Intip 7 Manfaat Daun Tomat, Khasiat yang Jarang Diketahui!

Kamis, 19 Juni 2025 oleh journal

Intip 7 Manfaat Daun Tomat, Khasiat yang Jarang Diketahui!

Bagian tanaman Solanum lycopersicum ini, selain buahnya, ternyata menyimpan potensi kegunaan. Ekstrak dari dedaunan ini dipercaya memiliki khasiat tertentu bagi kesehatan. Kandungan senyawa kimia di dalamnya, seperti alkaloid dan flavonoid, diduga berperan dalam efek farmakologisnya. Pemanfaatan tradisional seringkali melibatkan perebusan atau penumbukan untuk mendapatkan sari yang kemudian digunakan secara topikal atau diminum.

"Meskipun beberapa penelitian awal menunjukkan potensi, masih dibutuhkan riset yang lebih mendalam dan terkontrol untuk mengonfirmasi manfaat kesehatan dari penggunaan dedaunan tanaman tomat secara signifikan dan aman. Masyarakat perlu berhati-hati dan tidak menjadikan ini sebagai pengganti pengobatan medis yang telah terbukti efektif," ujar Dr. Amelia Kartika, seorang ahli gizi dan peneliti herbal.

Dr. Kartika menambahkan, "Beberapa studi in vitro dan pada hewan coba memang menemukan adanya aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi dari senyawa yang terkandung dalam ekstraknya. Namun, penting untuk diingat bahwa hasil ini belum tentu berlaku pada manusia."

Senyawa-senyawa seperti solanin, tomatin, dan flavonoid yang terdapat pada bagian hijau tanaman tomat diduga memiliki efek biologis. Solanin, misalnya, memiliki sifat insektisida alami dan berpotensi memiliki aktivitas antikanker. Flavonoid dikenal sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Meskipun demikian, perlu ditekankan bahwa konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek toksik. Oleh karena itu, penggunaannya harus sangat berhati-hati dan sebaiknya dikonsultasikan dengan profesional kesehatan. Pemanfaatan tradisional biasanya melibatkan perebusan untuk mengurangi kadar solanin, tetapi efektivitasnya dalam mengurangi toksisitas perlu dikaji lebih lanjut.

Manfaat Daun Tomat

Daun tomat, meskipun tidak sepopuler buahnya, menyimpan potensi manfaat yang perlu dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian awal mengindikasikan adanya senyawa bioaktif yang berkontribusi pada berbagai efek positif. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang teridentifikasi sejauh ini:

  • Potensi antioksidan
  • Aktivitas anti-inflamasi
  • Efek antibakteri
  • Pereda nyeri (analgesik)
  • Pengusir serangga alami
  • Potensi antikanker (in vitro)
  • Menurunkan tekanan darah

Manfaat yang tertera di atas, khususnya potensi antioksidan dan anti-inflamasi, berasal dari kandungan flavonoid dan senyawa fenolik lainnya. Efek antibakteri mungkin berguna dalam pengobatan luka ringan atau infeksi kulit, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan. Sebagai pengusir serangga, daun tomat dapat digunakan sebagai alternatif alami untuk pestisida kimia. Studi in vitro menunjukkan potensi antikanker, namun hasil ini masih perlu diverifikasi melalui uji klinis. Sementara potensi dalam menurunkan tekanan darah masih dalam tahap awal penelitian dan memerlukan konfirmasi lebih lanjut melalui penelitian yang lebih komprehensif untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Potensi Antioksidan

Bagian hijau dari tanaman tomat menunjukkan potensi sebagai sumber antioksidan. Kehadiran senyawa-senyawa seperti flavonoid, asam fenolik, dan vitamin C dalam dedaunan ini berkontribusi pada kemampuannya untuk menetralkan radikal bebas. Radikal bebas, sebagai molekul tidak stabil, dapat menyebabkan kerusakan seluler yang memicu berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Aktivitas antioksidan yang terkandung di dalamnya bekerja dengan cara menyumbangkan elektron ke radikal bebas, menstabilkannya, dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Dengan demikian, konsumsi atau aplikasi ekstraknya dapat berperan dalam melindungi tubuh dari stres oksidatif. Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dan keamanan pemanfaatan potensi antioksidan ini memerlukan penelitian lebih lanjut, terutama dalam konteks uji klinis pada manusia, guna memastikan dosis yang tepat dan meminimalkan risiko efek samping. Selain itu, metode ekstraksi dan pengolahan juga dapat memengaruhi kadar dan aktivitas senyawa antioksidan yang terkandung di dalamnya.

Aktivitas anti-inflamasi

Keberadaan senyawa anti-inflamasi dalam ekstrak dedaunan Solanum lycopersicum menjadi salah satu aspek penting dalam potensi manfaatnya. Peradangan kronis berperan dalam perkembangan berbagai penyakit, sehingga kemampuan untuk meredakannya memiliki implikasi signifikan bagi kesehatan.

  • Inhibisi Enzim Pro-inflamasi

    Senyawa-senyawa seperti flavonoid dan alkaloid yang terkandung di dalamnya dapat menghambat aktivitas enzim-enzim yang memicu peradangan, seperti siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX). Penghambatan ini dapat mengurangi produksi prostaglandin dan leukotrien, mediator kimiawi yang berperan dalam proses inflamasi.

  • Pengurangan Produksi Sitokin Pro-inflamasi

    Ekstrak dedaunan ini berpotensi menekan produksi sitokin pro-inflamasi, seperti TNF- dan IL-6, yang merupakan molekul sinyal yang memperkuat respons peradangan. Pengurangan kadar sitokin ini dapat membantu meredakan peradangan sistemik.

  • Aktivasi Jalur Anti-inflamasi

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa di dalamnya dapat mengaktifkan jalur pensinyalan seluler yang memiliki efek anti-inflamasi. Jalur-jalur ini dapat menekan ekspresi gen yang terlibat dalam proses peradangan dan meningkatkan produksi mediator anti-inflamasi.

  • Efek Protektif pada Jaringan

    Dengan meredakan peradangan, ekstrak tersebut berpotensi melindungi jaringan tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh respons inflamasi kronis. Hal ini dapat bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit yang terkait dengan peradangan, seperti arthritis dan penyakit jantung.

  • Penggunaan Tradisional dalam Pengobatan Luka

    Dalam pengobatan tradisional, tumbukan dedaunan ini sering digunakan secara topikal untuk mengobati luka dan peradangan kulit. Sifat anti-inflamasinya diduga berperan dalam mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi kemerahan serta pembengkakan.

  • Perbandingan dengan Obat Anti-inflamasi Konvensional

    Meskipun potensial, penting untuk membandingkan efektivitas dan keamanan ekstrak dedaunan ini dengan obat anti-inflamasi konvensional. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dosis yang tepat dan meminimalkan risiko efek samping, serta untuk memahami interaksinya dengan obat-obatan lain.

Aktivitas anti-inflamasi yang terdapat di dalamnya merupakan salah satu alasan utama mengapa dedaunan Solanum lycopersicum dianggap memiliki potensi manfaat bagi kesehatan. Namun, penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya, serta untuk mengembangkan aplikasi klinis yang tepat.

Efek Antibakteri

Potensi efek antibakteri dari dedaunan Solanum lycopersicum menjadi fokus penelitian karena resistensi bakteri terhadap antibiotik konvensional semakin meningkat. Kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri patogen oleh ekstrak bagian tanaman ini membuka peluang pengembangan alternatif alami dalam pengendalian infeksi.

  • Identifikasi Senyawa Antibakteri

    Penelitian fitokimia mengungkapkan keberadaan senyawa seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin dalam dedaunan tomat. Senyawa-senyawa ini, secara individu atau sinergis, dapat mengganggu mekanisme vital bakteri seperti sintesis dinding sel, metabolisme energi, atau replikasi DNA. Identifikasi senyawa spesifik dengan aktivitas antibakteri tertinggi sangat penting untuk pengembangan lebih lanjut.

  • Spektrum Aktivitas Antibakteri

    Studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak bagian hijau tanaman ini efektif melawan berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri Gram-positif seperti Staphylococcus aureus dan bakteri Gram-negatif seperti Escherichia coli. Spektrum aktivitas antibakteri ini menentukan potensi penggunaannya dalam mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tersebut. Perlu dicatat bahwa efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada metode ekstraksi, konsentrasi ekstrak, dan jenis bakteri yang diuji.

  • Mekanisme Aksi Antibakteri

    Mekanisme pasti bagaimana senyawa dalam dedaunan tomat menghambat pertumbuhan bakteri masih dalam tahap penelitian. Beberapa mekanisme yang mungkin meliputi gangguan permeabilitas membran sel bakteri, penghambatan enzim penting dalam metabolisme bakteri, dan pembentukan kompleks dengan protein bakteri. Memahami mekanisme aksi ini penting untuk mengoptimalkan penggunaan dan mencegah perkembangan resistensi bakteri.

  • Aplikasi Potensial dalam Pengobatan

    Potensi efek antibakteri membuka peluang penggunaan ekstrak dedaunan ini dalam pengobatan infeksi kulit, luka, atau infeksi saluran pencernaan ringan. Penggunaan topikal dapat membantu mencegah atau mengobati infeksi bakteri pada luka atau kulit yang teriritasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak bagian tanaman ini dalam pengobatan infeksi pada manusia.

  • Pertimbangan Keamanan dan Toksisitas

    Meskipun menjanjikan, penting untuk mempertimbangkan aspek keamanan dan toksisitas penggunaan ekstrak bagian hijau tanaman ini. Beberapa senyawa dalam tanaman tomat, seperti solanin, dapat bersifat toksik jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Penelitian toksikologi diperlukan untuk menentukan dosis aman dan efek samping potensial sebelum digunakan secara luas sebagai agen antibakteri.

Dengan demikian, potensi efek antibakteri memberikan kontribusi signifikan terhadap potensi manfaat dari dedaunan Solanum lycopersicum. Namun, pengembangan lebih lanjut memerlukan penelitian mendalam tentang identifikasi senyawa aktif, mekanisme aksi, spektrum aktivitas, aplikasi potensial, dan pertimbangan keamanan.

Pereda Nyeri (Analgesik)

Potensi dedaunan Solanum lycopersicum sebagai pereda nyeri (analgesik) menjadi area penelitian yang menarik, mengingat kebutuhan akan alternatif alami dalam penanganan rasa sakit. Kemampuan mengurangi sensasi nyeri tanpa efek samping yang merugikan merupakan nilai tambah signifikan. Beberapa studi awal mengindikasikan adanya senyawa yang berkontribusi pada efek ini.

  • Aktivasi Jalur Penghambat Nyeri

    Senyawa tertentu yang terdapat di dalamnya berpotensi mengaktifkan jalur saraf yang menghambat transmisi sinyal nyeri ke otak. Jalur ini, seperti sistem opioid endogen, berperan dalam mengurangi persepsi nyeri. Aktivasi jalur ini dapat memberikan efek pereda nyeri tanpa ketergantungan yang seringkali terkait dengan opioid sintetik.

  • Pengurangan Peradangan sebagai Sumber Nyeri

    Seperti yang telah dibahas, dedaunan ini memiliki aktivitas anti-inflamasi. Dengan mengurangi peradangan, sumber utama nyeri pada banyak kondisi, ekstraknya dapat membantu meringankan rasa sakit. Ini terutama relevan untuk nyeri yang disebabkan oleh arthritis, cedera, atau kondisi inflamasi lainnya.

  • Blokade Reseptor Nyeri

    Beberapa senyawa mungkin bekerja dengan cara memblokir reseptor nyeri (nociceptor) di perifer atau di sistem saraf pusat. Blokade ini mencegah sinyal nyeri mencapai otak, sehingga mengurangi persepsi nyeri. Mekanisme ini mirip dengan cara kerja beberapa obat pereda nyeri konvensional.

  • Efek Sinergis dengan Senyawa Lain

    Efek pereda nyeri mungkin merupakan hasil sinergi antara beberapa senyawa yang terdapat di dalamnya. Kombinasi flavonoid, alkaloid, dan senyawa lainnya dapat menghasilkan efek yang lebih kuat daripada masing-masing senyawa secara individual. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi kombinasi senyawa yang paling efektif.

  • Penggunaan Tradisional dalam Mengatasi Nyeri

    Dalam beberapa budaya tradisional, tumbukan dedaunan ini digunakan secara topikal untuk meredakan nyeri akibat memar, keseleo, atau gigitan serangga. Penggunaan ini menunjukkan pemahaman empiris tentang potensi pereda nyeri dari bagian tanaman ini. Namun, efektivitas penggunaan tradisional perlu dikonfirmasi melalui penelitian ilmiah.

  • Perbandingan dengan Analgesik Konvensional

    Penting untuk membandingkan efektivitas dan keamanan dedaunan ini dengan analgesik konvensional seperti parasetamol atau ibuprofen. Penelitian komparatif dapat membantu menentukan peran yang tepat dalam penanganan nyeri, baik sebagai terapi tunggal atau sebagai terapi komplementer.

Potensi sebagai pereda nyeri (analgesik) semakin memperkuat posisi dedaunan Solanum lycopersicum sebagai sumber senyawa bioaktif yang bermanfaat. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, temuan awal ini memberikan dasar yang menjanjikan untuk pengembangan analgesik alami yang aman dan efektif.

Pengusir serangga alami

Bagian vegetatif Solanum lycopersicum mengandung senyawa kimia yang memiliki sifat insektisida alami, menjadikannya berpotensi sebagai agen pengusir serangga. Kehadiran senyawa seperti tomatin dan solanin, yang merupakan glikoalkaloid, berperan dalam mekanisme pertahanan tanaman terhadap serangan hama. Senyawa-senyawa ini dapat mengganggu sistem saraf serangga, menghambat pertumbuhan larva, atau bahkan bersifat toksik pada serangga tertentu. Pemanfaatan bagian tanaman ini sebagai pengusir serangga menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan insektisida sintetik.

Praktik tradisional seringkali melibatkan perendaman dedaunan dalam air, kemudian larutan tersebut disemprotkan pada tanaman lain untuk melindungi dari serangan serangga. Aroma khas yang dipancarkan juga berperan dalam mengusir serangga tertentu. Efektivitasnya bervariasi tergantung pada jenis serangga, konsentrasi ekstrak, dan frekuensi aplikasi. Meskipun menjanjikan, penting untuk memahami potensi toksisitas senyawa-senyawa ini terhadap organisme non-target dan manusia. Oleh karena itu, penggunaan yang bijaksana dan terkontrol sangat dianjurkan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan formulasi dan metode aplikasi, serta untuk memastikan keamanan penggunaan dalam jangka panjang.

Potensi antikanker (in vitro)

Investigasi laboratorium mengenai aktivitas antikanker ekstrak dari bagian tanaman tomat selain buah telah menarik perhatian. Studi in vitro, yang dilakukan di luar organisme hidup (biasanya dalam cawan petri atau tabung reaksi), memberikan indikasi awal tentang potensi senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Temuan ini menjadi dasar penting untuk penelitian lebih lanjut, meskipun perlu ditekankan bahwa hasil in vitro belum tentu dapat direplikasi pada organisme hidup.

  • Aktivitas Sitotoksik Terhadap Sel Kanker

    Ekstrak dedaunan tomat menunjukkan aktivitas sitotoksik, yaitu kemampuan membunuh atau merusak sel kanker, dalam berbagai jenis sel kanker yang diuji dalam kultur sel. Mekanisme yang terlibat dapat mencakup induksi apoptosis (kematian sel terprogram), nekrosis (kematian sel akibat kerusakan), atau gangguan siklus sel. Misalnya, studi menunjukkan efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker paru-paru.

  • Inhibisi Proliferasi Sel Kanker

    Selain membunuh sel kanker, ekstrak tersebut juga berpotensi menghambat proliferasi (pertumbuhan dan pembelahan) sel kanker. Hal ini dapat dicapai melalui gangguan pada jalur pensinyalan seluler yang mengatur pertumbuhan sel, atau dengan menghambat pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) yang memasok nutrisi ke tumor. Efek ini dapat membantu memperlambat atau menghentikan perkembangan kanker.

  • Modulasi Ekspresi Gen Terkait Kanker

    Senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya dapat memodulasi ekspresi gen yang terlibat dalam perkembangan kanker. Ini berarti mereka dapat mempengaruhi aktivitas gen yang mendorong pertumbuhan tumor (onkogen) atau menekan gen yang menghambat pertumbuhan tumor (gen supresor tumor). Modulasi ekspresi gen ini dapat berkontribusi pada efek antikanker secara keseluruhan.

  • Potensi Senyawa Bioaktif Sebagai Agen Kemoterapi

    Meskipun masih dalam tahap awal, potensi antikanker in vitro dari dedaunan tanaman tomat membuka peluang untuk pengembangan agen kemoterapi alami. Senyawa-senyawa bioaktif yang terisolasi dari ekstraknya dapat diuji lebih lanjut dalam studi in vivo (pada hewan hidup) dan uji klinis untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanannya sebagai obat kanker. Namun, perlu diingat bahwa pengembangan obat kanker membutuhkan waktu dan penelitian yang ekstensif.

Temuan in vitro mengenai potensi antikanker memberikan dasar ilmiah untuk mengeksplorasi lebih lanjut manfaat dedaunan tomat. Meskipun hasil ini menjanjikan, penting untuk menafsirkannya dengan hati-hati dan menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efek ini pada organisme hidup dan untuk memahami mekanisme aksi yang mendasarinya. Informasi ini tidak boleh ditafsirkan sebagai anjuran untuk menggunakan dedaunan ini sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional.

Menurunkan Tekanan Darah

Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa ekstrak dari bagian hijau tanaman tomat berpotensi membantu menurunkan tekanan darah. Efek hipotensif ini dikaitkan dengan kandungan senyawa bioaktif yang memengaruhi sistem kardiovaskular. Senyawa-senyawa tersebut diduga bekerja melalui beberapa mekanisme:

  • Vasodilatasi: Senyawa tertentu dapat merelaksasi otot polos pembuluh darah, menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah). Pelebaran ini mengurangi resistensi perifer, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah.
  • Efek Diuretik: Beberapa komponen mungkin memiliki efek diuretik ringan, meningkatkan ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Pengurangan volume cairan tubuh ini dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah.
  • Inhibisi Angiotensin-Converting Enzyme (ACE): Penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak tersebut berpotensi menghambat ACE, enzim yang berperan dalam pembentukan angiotensin II, vasokonstriktor kuat yang meningkatkan tekanan darah. Inhibisi ACE dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  • Aktivitas Antioksidan: Stres oksidatif berperan dalam perkembangan hipertensi. Aktivitas antioksidan yang terkandung di dalamnya dapat membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas, berkontribusi pada fungsi endotel yang lebih baik dan penurunan tekanan darah.

Meskipun mekanisme-mekanisme ini masuk akal secara biologis, penting untuk dicatat bahwa bukti saat ini masih terbatas dan sebagian besar berasal dari studi in vitro atau pada hewan coba. Penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis terkontrol pada manusia, sangat diperlukan untuk mengonfirmasi efek hipotensif ini, menentukan dosis yang efektif dan aman, serta memahami interaksi dengan obat-obatan antihipertensi lainnya. Individu dengan tekanan darah tinggi sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan produk herbal apa pun sebagai upaya untuk menurunkan tekanan darah, dan tidak boleh menghentikan atau mengganti pengobatan yang diresepkan tanpa persetujuan dokter.

Panduan Pemanfaatan Bagian Vegetatif Tanaman Solanum lycopersicum

Sebelum memanfaatkan bagian tanaman Solanum lycopersicum selain buah, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi manfaat.

Tip 1: Identifikasi yang Tepat:
Pastikan identifikasi tanaman Solanum lycopersicum dilakukan dengan benar untuk menghindari kesalahan dengan spesies lain yang mungkin beracun. Konsultasikan dengan ahli botani atau gunakan sumber terpercaya untuk verifikasi.

Tip 2: Sumber Terpercaya:
Peroleh bagian vegetatif tanaman ini dari sumber yang terpercaya, seperti petani lokal yang menerapkan praktik pertanian yang baik atau toko tanaman yang memiliki reputasi baik. Hindari mengumpulkan dari area yang terpapar pestisida atau polusi.

Tip 3: Persiapan yang Benar:
Proses persiapan yang tepat sangat penting untuk mengurangi kadar senyawa toksik seperti solanin. Perebusan atau perendaman dalam air dapat membantu mengurangi kadar senyawa ini, namun efektivitasnya perlu dievaluasi lebih lanjut.

Tip 4: Konsumsi Moderat:
Konsumsi atau aplikasi topikal harus dilakukan dalam jumlah yang moderat. Hindari penggunaan berlebihan karena dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Mulailah dengan dosis kecil dan perhatikan respons tubuh.

Tip 5: Konsultasi Profesional Kesehatan:
Sebelum menggunakan bagian vegetatif tanaman ini untuk tujuan pengobatan, konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal yang berkualifikasi. Hal ini terutama penting bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Pemanfaatan bagian tanaman Solanum lycopersicum selain buah memerlukan kehati-hatian dan pengetahuan yang memadai. Dengan mengikuti panduan ini, risiko dapat diminimalkan dan potensi manfaat dapat dioptimalkan. Informasi ini bukan pengganti nasihat medis profesional.

Evidensi Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian mengenai potensi manfaat bagian hijau dari tanaman tomat, meskipun belum mencapai tahap klinis yang mapan, telah menghasilkan beberapa studi kasus menarik. Sebuah laporan kasus yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology mendokumentasikan penggunaan tradisional rebusan bagian tanaman tersebut oleh masyarakat adat di Andes untuk meredakan nyeri sendi. Studi ini mencatat adanya penurunan signifikan dalam skala nyeri subjektif partisipan setelah konsumsi rutin rebusan tersebut selama beberapa minggu. Walaupun memberikan indikasi awal, studi ini memiliki keterbatasan karena tidak adanya kelompok kontrol dan potensi efek plasebo.

Studi lain, yang dipublikasikan dalam International Journal of Biological Macromolecules, meneliti aktivitas antioksidan ekstrak bagian tanaman ini secara in vitro. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mengandung senyawa fenolik yang mampu menangkal radikal bebas dengan efisiensi yang sebanding dengan antioksidan sintetik. Para peneliti mengusulkan bahwa aktivitas antioksidan ini dapat berkontribusi pada potensi efek protektif terhadap penyakit kronis. Namun, penelitian ini hanya dilakukan pada tingkat seluler dan belum menguji efektivitasnya pada model hewan atau manusia.

Terdapat pula perdebatan mengenai potensi toksisitas bagian tanaman ini. Senyawa solanin, yang terdapat dalam konsentrasi lebih tinggi pada bagian hijau tanaman tomat dibandingkan buahnya, dikenal memiliki sifat toksik jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Beberapa kasus keracunan solanin telah dilaporkan akibat konsumsi bagian tanaman Solanum lainnya, seperti kentang yang berkecambah. Oleh karena itu, pemanfaatan bagian hijau tanaman tomat memerlukan perhatian khusus terhadap metode persiapan untuk mengurangi kadar solanin seminimal mungkin.

Masyarakat diimbau untuk menanggapi evidensi ilmiah mengenai potensi manfaat dan risiko bagian hijau tanaman tomat dengan kritis. Diperlukan penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis terkontrol, untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaannya. Informasi yang tersedia saat ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti nasihat medis profesional. Konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal yang berkualifikasi sebelum menggunakan bagian tanaman ini untuk tujuan pengobatan.