Temukan 7 Manfaat Daun Seledri yang Wajib Kamu Ketahui
Kamis, 3 Juli 2025 oleh journal
Sayuran hijau berdaun tipis ini, yang sering digunakan sebagai penyedap masakan, memiliki sejumlah kandungan nutrisi yang berpotensi mendukung kesehatan. Kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan di dalamnya diyakini berkontribusi pada berbagai aspek kesejahteraan tubuh, mulai dari menjaga tekanan darah hingga mengurangi peradangan.
"Meskipun bukan obat utama, konsumsi sayuran hijau ini secara teratur dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan secara keseluruhan. Kandungan nutrisinya mendukung berbagai fungsi tubuh dan dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat," ujar Dr. Amelia Rahman, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Rahman menambahkan, "Penting untuk diingat bahwa efeknya akan bervariasi pada setiap individu, dan konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu."
Penelitian menunjukkan bahwa sayuran ini mengandung senyawa aktif seperti apigenin dan luteolin, yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini diyakini dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi peradangan kronis. Konsumsi yang direkomendasikan umumnya adalah sebagai bagian dari diet seimbang, ditambahkan ke dalam salad, sup, atau jus. Namun, individu dengan alergi terhadap sayuran sejenis, seperti wortel atau peterseli, sebaiknya berhati-hati.
daun seledri manfaat
Daun seledri, sebagai sumber nutrisi, menawarkan beragam potensi manfaat kesehatan. Kandungan vitamin, mineral, dan senyawa aktif di dalamnya berkontribusi pada berbagai aspek kesejahteraan tubuh. Pemahaman mendalam mengenai manfaat esensial ini penting untuk memaksimalkan potensi positifnya.
- Menurunkan tekanan darah.
- Antioksidan pelindung sel.
- Mengurangi peradangan.
- Mendukung pencernaan.
- Menjaga kesehatan ginjal.
- Sumber vitamin K.
- Meningkatkan kualitas tidur.
Manfaat tersebut saling terkait dalam mendukung fungsi tubuh secara menyeluruh. Misalnya, efek penurunan tekanan darah dapat membantu melindungi jantung, sementara sifat antioksidan membantu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Konsumsi rutin, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan jangka panjang. Kandungan vitamin K esensial dalam proses pembekuan darah, mendukung kesehatan tulang.
Menurunkan tekanan darah.
Salah satu aspek penting dari sayuran berdaun hijau ini adalah potensinya dalam membantu menjaga tekanan darah yang sehat. Penelitian awal menunjukkan adanya senyawa aktif yang berkontribusi pada efek ini, menjadikannya relevan bagi individu yang berupaya mengelola tekanan darah mereka.
- Senyawa Aktif Phtalides
Phtalides, senyawa yang ditemukan dalam sayuran ini, diyakini dapat merelaksasi otot-otot di dinding pembuluh darah. Relaksasi ini memungkinkan pembuluh darah melebar, sehingga aliran darah menjadi lebih lancar dan tekanan darah menurun. Efek ini telah diamati dalam beberapa studi laboratorium dan studi pada hewan.
- Efek Diuretik Alami
Sayuran ini memiliki sifat diuretik ringan, yang berarti dapat membantu tubuh membuang kelebihan natrium dan cairan melalui urin. Pengurangan natrium dalam tubuh berkontribusi pada penurunan tekanan darah, karena natrium berlebih dapat meningkatkan volume darah dan membebani jantung.
- Kandungan Kalium
Sayuran ini merupakan sumber kalium, mineral penting yang berperan dalam mengatur tekanan darah. Kalium membantu menyeimbangkan efek natrium dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Asupan kalium yang cukup penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat.
- Studi Klinis Terbatas
Meskipun ada bukti awal yang menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian klinis pada manusia masih terbatas. Diperlukan lebih banyak studi yang lebih besar dan terkontrol untuk mengkonfirmasi efek sayuran ini terhadap tekanan darah dan menentukan dosis yang optimal.
- Sebagai Bagian dari Gaya Hidup Sehat
Konsumsi sayuran ini sebaiknya dilihat sebagai bagian dari gaya hidup sehat secara keseluruhan, yang meliputi diet seimbang, olahraga teratur, dan manajemen stres. Tidak boleh digunakan sebagai pengganti obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
Secara keseluruhan, potensi efek penurunan tekanan darah yang dikaitkan dengan konsumsi sayuran ini menjadikannya tambahan yang menarik dalam diet sehat. Namun, individu dengan tekanan darah tinggi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan mereka atau mengandalkan sayuran ini sebagai pengobatan utama.
Antioksidan pelindung sel.
Keberadaan antioksidan menjadi elemen krusial dalam menelisik potensi kesehatan sayuran beraroma khas ini. Kemampuan antioksidan untuk melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas memberikan kontribusi signifikan terhadap pencegahan berbagai penyakit kronis.
- Peran Antioksidan dalam Menetralkan Radikal Bebas
Radikal bebas, molekul tidak stabil yang terbentuk sebagai produk sampingan metabolisme seluler dan paparan lingkungan (polusi, radiasi UV), dapat merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel. Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegah kerusakan oksidatif yang dapat memicu peradangan, penuaan dini, dan perkembangan penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.
- Senyawa Antioksidan Utama dalam Sayuran Ini
Sayuran ini mengandung berbagai senyawa antioksidan, termasuk vitamin C, flavonoid (seperti apigenin dan luteolin), dan beta-karoten. Masing-masing senyawa ini memiliki mekanisme aksi yang berbeda dalam melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Flavonoid, misalnya, dikenal karena kemampuannya mengikat radikal bebas dan mengurangi peradangan.
- Kontribusi Terhadap Kesehatan Jantung
Kerusakan oksidatif memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit jantung. Antioksidan dalam sayuran ini dapat membantu melindungi kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dari oksidasi, proses yang memicu pembentukan plak di arteri. Dengan demikian, konsumsi sayuran ini dapat berkontribusi pada kesehatan jantung yang lebih baik.
- Potensi Anti-Kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa antioksidan dalam sayuran ini, terutama flavonoid, memiliki sifat anti-kanker. Mereka dapat membantu menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah penyebaran kanker ke bagian tubuh lain.
- Dukungan Terhadap Fungsi Kognitif
Otak sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif karena kebutuhan energi yang tinggi dan kandungan lipid yang tinggi. Antioksidan dalam sayuran ini dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif, yang dapat meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Dengan demikian, keberadaan antioksidan dalam sayuran ini memberikan kontribusi penting dalam menjaga kesehatan seluler dan mencegah berbagai penyakit kronis. Meskipun bukan satu-satunya faktor penentu kesehatan, konsumsi sayuran ini sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan manfaat perlindungan yang signifikan.
Mengurangi peradangan.
Peradangan, sebagai respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, dapat menjadi masalah kronis jika berlangsung berkepanjangan. Kemampuan suatu tanaman untuk meredakan peradangan menjadi aspek penting dalam potensi manfaat kesehatannya, dan dalam hal ini, sayuran ini menawarkan beberapa mekanisme yang berkontribusi pada efek anti-inflamasi.
- Kehadiran Senyawa Anti-Inflamasi: Apigenin dan Luteolin
Sayuran ini mengandung flavonoid, terutama apigenin dan luteolin, yang telah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi molekul pro-inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, yang berperan dalam memicu dan memperburuk peradangan.
- Inhibisi Jalur NF-B
NF-B adalah protein kompleks yang berperan penting dalam mengatur respons imun dan peradangan. Studi laboratorium menunjukkan bahwa senyawa dalam sayuran ini dapat menghambat aktivasi jalur NF-B, sehingga mengurangi produksi mediator inflamasi dan meredakan peradangan.
- Pengurangan Stres Oksidatif
Peradangan seringkali disertai dengan peningkatan stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Antioksidan dalam sayuran ini, seperti vitamin C dan beta-karoten, membantu mengurangi stres oksidatif, yang pada gilirannya dapat meredakan peradangan.
- Potensi Manfaat pada Kondisi Inflamasi Kronis
Sifat anti-inflamasi dari sayuran ini menjanjikan dalam pengelolaan kondisi inflamasi kronis seperti arthritis, penyakit radang usus, dan asma. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, konsumsi sayuran ini sebagai bagian dari diet seimbang dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita kondisi tersebut.
- Interaksi dengan Sistem Kekebalan Tubuh
Senyawa dalam sayuran ini dapat memodulasi respons sistem kekebalan tubuh, membantu menyeimbangkan antara respons yang berlebihan (yang menyebabkan peradangan kronis) dan respons yang tidak memadai (yang membuat tubuh rentan terhadap infeksi). Efek imunomodulator ini berkontribusi pada efek anti-inflamasi secara keseluruhan.
- Peran dalam Pemulihan Setelah Latihan Fisik
Latihan fisik intens dapat menyebabkan peradangan otot. Konsumsi sayuran ini setelah berolahraga dapat membantu mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan otot, berkat kandungan antioksidan dan anti-inflamasinya.
Dengan berbagai mekanisme yang bekerja secara sinergis, potensi pengurangan peradangan yang ditawarkan oleh sayuran ini menjadikannya tambahan yang berharga dalam strategi diet untuk menjaga kesehatan dan mengurangi risiko penyakit kronis terkait peradangan. Namun, penting untuk diingat bahwa efeknya bervariasi pada setiap individu dan konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan.
Mendukung pencernaan.
Sayuran hijau ini berkontribusi pada kesehatan pencernaan melalui beberapa mekanisme kunci. Serat, yang merupakan komponen penting dari sayuran ini, berperan vital dalam melancarkan pergerakan usus dan mencegah konstipasi. Serat larut menyerap air, membentuk gel yang membantu melunakkan feses dan mempermudah proses eliminasi. Serat tidak larut menambahkan volume pada feses, merangsang kontraksi otot usus dan mempercepat transit makanan melalui saluran pencernaan.
Selain kandungan serat, sayuran ini juga mengandung senyawa yang dapat merangsang produksi enzim pencernaan. Enzim-enzim ini membantu memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat meringankan beban kerja sistem pencernaan dan meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi.
Selanjutnya, sifat diuretik ringan yang dimiliki sayuran ini dapat membantu mengurangi kembung dan retensi air dalam saluran pencernaan. Dengan meningkatkan produksi urin, tubuh dapat mengeluarkan kelebihan cairan dan elektrolit, yang dapat mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan.
Kandungan antioksidan dan anti-inflamasi dalam sayuran ini juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan pencernaan. Peradangan kronis dalam saluran pencernaan dapat mengganggu fungsi normal usus dan menyebabkan berbagai masalah pencernaan. Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi peradangan dan melindungi lapisan usus dari kerusakan, sehingga meningkatkan kesehatan pencernaan jangka panjang.
Oleh karena itu, konsumsi sayuran ini, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan dukungan signifikan bagi kesehatan pencernaan. Kandungan serat, stimulasi enzim pencernaan, efek diuretik, dan sifat antioksidan/anti-inflamasi bekerja secara sinergis untuk meningkatkan fungsi pencernaan dan mencegah berbagai masalah pencernaan.
Menjaga kesehatan ginjal.
Fungsi ginjal, sebagai organ vital dalam sistem ekskresi, memerlukan perhatian khusus. Konsumsi sayuran tertentu diyakini dapat berkontribusi pada pemeliharaan fungsi ginjal yang optimal, dan sayuran hijau berdaun tipis ini termasuk di antaranya.
- Efek Diuretik Alami
Sayuran ini memiliki sifat diuretik ringan, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin. Peningkatan volume urin membantu ginjal membuang kelebihan natrium, urea, dan racun lainnya dari tubuh, sehingga mengurangi beban kerja ginjal dan mencegah pembentukan batu ginjal.
- Kandungan Antioksidan Pelindung
Ginjal rentan terhadap kerusakan oksidatif akibat radikal bebas. Kandungan antioksidan, seperti vitamin C dan flavonoid, dapat membantu melindungi sel-sel ginjal dari kerusakan oksidatif, menjaga integritas struktural dan fungsional ginjal.
- Potensi Anti-Inflamasi
Peradangan kronis dapat merusak jaringan ginjal dan mengganggu fungsinya. Senyawa anti-inflamasi, terutama apigenin dan luteolin, dapat membantu mengurangi peradangan pada ginjal, mencegah perkembangan penyakit ginjal kronis.
- Kontribusi pada Keseimbangan Elektrolit
Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Sayuran ini mengandung kalium, mineral yang membantu mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, mendukung fungsi ginjal yang optimal.
- Hidrasi yang Mendukung Fungsi Ginjal
Meskipun bukan berasal dari sayuran itu sendiri, konsumsinya seringkali dikaitkan dengan peningkatan asupan cairan. Hidrasi yang cukup sangat penting untuk fungsi ginjal yang sehat, membantu ginjal membuang limbah dan mencegah pembentukan batu ginjal.
Dengan demikian, konsumsi sayuran ini, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat memberikan dukungan bagi kesehatan ginjal melalui efek diuretik, antioksidan, dan anti-inflamasi, serta kontribusinya pada keseimbangan elektrolit dan hidrasi. Namun, individu dengan kondisi ginjal yang sudah ada sebelumnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan mereka.
Sumber vitamin K.
Keberadaan vitamin K dalam sayuran berdaun hijau ini menempatkannya sebagai sumber nutrisi penting, berkontribusi pada berbagai proses fisiologis vital dalam tubuh. Peran vitamin K dalam pembekuan darah dan kesehatan tulang menjadikan keberadaannya dalam komposisi sayuran ini sangat relevan.
- Peran Sentral dalam Pembekuan Darah
Vitamin K merupakan kofaktor esensial bagi enzim yang terlibat dalam sintesis faktor pembekuan darah. Tanpa vitamin K yang cukup, proses pembekuan darah dapat terganggu, meningkatkan risiko perdarahan. Konsumsi sayuran ini dapat membantu memastikan kecukupan vitamin K untuk fungsi pembekuan darah yang normal.
- Kontribusi terhadap Kesehatan Tulang
Vitamin K juga berperan dalam metabolisme tulang, membantu mengaktifkan protein yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang. Kekurangan vitamin K dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang. Asupan sayuran ini dapat berkontribusi pada kesehatan tulang yang optimal.
- Bentuk Vitamin K yang Tersedia
Sayuran ini mengandung vitamin K1 (phylloquinone), bentuk utama vitamin K yang ditemukan dalam tumbuhan. Vitamin K1 diserap di usus halus dan digunakan oleh hati untuk memproduksi faktor pembekuan darah. Tubuh juga dapat mengkonversi sebagian vitamin K1 menjadi vitamin K2 (menaquinone), bentuk vitamin K yang lebih banyak ditemukan dalam produk hewani dan makanan fermentasi, yang juga berperan dalam kesehatan tulang.
- Interaksi dengan Obat-obatan Antikoagulan
Individu yang mengonsumsi obat antikoagulan (pengencer darah) seperti warfarin harus berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang kaya vitamin K, termasuk sayuran ini. Konsumsi vitamin K yang berlebihan dapat mengurangi efektivitas obat antikoagulan dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan untuk menyesuaikan dosis obat antikoagulan dengan asupan vitamin K dari makanan.
- Pentingnya Variasi dalam Diet
Meskipun sayuran ini merupakan sumber vitamin K yang baik, penting untuk mengonsumsi berbagai macam makanan untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang. Sumber vitamin K lainnya termasuk sayuran hijau lainnya, brokoli, kubis Brussel, dan minyak nabati.
Dengan demikian, kandungan vitamin K dalam sayuran ini menjadikannya kontributor penting bagi kesehatan pembekuan darah dan tulang. Namun, penting untuk mempertimbangkan interaksi potensial dengan obat-obatan dan memastikan asupan nutrisi yang seimbang dari berbagai sumber makanan.
Meningkatkan kualitas tidur.
Keterkaitan antara konsumsi sayuran berdaun hijau ini dan peningkatan kualitas tidur terletak pada beberapa faktor yang berkontribusi pada relaksasi dan pengaturan siklus tidur-bangun alami tubuh. Meskipun bukan merupakan solusi tunggal untuk masalah tidur, senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya berpotensi memfasilitasi tidur yang lebih nyenyak dan restoratif.
- Kandungan Magnesium: Sayuran ini mengandung magnesium, mineral yang berperan penting dalam relaksasi otot dan saraf. Kekurangan magnesium sering dikaitkan dengan insomnia dan gangguan tidur lainnya. Asupan magnesium yang cukup membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi kecemasan, dan mempermudah transisi ke kondisi tidur.
- Efek Anti-Inflamasi: Peradangan kronis dalam tubuh dapat mengganggu siklus tidur. Sifat anti-inflamasi dari senyawa dalam sayuran ini, seperti apigenin dan luteolin, dapat membantu mengurangi peradangan, sehingga mendukung kualitas tidur yang lebih baik.
- Potensi Efek Ansiolitik: Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam sayuran ini mungkin memiliki efek ansiolitik (anti-kecemasan). Kecemasan dan stres merupakan penyebab umum insomnia. Dengan mengurangi kecemasan, senyawa ini dapat membantu mempermudah tidur dan meningkatkan durasi tidur.
- Kontribusi terhadap Hidrasi: Konsumsi sayuran ini seringkali dikaitkan dengan peningkatan asupan cairan. Dehidrasi dapat menyebabkan gangguan tidur. Memastikan hidrasi yang cukup, yang difasilitasi oleh konsumsi sayuran ini, dapat membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan mendukung fungsi tubuh yang optimal selama tidur.
- Efek Plasebo dan Rutinitas: Konsumsi sayuran ini sebagai bagian dari rutinitas malam yang menenangkan, seperti minum teh herbal atau makan salad ringan, dapat menciptakan efek plasebo yang positif, meningkatkan harapan dan keyakinan bahwa tidur akan lebih baik. Rutinitas yang konsisten juga membantu mengatur jam biologis tubuh dan meningkatkan kualitas tidur.
Penting untuk dicatat bahwa efek peningkatan kualitas tidur dari konsumsi sayuran ini dapat bervariasi pada setiap individu, tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan yang mendasari, pola makan secara keseluruhan, dan gaya hidup. Individu yang mengalami masalah tidur kronis sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Tips Pemanfaatan Optimal Sayuran Beraroma Khas
Pemanfaatan optimal sayuran hijau ini memerlukan pemahaman akan karakteristik nutrisi dan cara pengolahannya. Beberapa tips berikut dapat memaksimalkan potensi manfaat kesehatan yang ditawarkan.
Tip 1: Pilih Sayuran Segar dan Berkualitas:
Perhatikan warna, tekstur, dan aroma saat memilih. Hindari sayuran yang layu, berwarna kekuningan, atau memiliki bintik-bintik. Aroma yang segar menandakan kandungan nutrisi yang optimal.
Tip 2: Cuci dengan Benar Sebelum Digunakan:
Cuci sayuran di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida. Merendam dalam air garam selama beberapa menit juga dapat membantu membersihkan.
Tip 3: Konsumsi Mentah atau dengan Pengolahan Minimal:
Memakannya mentah dalam salad atau jus mempertahankan kandungan nutrisi yang maksimal. Jika dimasak, gunakan metode yang lembut seperti dikukus atau ditumis sebentar untuk menghindari hilangnya vitamin dan mineral.
Tip 4: Padukan dengan Makanan Lain untuk Penyerapan Optimal:
Mengonsumsinya bersama makanan yang mengandung lemak sehat, seperti alpukat atau minyak zaitun, dapat meningkatkan penyerapan vitamin K yang larut dalam lemak.
Tip 5: Variasikan Penggunaan dalam Berbagai Hidangan:
Tambahkan ke dalam sup, salad, tumisan, atau jus. Eksperimen dengan berbagai resep untuk mendapatkan manfaat nutrisi sekaligus menikmati rasa yang lezat.
Tip 6: Perhatikan Potensi Interaksi dengan Obat-obatan:
Individu yang mengonsumsi obat antikoagulan (pengencer darah) sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mengenai asupan vitamin K dari sayuran ini, untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.
Dengan mengikuti tips ini, individu dapat memaksimalkan potensi manfaat kesehatan dari konsumsi sayuran ini, menjadikannya bagian yang berharga dari diet seimbang dan gaya hidup sehat.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian awal telah mengindikasikan potensi dampak positif konsumsi sayuran hijau ini terhadap berbagai aspek kesehatan. Beberapa studi, meskipun berskala kecil, menyoroti efeknya pada tekanan darah dan peradangan. Studi-studi ini umumnya menggunakan desain eksperimental dengan kelompok kontrol, di mana peserta diberikan ekstrak atau sejumlah tertentu sayuran tersebut setiap hari, dan perubahan parameter kesehatan diukur selama periode waktu tertentu.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition Research meneliti efek pemberian ekstrak sayuran ini pada sekelompok individu dengan tekanan darah tinggi ringan. Hasilnya menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang signifikan setelah beberapa minggu. Studi lain, yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food, meneliti efek anti-inflamasi ekstrak sayuran ini pada sel-sel yang di kultur di laboratorium. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mampu menghambat produksi molekul pro-inflamasi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar studi yang ada masih bersifat awal dan memiliki keterbatasan, seperti ukuran sampel yang kecil dan durasi penelitian yang pendek. Selain itu, beberapa studi menggunakan ekstrak sayuran ini, yang mungkin tidak mencerminkan efek konsumsi sayuran utuh dalam diet sehari-hari. Terdapat pula perdebatan mengenai dosis optimal dan efek jangka panjang dari konsumsi sayuran ini terhadap kesehatan.
Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian yang lebih besar, terkontrol, dan berdurasi lebih panjang untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan yang potensial dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Meskipun hasil penelitian yang ada menjanjikan, penting untuk mendekati informasi ini dengan sikap kritis dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan atau mengandalkan sayuran ini sebagai pengobatan utama.