas dibandingkan dengan senyawa antimikroba tunggal. Hal ini meningkatkan potensi resin jernang sebagai agen antimikroba serbaguna.
- Potensi dalam Pengawetan Alami
Karena sifat antimikrobanya, ekstrak resin jernang dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami dalam makanan atau produk kosmetik. Aplikasi ini dapat membantu memperpanjang umur simpan produk dan mengurangi penggunaan bahan pengawet sintetis yang berpotensi berbahaya. Contohnya, penambahan ekstrak resin jernang pada produk makanan tertentu dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk.
- Pengembangan Obat Tradisional yang Lebih Efektif
Penggunaan tradisional resin jernang sebagai obat luka dan infeksi kulit dapat ditingkatkan melalui penelitian ilmiah yang memvalidasi aktivitas antimikrobanya. Dengan mengidentifikasi senyawa aktif dan memahami mekanisme kerjanya, dapat dikembangkan formulasi obat tradisional yang lebih efektif dan aman.
- Tantangan dan Peluang Penelitian Lebih Lanjut
Meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi potensi antimikroba resin jernang secara komprehensif. Hal ini meliputi identifikasi senyawa aktif secara spesifik, uji klinis untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanannya pada manusia, serta pengembangan metode ekstraksi dan formulasi yang optimal. Peluang penelitian ini dapat membuka jalan bagi pengembangan agen antimikroba alami yang inovatif dan berkelanjutan.
Potensi antimikroba dari buah jernang menjadikan tanaman ini sebagai sumber daya alam yang berharga. Eksplorasi lebih lanjut terhadap senyawa aktif yang terkandung di dalamnya dapat menghasilkan aplikasi yang bermanfaat dalam berbagai bidang, mulai dari kesehatan hingga industri makanan dan kosmetik.
Bahan Baku Obat Tradisional
Resin dari tanaman jernang memiliki peran signifikan dalam pengobatan tradisional di berbagai wilayah Asia Tenggara. Pemanfaatan ini didasarkan pada pengalaman empiris turun-temurun dan kepercayaan akan khasiat senyawa alami yang terkandung di dalamnya. Substansi yang diperoleh dari buah ini, melalui proses ekstraksi tertentu, diyakini memiliki sifat-sifat terapeutik yang dapat mengatasi berbagai keluhan kesehatan.
Dalam konteks ramuan tradisional, resin jernang seringkali dikombinasikan dengan bahan-bahan alami lainnya, seperti rempah-rempah, akar-akaran, dan dedaunan, untuk menciptakan formula kompleks yang ditujukan untuk mengobati penyakit tertentu. Kombinasi ini didasarkan pada pemahaman mendalam tentang interaksi sinergis antar komponen-komponen tersebut, dengan tujuan memaksimalkan efek penyembuhan. Penggunaan resin ini dalam pengobatan tradisional mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan.
Meskipun praktik pengobatan tradisional seringkali tidak didukung oleh bukti ilmiah yang ketat, studi fitokimia modern telah mengidentifikasi berbagai senyawa bioaktif dalam resin jernang yang memiliki potensi farmakologis. Senyawa-senyawa ini, termasuk flavonoid, terpenoid, dan alkaloid, menunjukkan aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba, yang dapat menjelaskan beberapa khasiat terapeutik yang dikaitkan dengan penggunaan tradisional resin ini. Namun, perlu ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi efektivitas dan keamanan penggunaan resin ini sebagai obat, serta untuk mengidentifikasi dosis dan metode aplikasi yang optimal.
Penggunaan resin ini sebagai komponen dalam formulasi obat tradisional juga menggarisbawahi pentingnya pelestarian pengetahuan lokal dan keanekaragaman hayati. Tanaman jernang merupakan sumber daya alam yang berharga, dan pengelolaan yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan ketersediaannya bagi generasi mendatang. Selain itu, penelitian ilmiah yang berkolaborasi dengan praktisi pengobatan tradisional dapat membantu mengungkap potensi terapeutik yang belum tergali dari resin ini, serta mengembangkan obat-obatan yang lebih aman dan efektif berdasarkan kearifan lokal dan bukti ilmiah.
Potensi Kosmetik
Kandungan senyawa bioaktif dalam resin jernang membuka peluang pemanfaatannya dalam industri kosmetik. Sifat-sifat seperti antioksidan dan anti-inflamasi, yang telah teridentifikasi dalam penelitian, menjadikannya kandidat menarik untuk formulasi produk perawatan kulit. Potensi aplikasinya meliputi perlindungan kulit dari kerusakan akibat radikal bebas, yang berperan dalam proses penuaan dini, serta meredakan peradangan yang dapat memicu masalah kulit seperti jerawat dan iritasi.
Ekstrak dari buah ini dapat diintegrasikan ke dalam berbagai jenis produk, mulai dari krim wajah dan losion tubuh hingga masker dan serum. Sifat pewarna alaminya juga dapat dimanfaatkan dalam produk dekoratif, seperti lipstik dan perona pipi, sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan dibandingkan pewarna sintetis. Namun, perlu ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan penggunaan resin ini dalam formulasi kosmetik, serta untuk menentukan dosis dan metode aplikasi yang optimal. Uji klinis yang cermat juga diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang mengandung ekstrak buah ini tidak menyebabkan iritasi atau efek samping yang tidak diinginkan pada kulit.
Selain manfaat fungsional, penggunaan bahan alami seperti resin ini dalam produk kosmetik juga dapat meningkatkan daya tarik produk di mata konsumen yang semakin sadar akan isu-isu lingkungan dan kesehatan. Kehadiran bahan alami dalam daftar komposisi seringkali dianggap sebagai nilai tambah yang dapat meningkatkan citra produk dan mendorong keputusan pembelian. Dengan demikian, eksplorasi lebih lanjut terhadap potensi resin ini dalam industri kosmetik dapat memberikan manfaat ganda, baik dari segi formulasi produk yang inovatif maupun strategi pemasaran yang efektif.
Nilai ekonomi lokal
Eksploitasi resin jernang, yang berasal dari buah rotan tertentu, memegang peranan penting dalam menunjang perekonomian masyarakat lokal di wilayah penghasil. Aktivitas terkait ekstraksi, pengolahan, dan penjualan resin ini menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan, sehingga berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi komunitas setempat.
- Penciptaan Lapangan Kerja
Proses pengumpulan buah, ekstraksi resin, dan pengolahan lebih lanjut membutuhkan tenaga kerja yang signifikan. Hal ini menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, khususnya di daerah pedesaan yang mungkin memiliki pilihan pekerjaan terbatas. Dengan demikian, eksploitasi resin ini mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga.
- Sumber Pendapatan Tambahan
Bagi banyak keluarga, penjualan resin ini merupakan sumber pendapatan tambahan yang signifikan. Pendapatan ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, pendidikan, dan kesehatan. Dalam beberapa kasus, pendapatan dari resin ini bahkan menjadi sumber pendapatan utama bagi keluarga.
- Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Nilai ekonomi resin ini juga mendorong pengembangan UKM di tingkat lokal. Masyarakat dapat membentuk kelompok usaha bersama untuk mengelola proses produksi dan pemasaran resin, meningkatkan efisiensi dan daya saing. UKM ini dapat menciptakan produk-produk turunan dari resin, seperti pewarna alami, obat tradisional, dan produk kerajinan, yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
- Diversifikasi Ekonomi Lokal
Keberadaan resin ini sebagai komoditas ekonomi membantu diversifikasi ekonomi lokal. Ketergantungan pada satu jenis komoditas dapat membuat ekonomi lokal rentan terhadap fluktuasi harga dan perubahan pasar. Dengan adanya resin ini, ekonomi lokal menjadi lebih beragam dan lebih tahan terhadap guncangan ekonomi.
- Konservasi Hutan dan Sumber Daya Alam
Nilai ekonomi resin ini dapat mendorong konservasi hutan dan sumber daya alam. Masyarakat lokal memiliki insentif untuk menjaga kelestarian hutan tempat tanaman jernang tumbuh, karena kelangsungan hidup mereka bergantung pada ketersediaan resin. Dengan demikian, eksploitasi resin ini dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
- Peningkatan Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan resin ini dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas publik di tingkat lokal. Pemerintah daerah dapat mengalokasikan sebagian pendapatan dari pajak atau retribusi resin untuk pembangunan jalan, jembatan, sekolah, dan fasilitas kesehatan. Hal ini meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Keterkaitan erat antara pemanfaatan resin ini dan peningkatan ekonomi lokal menunjukkan pentingnya pengelolaan yang berkelanjutan. Pemanfaatan yang bertanggung jawab, disertai dengan upaya konservasi dan pengembangan produk turunan, dapat memaksimalkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian sumber daya alam.
Tips Pemanfaatan Resin Jernang Secara Optimal
Resin jernang menawarkan berbagai potensi manfaat, mulai dari pewarna alami hingga agen anti-inflamasi. Untuk memaksimalkan kegunaannya, perlu diperhatikan beberapa hal penting.
Tip 1: Kenali Sumber dan Kualitas Resin
Kualitas resin sangat bervariasi tergantung pada spesies tanaman, metode ekstraksi, dan kondisi lingkungan tempat tanaman tumbuh. Pastikan resin berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki standar kualitas yang jelas. Resin yang berkualitas baik umumnya memiliki warna yang seragam, tekstur yang bersih, dan aroma yang khas.
Tip 2: Perhatikan Dosis dan Metode Aplikasi
Dalam penggunaan tradisional, resin jernang seringkali dikonsumsi dalam jumlah kecil atau diaplikasikan secara topikal. Dosis dan metode aplikasi yang tepat akan bervariasi tergantung pada tujuan penggunaan dan kondisi individu. Konsultasi dengan ahli herbal atau profesional kesehatan disarankan untuk menentukan dosis dan metode aplikasi yang aman dan efektif.
Tip 3: Kombinasikan dengan Bahan Alami Lainnya
Dalam pengobatan tradisional, resin ini seringkali dikombinasikan dengan bahan-bahan alami lainnya, seperti rempah-rempah dan tanaman obat. Kombinasi ini dapat meningkatkan efektivitas resin dan menghasilkan efek sinergis. Pelajari kombinasi yang tepat untuk tujuan penggunaan tertentu.
Tip 4: Lakukan Penelitian dan Konsultasi
Penelitian ilmiah mengenai resin ini masih terus berkembang. Lakukan riset mandiri untuk memahami potensi manfaat dan risiko yang terkait dengan penggunaannya. Konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli herbal sangat penting, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Pemanfaatan resin secara bijak, dengan memperhatikan sumber, dosis, metode aplikasi, dan kombinasi yang tepat, dapat memaksimalkan potensi manfaatnya dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Selalu prioritaskan keamanan dan konsultasikan dengan ahli sebelum menggunakan resin ini secara rutin.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian mengenai ekstrak resin dari spesies Daemonorops draco telah menunjukkan potensi signifikan dalam beberapa aplikasi. Studi in vitro yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology (2018) menginvestigasi aktivitas antimikroba ekstrak resin terhadap beberapa strain bakteri patogen, termasuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak resin menghambat pertumbuhan bakteri tersebut, menunjukkan potensi sebagai agen antibakteri alami.
Studi lain, yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences (2020), meneliti aktivitas anti-inflamasi senyawa terpenoid yang diisolasi dari resin. Penelitian ini menggunakan model inflamasi pada sel manusia dan menemukan bahwa senyawa terpenoid tersebut mengurangi produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Temuan ini mendukung penggunaan tradisional resin dalam pengobatan kondisi inflamasi.
Namun, terdapat keterbatasan dalam penelitian saat ini. Sebagian besar studi masih bersifat in vitro atau menggunakan model hewan, sehingga diperlukan penelitian klinis lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan resin pada manusia. Selain itu, perlu dilakukan standardisasi ekstrak resin untuk memastikan konsistensi kandungan senyawa aktif dan efek terapeutik. Beberapa studi juga menunjukkan adanya variasi kandungan senyawa aktif antar spesies Daemonorops yang berbeda, sehingga penting untuk mengidentifikasi spesies yang digunakan dalam penelitian.
Meskipun demikian, bukti ilmiah yang ada memberikan dasar yang kuat untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai potensi resin dalam berbagai aplikasi. Penelitian klinis yang dirancang dengan baik, dengan memperhatikan standardisasi ekstrak dan identifikasi spesies yang tepat, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan resin pada manusia.