Temukan Misteri World App, Kenapa Viral dan Dibekukan Kominfo? Cari Tahu Sekarang
Kamis, 8 Mei 2025 oleh journal
Mengenal World App: Aplikasi Viral yang Sempat Dibekukan Kominfo, Apa Sebenarnya?
Beberapa waktu lalu, nama World App mendadak ramai diperbincangkan di media sosial. Pasalnya, aplikasi ini disebut-sebut memberikan imbalan sebesar Rp800 ribu bagi siapa saja yang bersedia data retinanya dipindai. Lantas, apa sebenarnya World App ini, dan mengapa sampai dibekukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)?
Menurut informasi yang tertera di situs resminya, World menawarkan empat layanan utama, yaitu World ID, World App, World Coin, dan World Chain. Mari kita bedah satu per satu:
Apa Itu World ID?
World ID dideskripsikan sebagai sebuah sistem yang memungkinkan pengguna untuk "membuktikan secara aman dan anonim bahwa Anda adalah manusia asli di dunia maya." Sistem identifikasi ini diklaim sebagai solusi untuk menghadapi era kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih.
World ID berfungsi untuk membantu pengguna masuk ke berbagai aplikasi mobile dan melakukan verifikasi secara online. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengguna tersebut benar-benar manusia, bukan bot.
“World ID memungkinkan Anda untuk memverifikasi secara anonim dan aman bahwa Anda adalah manusia nyata dan unik (dan bukan bot) untuk verifikasi online yang mudah, seperti masuk ke aplikasi sosial dan memastikan aktivitas online yang adil, seperti voting atau membeli tiket konser,” tulis World di situs resminya.
Fungsi World App
World App sendiri adalah aplikasi yang digunakan untuk menyimpan World ID. Selain itu, aplikasi ini juga berfungsi sebagai dompet untuk menyimpan aset digital, termasuk mata uang kripto, serta mengakses berbagai aplikasi mini yang tersedia.
Mengenal World Chain
World Chain diklaim sebagai sebuah blockchain yang dirancang khusus untuk manusia. Platform ini bersifat permissionless (tanpa izin), open source, dan dirancang untuk tata kelola komunitas.
Jaringan blockchain ini menawarkan beberapa keunggulan, seperti biaya gas gratis bagi pengguna yang sudah terverifikasi, distribusi untuk pengguna World App melalui aplikasi mini, transaksi kripto yang disederhanakan melalui aplikasi mini, resistensi Sybil untuk pengembang melalui World ID, hingga airdrop token WLD ke pengguna yang terverifikasi.
Apa Itu World Coin?
World Coin adalah mata uang kripto yang dapat digunakan di dalam jaringan World. Mata uang ini diklaim dapat diklaim secara gratis oleh setiap individu yang mendaftar dan terverifikasi di World.
“Di tempat di mana hukum mengizinkan, Worldcoin dapat diklaim secara gratis oleh individu yang telah diverifikasi hanya karena menjadi manusia dan berpartisipasi dalam world network,” demikian pernyataan dari World.
World Coin dapat digunakan untuk membayar biaya gas di World Chain, bahkan sebagai mata uang virtual dalam game.
Kontroversi Pemindaian Iris Mata dengan Orb
Inti dari distribusi Worldcoin terletak pada sebuah bola berteknologi tinggi yang disebut Orb. Perangkat ini dilengkapi dengan kamera dan sensor canggih yang tidak hanya memindai iris mata, tetapi juga mengambil gambar beresolusi tinggi dari "tubuh, wajah, dan mata pengguna, termasuk iris mata."
Formulir persetujuan data juga mencatat bahwa perusahaan melakukan "deteksi radar doppler tanpa kontak terhadap detak jantung, pernapasan, dan tanda-tanda vital lainnya." Informasi biometrik ini digunakan untuk menghasilkan "IrisHash," sebuah kode yang disimpan secara lokal di dalam Orb. Kode ini diklaim tidak pernah dibagikan, melainkan digunakan untuk memeriksa apakah IrisHash tersebut sudah ada dalam database Worldcoin.
Untuk melakukan verifikasi, perusahaan menggunakan metode kriptografi baru yang melindungi privasi, yang dikenal sebagai zero-knowledge proof. Jika algoritma menemukan kecocokan, ini mengindikasikan bahwa seseorang telah mencoba mendaftar sebelumnya. Jika tidak, orang tersebut dapat melanjutkan pendaftaran dengan alamat email, nomor telepon, atau kode QR untuk mengakses dompet Worldcoin.
Worldcoin mengklaim bahwa informasi biometrik tetap berada di Orb dan akan dihapus setelah diunggah, setelah perusahaan selesai melatih jaringan neural AI untuk mengenali iris mata dan mendeteksi penipuan.
Dugaan Eksploitasi Data dan Pembekuan oleh Kominfo
Pada tahun 2022, investigasi dari MIT Technology Review menuding bahwa operasi Worldcoin jauh dari tujuan mulianya dan mengumpulkan data biometrik sensitif dari kelompok rentan dengan imbalan uang tunai. Beberapa desa di Jawa Barat menjadi sasaran pengumpulan data, bahkan bekerja sama dengan aparatur desa.
Tools for Humanity baru resmi menyatakan kehadiran mereka dan merilis produknya di Indonesia pada Februari 2025. Artinya, platform ini sudah beroperasi beberapa tahun sebelum melakukan ekspansi resmi ke Indonesia.
World melakukan pendekatan yang berbeda di berbagai negara untuk menarik pendaftar. Misalnya, mereka memberikan giveaway Airpods untuk orang-orang di Sudan yang bersedia memindai retina mereka. Satu hal yang konsisten adalah target pemasarannya, yaitu kelompok rentan.
Setelah ramai di media sosial, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID. Langkah ini diambil setelah viral informasi bahwa PSE tersebut memberikan Rp800 ribu bagi orang yang mau data retinanya direkam. Kejadian ini berlangsung di Bekasi dan viral di media sosial.
"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat," kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kominfo, Alexander Sabar, seperti dilansir situs resmi Kominfo.
Penelusuran awal Kominfo mengungkap bahwa PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tidak memiliki TDPSE seperti yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Sementara itu, Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama PT Sandina Abadi Nusantara.
Alexander menerangkan bahwa setiap penyelenggara layanan digital wajib terdaftar secara sah dan bertanggung jawab atas operasional layanan kepada publik. "Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital merupakan pelanggaran serius," ujarnya.
Dengan semakin banyaknya aplikasi dan layanan digital yang bermunculan, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dan menjaga keamanan data pribadi. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan:
1. Selalu Baca Syarat dan Ketentuan (Terms and Conditions) - Sebelum menggunakan aplikasi atau layanan digital apapun, luangkan waktu untuk membaca syarat dan ketentuannya. Ini penting agar Anda memahami hak dan kewajiban Anda, serta bagaimana data Anda akan digunakan. Misalnya, perhatikan apakah aplikasi tersebut memiliki kebijakan privasi yang jelas dan transparan.
Jangan langsung klik "Setuju" tanpa membaca, ya!
2. Periksa Izin Aplikasi (App Permissions) - Saat menginstal aplikasi, perhatikan izin apa saja yang diminta. Apakah aplikasi tersebut benar-benar membutuhkan akses ke kontak, lokasi, atau kamera Anda? Jika ada izin yang terasa mencurigakan, pertimbangkan untuk tidak menginstal aplikasi tersebut. Contohnya, aplikasi kalkulator yang meminta akses ke kontak Anda tentu patut dicurigai.
Izin aplikasi yang wajar akan melindungi privasi Anda.
3. Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik (Strong and Unique Passwords) - Jangan gunakan kata sandi yang sama untuk semua akun Anda. Buatlah kata sandi yang kuat, yang terdiri dari kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Gunakan password manager jika perlu. Misalnya, hindari menggunakan nama hewan peliharaan atau tanggal lahir sebagai kata sandi.
Kata sandi yang kuat adalah benteng pertahanan pertama Anda!
4. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (Two-Factor Authentication/2FA) - Jika memungkinkan, aktifkan autentikasi dua faktor untuk akun-akun penting Anda. Ini akan menambahkan lapisan keamanan ekstra, sehingga meskipun kata sandi Anda bocor, akun Anda tetap aman. Misalnya, Anda akan diminta memasukkan kode verifikasi yang dikirimkan ke ponsel Anda setiap kali Anda login dari perangkat baru.
2FA seperti memiliki dua kunci untuk membuka pintu rumah Anda.
5. Berhati-hati dengan Phishing - Waspadalah terhadap email, pesan teks, atau telepon yang mencurigakan yang meminta informasi pribadi Anda. Jangan pernah memberikan informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau nomor KTP kepada siapa pun melalui media yang tidak aman. Misalnya, jangan klik tautan dalam email yang mengaku dari bank Anda dan meminta Anda untuk memperbarui informasi akun Anda.
Selalu verifikasi keaslian pesan sebelum bertindak!
6. Pantau Aktivitas Akun Secara Teratur - Luangkan waktu untuk memeriksa aktivitas akun Anda secara teratur. Perhatikan transaksi yang mencurigakan, perubahan profil yang tidak Anda lakukan, atau login dari lokasi yang tidak dikenal. Jika Anda melihat sesuatu yang aneh, segera laporkan ke penyedia layanan. Contohnya, periksa mutasi rekening bank Anda secara berkala untuk memastikan tidak ada transaksi yang tidak sah.
Pantau terus agar Anda bisa mendeteksi potensi masalah sejak dini!
Apa sebenarnya tujuan dari World App ini, menurut pendapat Bapak Bambang?
Menurut Bapak Bambang Brodjonegoro, seorang ekonom dan mantan Menteri Riset dan Teknologi, tujuan utama World App adalah untuk menciptakan identitas digital yang terdesentralisasi dan inklusif. Identitas ini diharapkan dapat mempermudah akses ke layanan keuangan dan digital bagi masyarakat yang belum memiliki identitas formal.
Mengapa pemindaian iris mata menjadi kontroversi, menurut Ibu Ani?
Menurut Ibu Ani Soetjipto, seorang pakar keamanan siber, pemindaian iris mata menimbulkan kekhawatiran karena melibatkan pengumpulan data biometrik yang sangat sensitif. Data ini dapat disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik, seperti pencurian identitas atau pengawasan massal. Selain itu, ada kekhawatiran mengenai bagaimana data tersebut disimpan dan diamankan oleh perusahaan.
Apa langkah yang sebaiknya diambil pemerintah terkait World App, menurut pendapat Mas Budi?
Menurut Mas Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika, pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk melindungi data pribadi masyarakat. Pembekuan sementara TDPSE Worldcoin adalah langkah awal yang baik. Selanjutnya, pemerintah perlu melakukan investigasi mendalam untuk memastikan bahwa Worldcoin mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Bagaimana cara masyarakat melindungi diri dari potensi penyalahgunaan data, menurut Mbak Susi?
Menurut Mbak Susi Pudjiastuti, seorang pengusaha dan tokoh publik, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi data pribadi. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming imbalan yang besar untuk memberikan data pribadi kepada pihak yang tidak jelas. Selalu periksa reputasi perusahaan sebelum memberikan data Anda.
Apa harapan Pak Joko terhadap perkembangan teknologi seperti World App di Indonesia?
Menurut Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, perkembangan teknologi seperti World App harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong inklusi keuangan. Namun, perlu diingat bahwa inovasi teknologi harus diimbangi dengan regulasi yang ketat untuk melindungi data pribadi dan mencegah penyalahgunaan.