Ketahui 7 Manfaat Sereh & Salam, yang Jarang Diketahui
Minggu, 8 Juni 2025 oleh journal
Kombinasi dua bahan alami ini, yang umum ditemukan di dapur, dipercaya memiliki beragam potensi positif bagi kesehatan. Salah satunya adalah sebagai sumber antioksidan yang dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu, beberapa penelitian mengindikasikan kemampuannya dalam mendukung sistem pencernaan dan meredakan peradangan. Pemanfaatannya seringkali dilakukan melalui konsumsi air rebusan atau sebagai bahan tambahan dalam masakan.
"Potensi kesehatan dari kombinasi serai dan daun salam memang menarik, terutama karena kandungan senyawa aktifnya. Namun, perlu diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam jangka panjang. Penggunaan tradisional sebagai pendukung kesehatan sebaiknya tetap diimbangi dengan pola hidup sehat dan konsultasi dengan tenaga medis profesional."
- Dr. Anya Kartika, Spesialis Gizi Klinik.
Dua bahan alami ini, yang sering digunakan dalam masakan Indonesia, memiliki kandungan senyawa yang menarik perhatian para peneliti. Serai, misalnya, mengandung senyawa seperti sitral yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Daun salam, di sisi lain, kaya akan flavonoid dan tanin yang juga berperan sebagai antioksidan dan dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak serai dan daun salam dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah, meskipun mekanisme pastinya masih dalam tahap penelitian. Penggunaan yang disarankan biasanya adalah dengan merebus beberapa lembar daun salam dan batang serai dalam air, kemudian mengonsumsi air rebusannya. Penting untuk diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping, dan sebaiknya dihindari oleh ibu hamil dan menyusui tanpa konsultasi dokter.
Manfaat Sereh dan Daun Salam
Kombinasi sereh dan daun salam menawarkan beragam potensi kesehatan yang bersumber dari senyawa aktif di dalamnya. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:
- Antioksidan Alami
- Mendukung Pencernaan
- Meredakan Peradangan
- Menurunkan Tekanan Darah
- Mengatur Gula Darah
- Efek Antimikroba
- Potensi Relaksasi
Manfaat-manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Sebagai contoh, sifat antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis. Efek anti-inflamasi dapat membantu meredakan gejala kondisi seperti arthritis. Pemanfaatan dalam masakan tidak hanya menambah cita rasa, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi kesehatan, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi kombinasi ini.
Antioksidan Alami
Keberadaan senyawa antioksidan dalam serai dan daun salam merupakan salah satu aspek penting yang mendasari potensi manfaat kesehatan dari kedua bahan alami ini. Antioksidan berperan krusial dalam menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Serai mengandung senyawa seperti sitral dan geraniol yang memiliki aktivitas antioksidan signifikan, sementara daun salam kaya akan flavonoid dan tanin, juga dikenal sebagai antioksidan kuat. Kombinasi senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif. Konsumsi rebusan serai dan daun salam secara teratur dapat membantu meningkatkan kadar antioksidan dalam tubuh, sehingga memperkuat pertahanan alami terhadap radikal bebas dan mengurangi risiko terjadinya penyakit degeneratif. Namun, penting untuk diingat bahwa sumber antioksidan terbaik berasal dari diet seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dan konsumsi serai dan daun salam sebaiknya menjadi bagian dari pola makan sehat secara keseluruhan.
Mendukung Pencernaan
Kombinasi dua bahan alami ini telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional karena kemampuannya dalam membantu proses pencernaan. Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya, seperti minyak atsiri, dipercaya dapat merangsang produksi enzim pencernaan dan meningkatkan motilitas usus, sehingga membantu melancarkan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan. Selain itu, beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa konsumsi rebusan dari kedua bahan ini dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan ringan seperti perut kembung, mual, dan dispepsia. Efek karminatif, yaitu kemampuan untuk mengurangi pembentukan gas dalam saluran pencernaan, juga dikaitkan dengan penggunaannya. Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, bukti empiris menunjukkan bahwa integrasi rebusan ini dalam pola makan, dalam jumlah yang wajar, dapat memberikan dukungan positif bagi fungsi pencernaan yang optimal.
Meredakan Peradangan
Potensi meredakan peradangan merupakan salah satu aspek penting yang dikaitkan dengan penggunaan serai dan daun salam. Peradangan, sebagai respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, dapat menjadi kronis dan berkontribusi pada berbagai penyakit. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam serai dan daun salam diyakini memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.
- Kandungan Senyawa Aktif
Serai mengandung senyawa seperti sitral dan geraniol, sementara daun salam mengandung flavonoid dan tanin. Senyawa-senyawa ini telah terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi dalam studi laboratorium, bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi seperti sitokin dan prostaglandin.
- Mekanisme Aksi
Senyawa-senyawa aktif tersebut bekerja melalui beberapa mekanisme, termasuk menghambat jalur pensinyalan inflamasi dan menekan aktivitas enzim yang terlibat dalam proses peradangan. Hal ini membantu mengurangi produksi zat-zat yang memicu dan memperparah peradangan.
- Potensi Aplikasi pada Kondisi Inflamasi
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, potensi anti-inflamasi dari serai dan daun salam dapat memberikan manfaat dalam meredakan gejala kondisi inflamasi seperti arthritis, penyakit radang usus, dan kondisi kulit inflamasi seperti eksim.
- Penggunaan Tradisional
Dalam pengobatan tradisional, rebusan serai dan daun salam sering digunakan sebagai kompres hangat untuk meredakan nyeri sendi dan otot yang disebabkan oleh peradangan. Konsumsi oral juga diyakini dapat membantu mengurangi peradangan sistemik.
- Studi In Vitro dan In Vivo
Beberapa studi in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan) telah menunjukkan efek anti-inflamasi dari ekstrak serai dan daun salam. Namun, penelitian klinis pada manusia masih terbatas dan diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaannya.
- Pentingnya Konsultasi Medis
Meskipun memiliki potensi manfaat, serai dan daun salam bukanlah pengganti pengobatan medis yang tepat untuk kondisi inflamasi yang serius. Konsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya tetap diperlukan untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Dengan demikian, potensi meredakan peradangan yang dikaitkan dengan penggunaan serai dan daun salam merupakan area yang menjanjikan untuk penelitian lebih lanjut. Meskipun penggunaannya dalam pengobatan tradisional telah lama dikenal, bukti ilmiah yang kuat masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam meredakan peradangan pada berbagai kondisi kesehatan.
Menurunkan Tekanan Darah
Potensi efek hipotensif, atau kemampuan menurunkan tekanan darah, menjadi salah satu aspek yang menarik perhatian dalam studi mengenai manfaat serai dan daun salam. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, sehingga upaya untuk menurunkannya melalui pendekatan alami menjadi semakin relevan.
- Kandungan Kalium
Serai diketahui mengandung kalium, mineral penting yang berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Asupan kalium yang cukup dapat membantu menetralkan efek natrium, yang berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah.
- Efek Diuretik
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa serai memiliki efek diuretik ringan, yaitu meningkatkan produksi urin. Dengan demikian, tubuh dapat membuang kelebihan natrium dan cairan, yang pada gilirannya dapat membantu menurunkan tekanan darah.
- Relaksasi Pembuluh Darah
Senyawa-senyawa tertentu dalam serai dan daun salam, seperti antioksidan dan fitokimia, diduga memiliki efek relaksasi pada pembuluh darah. Pembuluh darah yang rileks memungkinkan darah mengalir lebih lancar, sehingga menurunkan tekanan pada dinding arteri.
- Pengaruh pada Sistem Saraf
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa serai dapat memengaruhi sistem saraf, yang dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Efek relaksasi dan pengurangan stres yang dihasilkan dapat membantu menstabilkan tekanan darah.
- Studi pada Hewan
Studi pada hewan telah menunjukkan bahwa ekstrak serai dan daun salam dapat membantu menurunkan tekanan darah. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif.
- Peran dalam Pola Makan Sehat
Meskipun memiliki potensi, serai dan daun salam bukanlah pengganti obat antihipertensi. Integrasinya dalam pola makan sehat, disertai dengan gaya hidup aktif dan pengelolaan stres, dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga tekanan darah yang sehat.
Secara keseluruhan, potensi efek hipotensif dari serai dan daun salam menunjukkan bahwa kedua bahan alami ini dapat menjadi bagian dari strategi komprehensif untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Namun, konsultasi dengan tenaga medis profesional tetap penting untuk memastikan penggunaan yang aman dan efektif, terutama bagi individu yang memiliki kondisi medis yang mendasari atau sedang mengonsumsi obat-obatan.
Mengatur Gula Darah
Pengaturan kadar glukosa dalam darah merupakan aspek krusial dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes melitus. Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa kombinasi serai dan daun salam dapat berperan dalam proses ini, meskipun mekanisme dan efektivitasnya masih memerlukan validasi lebih lanjut melalui studi klinis yang lebih komprehensif.
- Peningkatan Sensitivitas Insulin: Beberapa studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa ekstrak dari kedua bahan ini dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam memasukkan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel merespon insulin dengan lebih efektif, sehingga menurunkan kadar glukosa darah.
- Inhibisi Enzim Pencernaan Karbohidrat: Terdapat indikasi bahwa senyawa-senyawa tertentu dalam serai dan daun salam dapat menghambat aktivitas enzim yang bertanggung jawab atas pemecahan karbohidrat kompleks menjadi glukosa sederhana. Dengan memperlambat proses ini, penyerapan glukosa ke dalam aliran darah dapat dikurangi, sehingga membantu mencegah lonjakan kadar glukosa setelah makan.
- Efek Antioksidan dan Pengurangan Stres Oksidatif: Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralisirnya, seringkali terkait dengan resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas (sel yang memproduksi insulin). Kandungan antioksidan dalam serai dan daun salam dapat membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga melindungi sel beta pankreas dan meningkatkan fungsi insulin.
- Potensi Pengaruh pada Metabolisme Glukosa di Hati: Hati memainkan peran sentral dalam metabolisme glukosa, termasuk produksi dan penyimpanan glukosa. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak serai dan daun salam dapat memengaruhi jalur metabolisme glukosa di hati, yang berpotensi membantu mengatur kadar glukosa darah.
- Pentingnya Studi Klinis Lebih Lanjut: Meskipun temuan awal ini menjanjikan, penting untuk ditekankan bahwa sebagian besar penelitian masih terbatas pada studi in vitro dan in vivo. Penelitian klinis pada manusia dengan desain yang baik diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan serai dan daun salam dalam pengaturan kadar glukosa darah, serta untuk menentukan dosis optimal dan potensi interaksi dengan obat-obatan antidiabetes.
Sebagai penutup, meskipun terdapat potensi manfaat dalam pengaturan kadar glukosa darah, serai dan daun salam tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis konvensional untuk diabetes. Pemanfaatan kedua bahan ini sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari pendekatan holistik yang mencakup pola makan sehat, olahraga teratur, dan pemantauan kadar glukosa darah secara berkala, serta selalu dalam konsultasi dengan tenaga medis profesional.
Efek Antimikroba
Kemampuan menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme patogen, dikenal sebagai efek antimikroba, merupakan aspek lain yang berkontribusi pada potensi manfaat kesehatan dari kombinasi dua bahan alami ini. Serai dan daun salam mengandung senyawa-senyawa yang telah terbukti memiliki aktivitas melawan berbagai jenis bakteri, jamur, dan bahkan virus, meskipun efektivitasnya bervariasi tergantung pada jenis mikroorganisme dan konsentrasi senyawa aktif yang digunakan.
- Senyawa Aktif Antimikroba: Serai mengandung senyawa seperti sitral, geraniol, dan neral, yang telah diidentifikasi sebagai agen antimikroba. Daun salam, di sisi lain, mengandung senyawa seperti flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yang juga menunjukkan aktivitas serupa.
- Mekanisme Aksi: Senyawa-senyawa ini bekerja melalui berbagai mekanisme, termasuk merusak membran sel mikroorganisme, mengganggu metabolisme energi, dan menghambat sintesis protein atau DNA. Beberapa senyawa bahkan dapat berinteraksi dengan biofilm, yaitu lapisan pelindung yang dibentuk oleh bakteri, sehingga meningkatkan efektivitas agen antimikroba lainnya.
- Spektrum Aktivitas: Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak serai dan daun salam memiliki aktivitas melawan berbagai bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, termasuk Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella typhimurium. Beberapa penelitian juga menunjukkan aktivitas melawan jamur seperti Candida albicans dan virus influenza.
- Potensi Aplikasi: Efek antimikroba ini membuka potensi aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk pengobatan infeksi, pengawetan makanan, dan sanitasi lingkungan. Dalam pengobatan tradisional, rebusan serai dan daun salam sering digunakan untuk mengatasi infeksi ringan seperti sakit tenggorokan dan diare.
- Pentingnya Penelitian Lanjutan: Meskipun menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian mengenai efek antimikroba dari serai dan daun salam masih dilakukan in vitro. Penelitian klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan kedua bahan ini sebagai agen antimikroba dalam pengobatan infeksi.
- Pertimbangan Keamanan: Penggunaan serai dan daun salam sebagai agen antimikroba harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping, dan interaksi dengan obat-obatan lain perlu dipertimbangkan.
Sebagai kesimpulan, efek antimikroba merupakan salah satu aspek penting yang berkontribusi pada potensi manfaat kesehatan dari kombinasi dua bahan alami ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi aplikasi dan memastikan penggunaan yang aman dan efektif.
Potensi Relaksasi
Kehadiran efek relaksasi dalam spektrum manfaat kesehatan dari serai dan daun salam menjadi perhatian, mengingat peran stres dalam memicu berbagai gangguan kesehatan. Kemampuan kedua bahan ini untuk membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan perasaan tenang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.
- Aroma Terapeutik
Minyak atsiri yang terkandung dalam serai memiliki aroma sitrus yang menyegarkan, yang telah lama dikenal dalam aromaterapi karena efek menenangkannya. Aroma ini dapat merangsang sistem limbik di otak, yang terkait dengan emosi dan memori, sehingga memicu pelepasan neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin, yang berkontribusi pada perasaan bahagia dan relaksasi.
- Efek Sedatif Ringan
Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa tertentu dalam serai dan daun salam dapat memiliki efek sedatif ringan, membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur. Efek ini mungkin terkait dengan interaksi senyawa-senyawa tersebut dengan reseptor GABA di otak, yang berperan dalam mengatur aktivitas saraf dan mengurangi eksitasi.
- Pengurangan Ketegangan Otot
Sifat anti-inflamasi dan analgesik ringan yang dimiliki oleh serai dan daun salam dapat membantu meredakan ketegangan otot yang seringkali terkait dengan stres dan kecemasan. Pijatan dengan minyak serai atau kompres hangat dari rebusan daun salam dapat membantu merelaksasikan otot-otot yang tegang dan mengurangi rasa sakit.
- Ritual Tradisional
Dalam beberapa budaya, konsumsi teh serai atau penggunaan daun salam dalam mandi uap telah menjadi ritual tradisional untuk membantu meredakan stres dan meningkatkan relaksasi. Ritual-ritual ini tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga menciptakan suasana yang menenangkan dan meningkatkan kesadaran diri.
- Pengaruh pada Sistem Saraf Otonom
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa serai dapat membantu menyeimbangkan aktivitas sistem saraf otonom, yang mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak disadari seperti detak jantung, pernapasan, dan pencernaan. Dengan menenangkan sistem saraf simpatis (yang bertanggung jawab atas respons "lawan atau lari"), serai dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi.
Dengan demikian, potensi relaksasi yang ditawarkan oleh serai dan daun salam menunjukkan bahwa kedua bahan alami ini dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Integrasi keduanya dalam gaya hidup sehat, seperti melalui konsumsi teh, aromaterapi, atau ritual relaksasi, dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan mental dan fisik.
Tips Pemanfaatan Optimal Bahan Alami untuk Kesehatan
Pemanfaatan bahan-bahan alami memerlukan pemahaman yang baik agar potensi manfaatnya dapat diraih secara optimal. Berikut adalah beberapa panduan untuk memaksimalkan khasiat kombinasi bahan dapur tertentu untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan:
Tip 1: Perhatikan Kualitas Bahan
Pilih bahan-bahan yang segar dan berkualitas baik. Serai sebaiknya memiliki aroma yang kuat dan batang yang kokoh. Daun salam yang baik memiliki warna hijau tua dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Bahan-bahan berkualitas akan memberikan kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi.
Tip 2: Persiapan yang Tepat
Cuci bersih bahan-bahan sebelum digunakan. Untuk serai, memarkan batangnya agar senyawa aktifnya lebih mudah keluar saat direbus. Daun salam cukup disobek sedikit untuk memperluas area kontak dengan air.
Tip 3: Metode Ekstraksi yang Sesuai
Merebus adalah metode yang umum, namun perhatikan durasi perebusan. Perebusan terlalu lama dapat menghilangkan beberapa senyawa volatil. Gunakan api kecil dan rebus selama 10-15 menit untuk hasil optimal. Hindari penggunaan wadah aluminium karena dapat bereaksi dengan senyawa dalam bahan.
Tip 4: Konsumsi dengan Bijak
Konsumsi rebusan secara moderat. Terlalu banyak dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Mulailah dengan satu cangkir per hari dan perhatikan reaksi tubuh. Hindari konsumsi rutin jangka panjang tanpa jeda.
Tip 5: Kombinasi dengan Gaya Hidup Sehat
Pemanfaatan bahan alami ini sebaiknya diimbangi dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Bahan-bahan alami bukanlah pengganti pengobatan medis, melainkan sebagai pendukung untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Konsultasikan dengan tenaga medis profesional jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.
Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan bahan-bahan alami dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan, namun tetap dengan mempertimbangkan aspek keamanan dan efektivitasnya.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian terhadap dua komponen herbal yang umum digunakan dalam kuliner Indonesia ini terus berkembang. Beberapa studi in vitro dan in vivo telah meneliti potensi ekstrak dari masing-masing bahan. Studi-studi tersebut seringkali berfokus pada aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan antimikroba. Hasilnya menunjukkan adanya potensi efek positif, namun sebagian besar masih dalam tahap awal penelitian dan memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis pada manusia.
Metodologi penelitian yang digunakan bervariasi, mulai dari analisis kandungan senyawa aktif menggunakan kromatografi hingga pengujian aktivitas biologis menggunakan kultur sel dan model hewan. Temuan dari studi-studi ini memberikan dasar ilmiah untuk penggunaan tradisional kedua bahan tersebut, tetapi juga menyoroti perlunya penelitian yang lebih mendalam untuk memahami mekanisme aksi dan efektivitasnya dalam kondisi klinis yang spesifik.
Terdapat pula perdebatan mengenai standardisasi ekstrak dan dosis yang optimal untuk mencapai efek terapeutik yang diinginkan. Beberapa studi menggunakan ekstrak yang distandarisasi untuk kandungan senyawa aktif tertentu, sementara yang lain menggunakan ekstrak kasar. Perbedaan ini dapat mempengaruhi hasil penelitian dan mempersulit perbandingan antar studi. Selain itu, terdapat pula kekhawatiran mengenai potensi interaksi dengan obat-obatan lain dan efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi berlebihan.
Evaluasi kritis terhadap bukti ilmiah yang ada sangat penting. Pembaca didorong untuk mempertimbangkan metodologi penelitian, ukuran sampel, dan potensi bias saat menafsirkan hasil studi. Konsultasi dengan tenaga medis profesional tetap menjadi langkah yang bijaksana sebelum mengintegrasikan kedua bahan ini ke dalam rejimen kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasari atau sedang menjalani pengobatan.