7 Manfaat Daun Jeruk Nipis, Cara Olah yang Wajib Kamu Intip!
Senin, 28 Juli 2025 oleh journal
Daun jeruk nipis memiliki beragam kegunaan, mulai dari penambah aroma masakan hingga potensi khasiat kesehatan. Pemanfaatannya melibatkan berbagai metode, termasuk perebusan, pengeringan, atau penggunaan langsung dalam keadaan segar. Setiap cara pengolahan dapat memengaruhi senyawa yang diekstrak dari daun, sehingga memengaruhi hasil akhir yang diperoleh.
"Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, penggunaan daun jeruk nipis sebagai bagian dari gaya hidup sehat menjanjikan. Kandungan senyawa aktifnya berpotensi memberikan efek positif bagi kesehatan, namun perlu diingat untuk selalu memperhatikan dosis dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain," ujar Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Rahayu menambahkan, "Pengolahan yang tepat juga krusial untuk memaksimalkan manfaat yang bisa didapatkan. Merebus terlalu lama, misalnya, bisa merusak senyawa yang sensitif terhadap panas."
Tinjauan ilmiah menunjukkan bahwa daun jeruk nipis mengandung senyawa seperti flavonoid, limonene, dan sitronelal. Flavonoid dikenal karena sifat antioksidannya, membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Limonene, yang memberikan aroma khas pada jeruk, memiliki potensi sebagai anti-inflamasi. Sementara itu, sitronelal sering digunakan dalam aromaterapi karena efek relaksasinya. Penggunaan daun jeruk nipis, baik dalam bentuk teh, rebusan, atau sebagai bumbu masakan, sebaiknya dilakukan dalam jumlah sedang sebagai pelengkap pola makan seimbang. Konsultasi dengan ahli kesehatan disarankan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.
Manfaat Daun Jeruk Nipis dan Cara Pengolahannya
Daun jeruk nipis, dengan kandungan senyawa aktifnya, menawarkan berbagai manfaat yang dapat dieksplorasi melalui berbagai metode pengolahan. Memahami manfaat esensialnya memungkinkan pemanfaatan yang lebih optimal.
- Aroma masakan
- Efek relaksasi
- Antioksidan alami
- Potensi anti-inflamasi
- Meredakan stres
- Menyehatkan kulit
- Meningkatkan imunitas
Manfaat-manfaat ini saling berkaitan dan dipengaruhi oleh cara daun jeruk nipis diolah. Misalnya, perebusan daun dapat mengekstrak senyawa yang memberikan efek relaksasi, ideal untuk teh herbal. Penggunaan daun segar sebagai bumbu masakan, di sisi lain, memberikan aroma yang khas dan kontribusi antioksidan. Pemanfaatan yang tepat, disesuaikan dengan kebutuhan, memungkinkan perolehan manfaat yang maksimal dari daun jeruk nipis.
Aroma masakan
Aroma khas yang dihasilkan daun jeruk nipis memiliki peran signifikan dalam dunia kuliner, berkontribusi pada cita rasa dan pengalaman sensorik hidangan. Kehadirannya bukan sekadar penambah aroma, melainkan elemen penting yang memengaruhi persepsi rasa secara keseluruhan.
- Komposisi Kimia Aromatik
Aroma khas daun jeruk nipis berasal dari senyawa volatil seperti limonene, sitronelal, dan berbagai terpenoid lainnya. Proporsi dan interaksi senyawa-senyawa ini menciptakan profil aroma unik yang membedakan daun jeruk nipis dari jenis jeruk lainnya. Misalnya, limonene memberikan aroma citrus yang segar, sementara sitronelal memberikan sentuhan floral dan sedikit manis.
- Pengaruh pada Profil Rasa
Aroma daun jeruk nipis tidak hanya memengaruhi indra penciuman, tetapi juga memengaruhi bagaimana rasa makanan dipersepsikan. Aroma tersebut dapat meningkatkan rasa asam, segar, dan sedikit pahit dalam hidangan, menciptakan pengalaman rasa yang lebih kompleks dan memuaskan. Contohnya, dalam masakan Thailand, daun jeruk nipis sering digunakan untuk menyeimbangkan rasa pedas, asam, dan manis.
- Metode Pengolahan dan Intensitas Aroma
Cara pengolahan daun jeruk nipis memengaruhi intensitas dan karakteristik aromanya. Daun yang diremas atau diiris akan melepaskan lebih banyak senyawa volatil, menghasilkan aroma yang lebih kuat. Penggunaan daun utuh dalam rebusan memberikan aroma yang lebih lembut dan subtil. Selain itu, pemanasan dapat mengubah komposisi senyawa aroma, menghasilkan nuansa aroma yang berbeda.
- Penggunaan dalam Berbagai Masakan
Daun jeruk nipis digunakan secara luas dalam berbagai masakan di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara. Dalam masakan Indonesia, sering ditemukan dalam soto, rawon, dan berbagai hidangan berkuah lainnya. Di Thailand, merupakan bahan penting dalam tom yum dan green curry. Penggunaan daun jeruk nipis memberikan sentuhan khas yang meningkatkan cita rasa dan aroma hidangan.
Dengan memahami komposisi kimia, pengaruh pada rasa, dan metode pengolahan yang tepat, manfaat aroma daun jeruk nipis dalam masakan dapat dimaksimalkan. Pemanfaatan yang bijak akan menghasilkan hidangan dengan cita rasa yang kaya, kompleks, dan menggugah selera.
Efek Relaksasi
Daun jeruk nipis, selain sebagai penyedap rasa, juga menyimpan potensi efek relaksasi yang dapat dimanfaatkan melalui metode pengolahan yang tepat. Efek ini menjadi aspek penting dalam pemanfaatan menyeluruh daun jeruk nipis, melampaui sekadar kegunaan kuliner.
- Senyawa Aromatik dan Sistem Saraf
Kandungan senyawa aromatik seperti sitronelal dan limonene pada daun jeruk nipis berinteraksi dengan sistem saraf melalui indra penciuman. Aroma ini dapat memicu pelepasan neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin, yang berperan dalam menciptakan perasaan tenang dan rileks. Penghirupan aroma daun jeruk nipis, terutama melalui aromaterapi, dapat memberikan efek menenangkan pada pikiran dan tubuh.
- Pengolahan Melalui Inhalasi Uap
Salah satu cara efektif untuk mendapatkan efek relaksasi dari daun jeruk nipis adalah melalui inhalasi uap. Daun direbus dalam air, kemudian uap yang dihasilkan dihirup. Uap ini membawa senyawa aromatik langsung ke saluran pernapasan dan sistem saraf, memberikan efek relaksasi yang cepat dan intens. Praktik ini sering digunakan sebagai terapi rumahan untuk meredakan stres dan kecemasan.
- Teh Herbal dan Pengurangan Ketegangan
Daun jeruk nipis dapat diolah menjadi teh herbal yang menenangkan. Senyawa aktif dalam daun, setelah diekstraksi melalui perebusan, memberikan efek relaksasi ketika dikonsumsi. Teh herbal ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot, meredakan sakit kepala, dan meningkatkan kualitas tidur. Konsumsi teh daun jeruk nipis secara teratur dapat menjadi bagian dari rutinitas relaksasi harian.
- Aplikasi Topikal dan Efek Menenangkan Kulit
Ekstrak daun jeruk nipis juga dapat diaplikasikan secara topikal pada kulit untuk memberikan efek menenangkan. Kandungan anti-inflamasi dan antioksidan dalam daun dapat membantu meredakan iritasi kulit, mengurangi peradangan, dan memberikan sensasi sejuk yang menenangkan. Aplikasi topikal ini dapat dilakukan melalui kompres atau penambahan ekstrak daun jeruk nipis ke dalam produk perawatan kulit.
- Pengaruh pada Kualitas Tidur
Efek relaksasi dari daun jeruk nipis dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas tidur. Dengan meredakan stres dan kecemasan, daun jeruk nipis membantu menciptakan kondisi mental yang lebih kondusif untuk tidur. Konsumsi teh herbal atau inhalasi uap sebelum tidur dapat memfasilitasi tidur yang lebih nyenyak dan restoratif.
Dengan demikian, efek relaksasi yang ditawarkan daun jeruk nipis, melalui berbagai metode pengolahan, memperluas manfaatnya di luar ranah kuliner. Pemanfaatan yang bijak dan terinformasi dapat menjadikan daun jeruk nipis sebagai bagian integral dari gaya hidup sehat dan upaya pengelolaan stres yang efektif.
Antioksidan Alami
Daun jeruk nipis mengandung senyawa-senyawa yang berperan sebagai antioksidan alami, memberikan kontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan tanaman ini. Keberadaan antioksidan ini berkaitan erat dengan kemampuan daun untuk menangkal radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis. Efektivitas daun jeruk nipis sebagai sumber antioksidan dipengaruhi oleh metode pengolahan yang diterapkan.
Senyawa-senyawa antioksidan utama yang ditemukan dalam daun jeruk nipis meliputi flavonoid, seperti hesperidin dan naringenin. Flavonoid bekerja dengan cara mendonorkan elektron kepada radikal bebas, menstabilkannya dan mencegahnya menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Selain flavonoid, senyawa lain seperti limonene dan sitronelal, yang juga berkontribusi pada aroma khas daun, memiliki aktivitas antioksidan meskipun dalam tingkat yang lebih rendah.
Cara pengolahan daun memengaruhi ketersediaan dan aktivitas antioksidan. Perebusan, misalnya, dapat mengekstrak flavonoid ke dalam air, sehingga memungkinkan untuk dikonsumsi dalam bentuk teh atau rebusan. Namun, perebusan yang terlalu lama atau pada suhu tinggi dapat merusak beberapa senyawa antioksidan yang sensitif terhadap panas. Pengeringan daun, di sisi lain, dapat membantu mempertahankan senyawa antioksidan dalam jangka waktu yang lebih lama, asalkan dilakukan dengan benar untuk mencegah pertumbuhan jamur dan degradasi senyawa aktif.
Penggunaan daun segar dalam masakan memberikan manfaat antioksidan langsung, karena senyawa-senyawa tersebut tidak mengalami proses pemanasan yang berlebihan. Menambahkan daun jeruk nipis yang diiris tipis ke dalam salad atau hidangan lainnya memungkinkan tubuh untuk memanfaatkan antioksidan dalam bentuk alaminya. Kombinasi berbagai metode pengolahan dapat memaksimalkan perolehan manfaat antioksidan dari daun jeruk nipis, menjadikannya sebagai tambahan yang berharga untuk diet sehat.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa aktivitas antioksidan daun jeruk nipis bersifat in vitro (di laboratorium) dan in vivo (dalam tubuh manusia) mungkin berbeda. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya bagaimana senyawa-senyawa antioksidan dalam daun jeruk nipis bekerja dalam tubuh manusia dan bagaimana metode pengolahan yang berbeda memengaruhi efektivitasnya dalam mencegah penyakit.
Potensi anti-inflamasi
Kandungan senyawa aktif dalam daun jeruk nipis menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi, suatu sifat yang relevan dalam penanganan kondisi peradangan. Peran daun jeruk nipis dalam meredakan inflamasi berhubungan erat dengan komposisi kimianya serta metode ekstraksi dan aplikasinya. Senyawa seperti limonene, sitronelal, dan beberapa jenis flavonoid telah diidentifikasi memiliki aktivitas anti-inflamasi, sebagaimana ditunjukkan dalam studi laboratorium.
Mekanisme kerja senyawa-senyawa ini melibatkan modulasi jalur inflamasi dalam tubuh. Misalnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa limonene dapat menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, yaitu molekul yang memicu dan memperkuat respons peradangan. Flavonoid, di sisi lain, dikenal karena kemampuannya untuk menetralkan radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif, yang seringkali berkontribusi pada peradangan kronis.
Cara pengolahan daun jeruk nipis memengaruhi ketersediaan dan efektivitas senyawa anti-inflamasi. Perebusan daun dapat mengekstrak senyawa-senyawa tersebut ke dalam air, memungkinkan untuk dikonsumsi sebagai minuman herbal. Namun, suhu dan durasi perebusan perlu dikontrol untuk mencegah degradasi senyawa aktif. Ekstraksi menggunakan pelarut organik juga dapat menghasilkan konsentrat senyawa anti-inflamasi yang lebih kuat, namun metode ini memerlukan peralatan dan keahlian khusus.
Aplikasi topikal ekstrak daun jeruk nipis juga menunjukkan potensi dalam meredakan peradangan lokal. Misalnya, kompres dengan air rebusan daun jeruk nipis dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri pada luka atau memar. Namun, penting untuk melakukan uji alergi sebelum mengaplikasikan ekstrak daun jeruk nipis secara luas, karena beberapa individu mungkin sensitif terhadap senyawa tertentu.
Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi anti-inflamasi yang menjanjikan, perlu ditekankan bahwa bukti klinis yang mendukung penggunaan daun jeruk nipis sebagai pengobatan inflamasi pada manusia masih terbatas. Penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis terkontrol, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan daun jeruk nipis dalam penanganan kondisi inflamasi.
Meredakan Stres
Daun jeruk nipis menawarkan potensi dalam meredakan stres melalui berbagai mekanisme, yang terhubung erat dengan komposisi kimianya dan metode pengolahan yang diterapkan. Senyawa-senyawa volatil yang terkandung di dalamnya, terutama limonene dan sitronelal, berperan penting dalam efek ini. Aroma yang dihasilkan oleh senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan sistem limbik di otak, pusat kendali emosi, dan memicu respons relaksasi.
Salah satu cara pemanfaatan yang umum adalah melalui aromaterapi. Penghirupan aroma daun jeruk nipis dapat membantu menurunkan tingkat kortisol, hormon stres utama, dan meningkatkan produksi neurotransmiter seperti serotonin, yang berperan dalam menciptakan perasaan tenang dan nyaman. Proses ini dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes minyak esensial daun jeruk nipis ke dalam diffuser atau dengan menghirup uap dari rebusan daun.
Selain aromaterapi, konsumsi teh herbal yang terbuat dari daun jeruk nipis juga dapat memberikan efek menenangkan. Perebusan daun mengekstrak senyawa-senyawa aktif ke dalam air, yang kemudian dapat diserap oleh tubuh. Efek relaksasi ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot, meredakan sakit kepala yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan kualitas tidur. Konsumsi teh ini sebaiknya dilakukan dalam jumlah sedang, karena efeknya dapat bervariasi pada setiap individu.
Metode pengolahan lain yang dapat diterapkan adalah dengan menambahkan daun jeruk nipis ke dalam air mandi. Senyawa-senyawa aromatik akan terlepas ke dalam air hangat dan memberikan efek relaksasi melalui indra penciuman dan penyerapan melalui kulit. Mandi dengan air yang ditambahkan daun jeruk nipis dapat membantu meredakan ketegangan fisik dan mental setelah seharian beraktivitas.
Meskipun menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa efek peredaan stres dari daun jeruk nipis bersifat individual dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti dosis, metode pengolahan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan, terutama bagi individu yang memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.
Menyehatkan Kulit
Penggunaan daun jeruk nipis dalam konteks perawatan kulit memanfaatkan senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, yang berpotensi memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan penampilan kulit. Metode pengolahan yang tepat berperan penting dalam memaksimalkan manfaat ini.
- Sifat Antioksidan dan Perlindungan Kulit
Kandungan antioksidan, seperti flavonoid, dalam daun jeruk nipis membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang berasal dari paparan lingkungan seperti polusi dan radiasi UV. Perlindungan ini dapat membantu mencegah penuaan dini, mengurangi kerutan, dan menjaga elastisitas kulit. Ekstrak daun jeruk nipis dapat diaplikasikan secara topikal untuk memberikan perlindungan antioksidan langsung.
- Efek Anti-inflamasi dan Penanganan Masalah Kulit
Senyawa anti-inflamasi dalam daun jeruk nipis, seperti limonene, dapat membantu meredakan peradangan pada kulit, seperti yang disebabkan oleh jerawat, eksim, atau iritasi. Aplikasi topikal ekstrak daun dapat membantu mengurangi kemerahan, pembengkakan, dan rasa gatal. Rebusan daun jeruk nipis dapat digunakan sebagai kompres untuk meredakan peradangan pada area kulit yang terkena.
- Astringent Alami dan Pengontrolan Minyak
Daun jeruk nipis memiliki sifat astringent alami yang dapat membantu mengecilkan pori-pori dan mengontrol produksi minyak berlebih pada kulit. Sifat ini bermanfaat bagi individu dengan kulit berminyak atau berjerawat. Toner yang mengandung ekstrak daun jeruk nipis dapat membantu membersihkan pori-pori, mengurangi kilap, dan mencegah timbulnya komedo.
- Eksfoliasi Lembut dan Pencerahan Kulit
Asam sitrat yang terkandung dalam daun jeruk nipis dapat memberikan efek eksfoliasi lembut pada kulit, membantu mengangkat sel-sel kulit mati dan merangsang regenerasi sel baru. Proses ini dapat membantu mencerahkan kulit, mengurangi noda hitam, dan meningkatkan tekstur kulit secara keseluruhan. Masker wajah yang mengandung ekstrak daun jeruk nipis dapat digunakan secara berkala untuk mendapatkan efek eksfoliasi ini.
Pemanfaatan daun jeruk nipis untuk kesehatan kulit memerlukan pemahaman tentang potensi manfaat dan metode pengolahan yang tepat. Konsultasi dengan ahli dermatologi disarankan untuk menentukan pendekatan terbaik sesuai dengan jenis dan kondisi kulit masing-masing.
Meningkatkan Imunitas
Daun jeruk nipis berpotensi mendukung peningkatan sistem kekebalan tubuh melalui kandungan senyawa aktifnya. Potensi ini bergantung pada metode pengolahan yang tepat guna memaksimalkan ekstraksi dan pelestarian senyawa-senyawa tersebut. Sistem imun yang optimal membutuhkan asupan nutrisi yang memadai, dan daun jeruk nipis dapat menjadi bagian dari strategi tersebut, bukan pengganti perawatan medis yang diperlukan.
- Kandungan Vitamin C dan Antioksidan: Daun jeruk nipis mengandung vitamin C, meskipun dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan buahnya. Vitamin C dikenal berperan dalam fungsi imun, membantu produksi sel darah putih dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Senyawa antioksidan lainnya, seperti flavonoid, juga berkontribusi pada perlindungan seluler dan mengurangi peradangan, yang dapat melemahkan sistem imun.
- Efek Anti-inflamasi: Peradangan kronis dapat menekan sistem imun. Senyawa anti-inflamasi dalam daun jeruk nipis, seperti limonene, berpotensi membantu mengurangi peradangan, sehingga memberikan dukungan tidak langsung pada fungsi imun. Pengurangan peradangan memungkinkan sistem imun untuk fokus pada penanganan patogen dan ancaman lainnya.
- Potensi Antimikroba: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jeruk nipis memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan jamur tertentu. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, potensi ini mengindikasikan bahwa daun jeruk nipis dapat membantu tubuh melawan infeksi, yang merupakan salah satu fungsi utama sistem imun.
- Metode Pengolahan dan Ketersediaan Senyawa: Cara pengolahan daun jeruk nipis memengaruhi ketersediaan senyawa-senyawa yang berkontribusi pada peningkatan imunitas. Perebusan daun dapat mengekstrak vitamin C dan flavonoid ke dalam air, namun perebusan yang terlalu lama dapat merusak vitamin C yang sensitif terhadap panas. Penggunaan daun segar sebagai bumbu masakan dapat mempertahankan lebih banyak senyawa aktif, tetapi jumlah yang dikonsumsi mungkin lebih sedikit.
- Pentingnya Konsumsi yang Seimbang: Daun jeruk nipis sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan untuk mendukung sistem imun. Asupan nutrisi yang cukup, istirahat yang memadai, dan manajemen stres juga penting untuk menjaga fungsi imun yang optimal.
Meskipun daun jeruk nipis menawarkan potensi dalam mendukung sistem imun, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerjanya dan efektivitasnya pada manusia. Daun jeruk nipis tidak boleh dianggap sebagai pengganti vaksinasi atau pengobatan medis yang diresepkan oleh profesional kesehatan.
Tips Pemanfaatan Optimal Daun Jeruk Nipis
Pemanfaatan optimal daun jeruk nipis memerlukan pemahaman tentang cara pengolahan yang tepat untuk memaksimalkan potensi manfaatnya. Berikut adalah beberapa panduan yang dapat diikuti:
Tip 1: Perhatikan Suhu dan Durasi Perebusan
Untuk mengekstrak senyawa bermanfaat seperti vitamin C dan flavonoid melalui perebusan, gunakan air dengan suhu tidak terlalu tinggi dan durasi perebusan yang singkat. Perebusan terlalu lama dapat merusak senyawa-senyawa tersebut. Idealnya, rebus daun selama 5-10 menit dengan api kecil.
Tip 2: Prioritaskan Penggunaan Daun Segar
Daun jeruk nipis segar mengandung konsentrasi senyawa aktif yang lebih tinggi dibandingkan daun kering. Jika memungkinkan, gunakan daun segar dalam masakan atau minuman untuk mendapatkan manfaat yang lebih optimal. Pastikan daun dicuci bersih sebelum digunakan.
Tip 3: Manfaatkan untuk Aromaterapi dengan Bijak
Jika menggunakan minyak esensial daun jeruk nipis untuk aromaterapi, gunakan diffuser dengan bijak dan hindari paparan langsung pada kulit. Konsultasikan dengan ahli aromaterapi untuk dosis yang tepat dan potensi interaksi dengan kondisi kesehatan tertentu.
Tip 4: Pertimbangkan Aplikasi Topikal dengan Hati-hati
Sebelum mengaplikasikan ekstrak daun jeruk nipis secara topikal pada kulit, lakukan uji alergi pada area kecil kulit terlebih dahulu. Hindari penggunaan pada kulit yang iritasi atau luka terbuka. Konsultasikan dengan dokter kulit jika mengalami reaksi negatif.
Dengan mengikuti panduan ini, potensi manfaat daun jeruk nipis dapat dimaksimalkan, menjadikannya bagian yang berharga dari gaya hidup sehat dan alami. Perlu diingat bahwa hasil dapat bervariasi antar individu, dan konsultasi dengan profesional kesehatan selalu disarankan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Evaluasi terhadap efek biologis daun jeruk nipis didukung oleh sejumlah studi, meskipun penelitian klinis berskala besar masih terbatas. Studi in vitro dan in vivo pada hewan menunjukkan potensi antioksidan dan anti-inflamasi dari ekstrak daun jeruk nipis. Sebagai contoh, penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry mengidentifikasi senyawa flavonoid sebagai kontributor utama aktivitas antioksidan, dengan kemampuan menangkal radikal bebas yang sebanding dengan antioksidan sintetis tertentu.
Studi lain, yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences, meneliti efek anti-inflamasi dari limonene, komponen utama minyak atsiri daun jeruk nipis, pada model hewan dengan inflamasi. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan dalam penanda inflamasi setelah pemberian limonene, menunjukkan potensi terapeutik dalam kondisi inflamasi. Namun, perlu ditekankan bahwa hasil ini perlu dikonfirmasi dalam studi klinis pada manusia.
Sebuah studi kasus yang dilaporkan dalam Complementary Therapies in Medicine menggambarkan penggunaan teh herbal daun jeruk nipis sebagai bagian dari pendekatan komprehensif untuk manajemen stres pada pasien dengan gangguan kecemasan. Meskipun pasien melaporkan penurunan tingkat kecemasan setelah mengonsumsi teh secara teratur, studi kasus ini memiliki keterbatasan karena kurangnya kelompok kontrol dan potensi efek plasebo. Oleh karena itu, interpretasi hasil harus dilakukan dengan hati-hati.
Meskipun bukti awal menjanjikan, penting untuk mengakui bahwa sebagian besar penelitian saat ini bersifat pra-klinis atau studi kasus dengan skala kecil. Penelitian klinis yang dirancang dengan baik, dengan kelompok kontrol dan ukuran sampel yang memadai, diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan daun jeruk nipis dan untuk menentukan dosis dan metode pengolahan yang optimal.