Beras Merah Ternyata Lebih Tinggi Kandungan Arsenik, Masihkah Aman Dikonsumsi? Apa yang Perlu Anda Ketahui
Minggu, 27 April 2025 oleh journal
Beras Merah dan Arsenik: Amankah Dikonsumsi?
Beras merah seringkali jadi pilihan sehat, terutama saat diet, karena kandungan seratnya yang tinggi, yang dikenal ampuh membantu menurunkan berat badan. Berbeda dengan beras putih yang sudah kehilangan lapisan kulit arinya, beras merah masih mempertahankan lapisan tersebut. Namun, sebuah studi terbaru dari Wiley Periodicals LLC on behalf of Society for Risk Analysis di tahun 2025 justru menemukan kandungan arsenik yang lebih tinggi pada beras merah dibandingkan beras putih. Tentu ini menimbulkan pertanyaan, mengingat arsenik merupakan logam alami beracun yang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker, penyakit jantung, dan gangguan kognitif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa orang dewasa yang rutin mengonsumsi beras merah memiliki paparan arsenik yang lebih tinggi. Hal serupa juga ditemukan pada anak-anak, di mana konsumsi beras merah meningkatkan paparan arsenik dari makanan, terutama pada anak-anak yang asupan makanannya lebih besar dibandingkan berat badan mereka.
Jadi, masih amankah mengonsumsi beras merah?
Tenang, kabar baiknya adalah beras merah masih aman dikonsumsi! Menurut Profesor Biologi Tanaman Universitas Rutgers, Mark Gregory Robson, arsenik memang cenderung terkumpul di lapisan kulit ari beras, yang dipertahankan pada beras merah. Beras putih, yang hanya terdiri dari endosperma, memiliki kandungan arsenik yang lebih rendah. Namun, kadar arsenik dalam beras merah tidak cukup tinggi untuk menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.
Christian Kelly Scott, penulis utama studi dari Universitas Michigan, menegaskan, "Tidak ada cukup arsenik dalam beras untuk menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang kecuali jika Anda mengonsumsinya dalam jumlah yang sangat banyak, setiap hari, selama bertahun-tahun".
Para ahli tetap merekomendasikan konsumsi beras merah karena manfaat seratnya yang berlimpah, yang terdapat pada lapisan kulit ari dan lembaga beras. Jadi, Anda tetap bisa menikmati manfaat sehat beras merah tanpa khawatir berlebihan.
Berikut beberapa tips untuk memaksimalkan manfaat beras merah dan meminimalkan potensi risiko:
1. Variasikan Sumber Karbohidrat - Jangan hanya bergantung pada beras merah. Cobalah mengonsumsi beragam sumber karbohidrat lain seperti kentang, ubi, singkong, atau quinoa untuk mengurangi potensi paparan arsenik dari satu sumber saja.
2. Cuci Beras dengan Benar - Cuci beras merah hingga air cuciannya jernih. Ini dapat membantu mengurangi kandungan arsenik pada permukaan beras.
3. Masak dengan Air Berlebih - Gunakan air lebih banyak saat memasak beras merah (misalnya, rasio 1:6 atau 1:7). Air berlebih dapat membantu melarutkan dan membuang sebagian arsenik.
4. Konsumsi Secukupnya - Seperti makanan lainnya, konsumsi beras merah secukupnya. Porsi yang seimbang adalah kunci pola makan sehat.
5. Pilih Beras Merah Organik - Beras merah organik umumnya ditanam dengan standar yang lebih ketat, sehingga dapat meminimalkan paparan logam berat seperti arsenik. Meskipun lebih mahal, ini bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi yang sangat memperhatikan asupan arsenik.
Apakah anak-anak boleh makan beras merah? - Tanya Ani
Dr. Damayanti, Sp.A, Dokter Spesialis Anak: "Beras merah tetap boleh dikonsumsi anak-anak karena kaya serat dan nutrisi. Pastikan porsinya sesuai dan variasikan dengan sumber karbohidrat lainnya."
Bagaimana cara mengurangi kadar arsenik dalam beras merah? - Tanya Budi
Prof. Ir. Handoko, Ahli Gizi: "Mencuci beras hingga airnya jernih dan memasak dengan air berlebih dapat membantu mengurangi kadar arsenik."
Apa saja gejala keracunan arsenik? - Tanya Citra
Dr. Arifianto, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam: "Gejala keracunan arsenik bervariasi, mulai dari mual, muntah, diare, hingga masalah kulit. Jika mengalami gejala tersebut setelah mengonsumsi beras, segera konsultasikan ke dokter."
Apakah ada alternatif pengganti beras merah yang lebih rendah arsenik? - Tanya Dedi
Emilia Achmadi, M.Sc., Ahli Nutrisi: "Quinoa, nasi jagung, dan nasi shirataki adalah beberapa alternatif pengganti beras merah yang lebih rendah arsenik dan tetap kaya nutrisi."