Inilah Fenomena Hujan Lebat Landa Indonesia Saat Kemarau, Peringatan Terbaru BMKG, Waspada potensi bencana susulan

Rabu, 14 Mei 2025 oleh journal

Inilah Fenomena Hujan Lebat Landa Indonesia Saat Kemarau, Peringatan Terbaru BMKG, Waspada potensi bencana susulan

Wilayah RI Diguyur Hujan Lebat di Musim Kemarau? BMKG Beri Peringatan!

Foto: Ilustrasi hujan deras di kawasan perkantoran Jakarta. (Sumber: CNBC Indonesia/Tri Susilo - Gambar hanya ilustrasi)

Aneh tapi nyata! Saat sebagian besar wilayah Indonesia seharusnya sudah memasuki musim kemarau (April-Juni), justru hujan deras masih mengguyur beberapa daerah. Jakarta, misalnya, pada Rabu (14 Mei 2026) siang, terpantau diguyur hujan. Bahkan, beberapa hari belakangan, warga Jakarta kerap merasakan hujan sore hingga malam hari.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa sebagian wilayah Indonesia memang sedang mengalami masa peralihan musim atau pancaroba. Ciri khasnya adalah cuaca cerah atau panas terik di pagi hingga siang hari, yang kemudian disusul hujan lokal pada sore atau malam hari.

Penyebab Hujan di Tengah Musim Kemarau

Menurut analisis BMKG, ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini. Pertama, terdeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 93P di Laut Arafura, sebelah barat Papua Selatan. Selain itu, terdapat sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Papua.

“Kondisi labilitas atmosfer yang cukup signifikan di beberapa wilayah turut mendukung pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang,” demikian pernyataan resmi BMKG.

Wilayah Mana Saja yang Terdampak?

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa wilayah mencatat curah hujan lebat yang cukup signifikan. Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat 115,3 mm/hari, Banten 103,0 mm/hari, dan Bali 121,4 mm/hari. Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang juga terpantau di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Imbauan Penting dari BMKG

Mengingat kondisi atmosfer yang fluktuatif dan dapat berubah sewaktu-waktu, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah antisipatif guna memitigasi potensi dampak cuaca ekstrem. Hal ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Langkah-langkah antisipasi yang disarankan antara lain menjaga kondisi kesehatan, mencukupi kebutuhan cairan tubuh, dan membatasi aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari saat terpapar sinar matahari langsung. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk tidak membakar sampah sembarangan dan menghemat penggunaan air, terutama di wilayah yang sudah mulai terdampak kemarau.

Prediksi Cuaca Seminggu ke Depan

Periode 13 - 15 Mei 2025

Cuaca di Indonesia diperkirakan didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Namun, perlu diwaspadai potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah berikut:

  • Hujan Lebat: Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Maluku.
  • Angin Kencang: Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.

Periode 16 - 19 Mei 2025

Cuaca di Indonesia umumnya cerah berawan hingga hujan ringan. Waspada potensi peningkatan hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di:

  • Hujan Lebat: Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
  • Angin Kencang: Papua Selatan dan Maluku.

Meskipun sedang musim kemarau, cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang masih bisa terjadi. Yuk, simak tips berikut agar kamu tetap aman dan nyaman:

1. Jaga Kondisi Kesehatan - Cuaca yang tidak menentu bisa membuat daya tahan tubuh menurun. Pastikan kamu istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan minum vitamin jika perlu. Misalnya, konsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C untuk meningkatkan imunitas.

2. Cek Kondisi Rumah dan Lingkungan - Pastikan atap rumah tidak bocor, saluran air lancar, dan tidak ada pohon besar yang berpotensi tumbang di dekat rumahmu. Jika ada, segera perbaiki atau laporkan ke pihak terkait. Contohnya, pangkas dahan pohon yang terlalu rimbun agar tidak membahayakan saat angin kencang.

3. Pantau Informasi Cuaca Terkini - Selalu update informasi cuaca dari sumber terpercaya seperti BMKG atau media massa. Dengan begitu, kamu bisa mempersiapkan diri jika ada potensi cuaca ekstrem. Misalnya, jika ada peringatan hujan lebat, sebaiknya tunda kegiatan di luar ruangan.

4. Siapkan Perlengkapan Darurat - Siapkan tas siaga bencana yang berisi perlengkapan penting seperti senter, baterai cadangan, makanan ringan, air minum, obat-obatan pribadi, dan dokumen penting. Ini akan sangat berguna jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Contohnya, siapkan jas hujan atau payung di dalam tas jika berpergian.

Mengapa ya, menurut Pakar, kok musim kemarau masih hujan terus, Pak Budi?

Menurut Prof. Dr. Ir. Budi Susanto, M.Sc. (Pakar Klimatologi IPB): "Fenomena ini disebabkan oleh anomali cuaca global, seperti La Nina yang meskipun lemah, tetap mempengaruhi pola curah hujan di Indonesia. Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sekitar wilayah Indonesia juga berkontribusi pada peningkatan penguapan dan pembentukan awan hujan."

Apa saja sih yang perlu disiapkan saat musim pancaroba begini, kata Ibu Susi?

Kata Ibu Susi Pudjiastuti (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan): "Yang paling penting itu jaga kesehatan! Jangan lupa minum vitamin, makan makanan bergizi, dan istirahat cukup. Kalau bisa, siapin juga payung atau jas hujan di tas, biar nggak kaget kalau tiba-tiba hujan."

Bagaimana cara menghemat air di musim kemarau yang curah hujannya nggak jelas gini, kata Mas Joko?

Kata Joko Anwar (Sutradara Film): "Hemat air itu penting banget! Jangan buang-buang air saat mandi atau cuci piring. Kalau bisa, tampung air hujan buat nyiram tanaman atau ngepel. Kita harus jaga sumber air kita buat generasi mendatang!"

Apa dampak dari cuaca ekstrem ini terhadap pertanian, kata Mbak Ani?

Kata Dr. Ir. Ani Sri Rahayu, M.Si (Pakar Pertanian UGM): "Cuaca ekstrem seperti ini bisa menyebabkan gagal panen karena tanaman terendam air atau kekurangan air. Petani perlu melakukan adaptasi, seperti memilih varietas tanaman yang tahan terhadap cuaca ekstrem dan menerapkan sistem irigasi yang efisien."

Bagaimana cara melindungi diri dari petir saat hujan deras, kata Pak Herman?

Kata Herman Lantang (Praktisi Keamanan): "Saat ada petir, segera masuk ke dalam ruangan yang aman. Hindari berada di tempat terbuka, dekat tiang listrik, atau menggunakan alat elektronik yang terhubung ke listrik. Cabut semua peralatan elektronik saat ada petir."

Bagaimana BMKG memprediksi cuaca ekstrem seperti ini, kata Bu Ratna?

Kata Dr. Ratna Sari Dewi (Ahli Meteorologi BMKG): "Kami menggunakan berbagai data dan model cuaca untuk memprediksi cuaca ekstrem. Data dari satelit, radar cuaca, dan stasiun pengamatan di seluruh Indonesia kami olah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Kami terus berupaya meningkatkan akurasi prediksi kami."