Inilah Mengapa Dolar AS Terus Ditendang, Malaysia Jadi yang Terdepan di Asia lawan arus global
Kamis, 15 Mei 2025 oleh journal
Dolar AS Terombang-ambing, Ringgit Malaysia Jadi yang Terkuat di Asia?
Nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) sedang menghadapi tantangan di pasar Asia. Setelah AS dan China sepakat untuk menunda perang tarif dagang selama 90 hari, beberapa mata uang di kawasan ini justru menunjukkan penguatan. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?
Kesepakatan antara AS dan China, yang mencakup penangguhan sementara tarif dan potensi penurunan bea masuk, memberikan angin segar bagi para investor. Harapannya, perang dagang yang lebih besar dapat dihindari. Menteri Keuangan AS saat itu, Scott Bessent, bahkan mengumumkan penurunan tarif sebesar 115 poin persentase setelah pertemuan dengan perwakilan China di Jenewa.
Pertemuan tersebut menjadi penting karena merupakan interaksi langsung pertama antara pejabat kedua negara sejak Presiden AS menerapkan kebijakan tarif yang agresif terhadap China. Pihak AS meyakinkan bahwa negosiasi akan terus berlanjut dengan nada positif, menunjukkan keinginan untuk menghindari perpecahan ekonomi. Optimisme ini membantu meredakan kekhawatiran pasar terhadap dampak buruk tarif.
Namun, perlu diingat bahwa situasi belum sepenuhnya pulih seperti sebelum era kebijakan tarif Trump. Tarif dasar sebesar 10% masih berlaku, jeda 90 hari masih berjalan, dan ketidakpastian tentang dampak akhir tarif pada pertumbuhan ekonomi global dan kebijakan bank sentral tetap menjadi perhatian utama, menurut Jane Foley, Kepala Strategi Valas di Rabobank.
Bagaimana Kinerja Mata Uang Asia?
Berdasarkan data Refinitiv, kinerja mata uang Asia terhadap dolar AS selama periode 9-13 Mei 2025 menunjukkan variasi. Ada yang menguat, tetapi ada juga yang melemah.
Menurut pantauan CNBC Indonesia Research, lima mata uang yang mengalami penguatan adalah tenge Kazakhstan, yuan China, dram Armenian, afghani Afghanistan, dan lari Georgian. Tenge Kazakhstan mencatat apresiasi tertinggi, yaitu sebesar 1,42%.
Sebaliknya, beberapa mata uang lainnya mengalami depresiasi. Won Korea Selatan dan yen Jepang masing-masing tertekan sebesar 1,49% dan 1,47%.
Pada Rabu, 14 Mei 2025 pukul 10:18 WIB, hanya dolar Taiwan, yen Jepang, dan ringgit Malaysia yang mengalami penguatan terhadap dolar AS, masing-masing sebesar 0,39%, 0,23%, dan 0,19%.
Nilai tukar mata uang memang bisa bikin pusing, apalagi kalau sering berubah-ubah. Tapi tenang, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan supaya tetap tenang dan bisa mengambil keputusan yang tepat:
1. Pantau Perkembangan Ekonomi Global - Kondisi ekonomi global, seperti kebijakan bank sentral dan isu perdagangan internasional, bisa sangat memengaruhi nilai tukar mata uang. Rajin-rajinlah membaca berita ekonomi dan analisis dari sumber terpercaya.
Misalnya, jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga, rupiah biasanya akan menguat terhadap dolar AS.
2. Diversifikasi Investasi - Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang. Investasi dalam berbagai aset, termasuk mata uang asing, bisa membantu mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar.
Contohnya, kamu bisa membagi investasi antara saham, obligasi, dan deposito dalam mata uang yang berbeda.
3. Gunakan Fitur Hedging - Hedging adalah strategi untuk melindungi nilai investasi dari risiko fluktuasi nilai tukar. Kamu bisa menggunakan instrumen derivatif seperti forward contract atau option.
Bayangkan kamu importir yang harus membayar barang dalam dolar AS 3 bulan lagi. Kamu bisa membeli forward contract untuk mengunci nilai tukar dolar saat ini, sehingga kamu tahu pasti berapa rupiah yang harus kamu bayar nanti.
4. Manfaatkan Momentum - Jika kamu punya kebutuhan transaksi dalam mata uang asing (misalnya, mau liburan ke luar negeri), coba perhatikan tren nilai tukar. Beli mata uang asing saat nilainya sedang rendah.
Misalnya, kalau kamu lihat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sedang menguat, itu saat yang tepat untuk membeli dolar AS.
5. Pahami Risiko Investasi Mata Uang Kripto - Mata uang kripto bisa jadi pilihan investasi yang menarik, tetapi juga sangat fluktuatif. Pastikan kamu memahami risikonya sebelum berinvestasi.
Contohnya, Bitcoin bisa naik atau turun drastis dalam waktu singkat, jadi kamu harus siap dengan kemungkinan kehilangan sebagian atau seluruh investasi kamu.
6. Konsultasi dengan Ahli Keuangan - Jika kamu merasa kesulitan memahami seluk-beluk investasi dan nilai tukar mata uang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan. Mereka bisa memberikan saran yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kamu.
Ahli keuangan bisa membantu kamu membuat perencanaan keuangan yang lebih matang dan terhindar dari keputusan investasi yang salah.
Menurut Pak Budi, mengapa ringgit Malaysia bisa menguat di tengah ketidakpastian ekonomi global?
Menurut Dr. Rizal Ramli, ekonom senior, penguatan ringgit Malaysia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebijakan moneter Bank Negara Malaysia yang stabil, surplus neraca perdagangan, dan meningkatnya investasi asing langsung. Namun, penting untuk diingat bahwa kondisi ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Apa saran Bu Ani untuk investor pemula yang ingin berinvestasi dalam mata uang asing?
Menurut Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI, investor pemula sebaiknya memulai dengan investasi yang aman dan mudah dipahami. Pelajari dulu dasar-dasar investasi, diversifikasi portofolio, dan jangan tergiur dengan iming-iming keuntungan yang terlalu tinggi. Selalu ingat, investasi selalu mengandung risiko.
Bagaimana pandangan Mas Joko tentang dampak perang dagang AS-China terhadap nilai tukar rupiah?
Menurut Bapak Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, perang dagang AS-China bisa memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Namun, Bank Indonesia akan terus melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas rupiah dan memastikan bahwa dampaknya tidak terlalu besar terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut Mbak Rina, apakah jeda 90 hari dalam perang tarif AS-China cukup untuk menyelesaikan masalah perdagangan yang ada?
Menurut Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI, jeda 90 hari adalah langkah positif, tetapi belum tentu cukup untuk menyelesaikan semua masalah perdagangan antara AS dan China. Penting bagi kedua negara untuk terus berdialog dan mencari solusi yang saling menguntungkan, sehingga tidak merugikan negara-negara lain di kawasan.