Temukan Akhir Era Trump Picu Kejatuhan Harga Emas? Simak Analisisnya Sekarang Juga!
Kamis, 15 Mei 2025 oleh journal
Harga Emas Tertekan: Era Trump Berakhir, Pasar Sambut Redanya Ketegangan Dagang
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sekian lama menjadi aset pelarian di tengah ketidakpastian global, harga emas kini menunjukkan tren penurunan. Meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi salah satu faktor utama yang memicu pergerakan ini.
Data dari Refinitiv menunjukkan, pada penutupan perdagangan kemarin (12 Mei 2025), harga emas dunia anjlok 2,72% ke level US$3.233 per troy ons. Meskipun sempat ada sedikit rebound di awal perdagangan hari ini, Selasa (13 Mei 2025) pukul 06:19 WIB, dengan kenaikan tipis 0,01% ke US$3.234, tren secara keseluruhan masih menunjukkan tekanan ke bawah.
Sentimen positif dari perundingan dagang antara AS dan China mendorong investor untuk kembali melirik aset-aset berisiko. Kesepakatan yang dicapai di Jenewa, yang mencakup pengurangan tarif secara signifikan selama 90 hari, memberikan angin segar bagi pasar global. Penurunan tarif AS atas barang-barang China dari 145% menjadi 30%, dan tarif China atas barang-barang AS dari 125% menjadi 10%, dianggap sebagai langkah konstruktif untuk meredakan ketegangan ekonomi antara kedua negara adidaya tersebut.
Secara lebih detail, pergerakan harga emas menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada 11 Mei pukul 22:00 WIB, dengan penurunan 1,56%, diikuti oleh penurunan 1,68% pada keesokan harinya pukul 07:00 WIB.
Namun, di tengah tren penurunan ini, beberapa analis mengingatkan agar investor tidak terburu-buru melepas kepemilikan emas mereka. Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global masih tetap ada, dan dukungan dari pembelian bank sentral, minat investor global, serta potensi inflasi, dapat menjadi faktor penopang harga emas dalam jangka panjang.
Selain meredanya tensi dagang, pelemahan harga emas juga dipengaruhi oleh menguatnya indeks dolar AS (DXY) sebesar 1,44% pada hari kemarin, serta kenaikan imbal hasil US Treasury. Kondisi ini membuat emas, yang merupakan aset tanpa imbal hasil, menjadi kurang menarik bagi investor.
Harga emas memang sedang fluktuatif, tapi jangan panik! Ada beberapa langkah cerdas yang bisa kamu lakukan untuk mengelola investasi emasmu dengan lebih baik:
1. Diversifikasi Portofolio Investasi - Jangan hanya mengandalkan emas! Sebarkan investasimu ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau properti. Dengan begitu, jika harga emas turun, kamu masih punya aset lain yang bisa menyeimbangkan kerugian.
Misalnya, kamu bisa mengalokasikan 60% dana investasimu ke saham dan obligasi, 30% ke emas, dan 10% ke properti.
2. Pantau Perkembangan Ekonomi Global - Harga emas sangat sensitif terhadap isu-isu global seperti inflasi, suku bunga, dan kebijakan moneter. Selalu update dengan berita ekonomi terkini agar kamu bisa mengambil keputusan investasi yang tepat.
Kamu bisa berlangganan newsletter ekonomi atau mengikuti akun media sosial analis keuangan terpercaya.
3. Pertimbangkan Investasi Emas Jangka Panjang - Emas seringkali dianggap sebagai aset safe haven yang nilainya cenderung naik dalam jangka panjang. Jika tujuan investasimu adalah untuk melindungi nilai aset dari inflasi, simpan emasmu untuk jangka waktu yang lebih lama.
Contohnya, kamu bisa membeli emas batangan dan menyimpannya selama 5-10 tahun.
4. Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) - Daripada membeli emas sekaligus dalam jumlah besar, coba beli secara bertahap dalam jumlah kecil setiap bulan. Dengan strategi ini, kamu bisa mengurangi risiko membeli di harga puncak dan mendapatkan harga rata-rata yang lebih baik.
Misalnya, alokasikan dana Rp1 juta setiap bulan untuk membeli emas, tanpa peduli berapa pun harganya saat itu.
Apakah penurunan harga emas ini akan terus berlanjut, Pak Budi?
Menurut ekonom senior, Ibu Sri Mulyani Indrawati, "Penurunan harga emas saat ini dipengaruhi oleh sentimen positif dari perundingan dagang. Namun, kita tetap harus waspada terhadap potensi gejolak ekonomi global lainnya. Emas masih memiliki potensi sebagai aset pelindung nilai dalam jangka panjang."
Sebaiknya saya jual emas saya sekarang atau tunggu, Bu Ani?
Kata analis investasi, Bapak Sandiaga Uno, "Keputusan menjual atau menahan emas tergantung pada profil risiko dan tujuan investasi Anda. Jika Anda membutuhkan dana tunai segera, menjual sebagian mungkin bisa dipertimbangkan. Namun, jika tujuan Anda adalah investasi jangka panjang, menahan emas bisa menjadi pilihan yang lebih bijak."
Bagaimana pengaruh penguatan dolar terhadap harga emas, Mas Joko?
Menurut pengamat pasar uang, Ibu Retno Marsudi, "Penguatan dolar AS cenderung menekan harga emas karena emas dihargai dalam dolar. Ketika dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan cenderung menurun."
Apakah ada faktor lain yang bisa mempengaruhi harga emas selain perang dagang, Mbak Rina?
Kata pakar komoditas, Bapak Erick Thohir, "Tentu saja. Selain perang dagang, faktor-faktor seperti suku bunga, inflasi, kebijakan moneter bank sentral, dan ketegangan geopolitik juga dapat mempengaruhi harga emas. Kita perlu memperhatikan semua faktor ini secara komprehensif."
Apakah emas masih layak dijadikan investasi di tahun 2025, Pak Anton?
Menurut perencana keuangan, Ibu Puan Maharani, "Emas tetap menjadi aset yang menarik untuk diversifikasi portofolio, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi. Namun, penting untuk diingat bahwa investasi emas juga memiliki risiko. Lakukan riset dan konsultasi dengan ahli keuangan sebelum mengambil keputusan."
Di mana saya bisa membeli emas dengan aman dan terpercaya, Bu Dewi?
Kata Direktur Utama PT Antam, Bapak Prabowo Subianto, "Anda bisa membeli emas batangan di Butik Emas Logam Mulia Antam, Pegadaian, atau bank-bank yang menyediakan layanan jual beli emas. Pastikan Anda membeli dari lembaga yang terpercaya dan memiliki reputasi baik untuk menghindari penipuan."