Inilah Sekjen KAJ Ungkap Peluang Kardinal Suharyo Jadi Paus, "0,0 Persen" harapan itu tetap ada
Kamis, 8 Mei 2025 oleh journal
Peluang Kardinal Suharyo Jadi Paus? Begini Kata Keuskupan Agung Jakarta
Umat Katolik di seluruh dunia tengah menantikan pemimpin baru. Proses pemilihan Paus, atau yang dikenal dengan istilah konklaf, sedang berlangsung di Vatikan. Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, menjadi salah satu kardinal yang berhak memilih sekaligus berpotensi dipilih dalam konklaf ini.
Konklaf dimulai pada hari Rabu, 7 Mei. Kardinal Suharyo memenuhi syarat sebagai elektor karena usianya masih di bawah 80 tahun. Dalam proses ini, para kardinal secara rahasia menuliskan nama calon Paus pilihan mereka pada surat suara. Kandidat yang terpilih harus mendapatkan dukungan minimal dua pertiga suara.
Lalu, seberapa besar peluang Kardinal Suharyo untuk menduduki Tahta Suci? Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Adi Prasojo, yang mendampingi Kardinal Suharyo di Vatikan, memberikan penjelasan. Menurut Adi, Kardinal Suharyo sendiri tidak memiliki ambisi pribadi untuk menjadi Paus.
"Saya kira Bapak Kardinal Suharyo tidak punya ambisi apapun [untuk menjadi Paus]. Tidak punya pikiran apapun [ke arah untuk menjadi Paus]," ujar Adi saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com pada Rabu (7/5) malam.
Adi melanjutkan, "Kalau ditanya wartawan di sini kan dia [jurnalis] tanya kemungkinannya beliau [Kardinal Suharyo) terpilih 0,0 persen. Beliau bilang begitu." Hal senada juga diungkapkan oleh Kardinal Suharyo sendiri dalam beberapa kesempatan sebelumnya.
Sebelum konklaf resmi dimulai, para kardinal mengadakan serangkaian pertemuan pra-konklaf. Setelah pertemuan tersebut, awak media berupaya mendapatkan komentar dari para kardinal mengenai peluang mereka terpilih dan profil ideal calon Paus.
Saat ini, Kardinal Suharyo tengah menjalani proses konklaf yang berlangsung secara tertutup dan sangat rahasia. Para kardinal telah disumpah untuk menjaga kerahasiaan selama proses pemilihan dan dilarang menggunakan alat komunikasi apapun untuk menghindari intervensi dari pihak luar. Tempat tinggal mereka pun diisolasi selama konklaf berlangsung.
Adi Prasojo berharap agar Paus yang terpilih nantinya adalah sosok terbaik yang mampu membawa Gereja Katolik semakin relevan di tengah perubahan zaman. Ia juga menyampaikan bahwa Kardinal Suharyo berharap Paus yang baru akan memiliki keterbukaan seperti yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus.
"Kurang lebih juga sudah diceritakan beliau kepada kami para Kardinal berharap Paus yang baru ini betul-betul membawa gereja semakin relevan dan signifikan di tengah dunia sekarang," imbuh Adi. Dengan kata lain, Gereja Katolik membutuhkan seorang Paus yang progresif, bukan sosok konservatif atau tradisionalis.
Konklaf kali ini diikuti oleh 133 kardinal elektor, banyak di antaranya berasal dari negara-negara berkembang (Global South). Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai kandidat potensial Paus antara lain Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina dan Kardinal Pietro Parolin dari Italia. Keduanya dikenal sebagai tokoh yang progresif.
Namun, bukan tidak mungkin seorang kandidat yang tidak banyak diperbincangkan di publik justru terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik.
Proses pemilihan Paus, atau konklaf, adalah momen penting bagi umat Katolik di seluruh dunia. Biar makin paham dan bisa ikut merasakan keseruannya, yuk simak beberapa tips berikut!
1. Ketahui Syarat Pemilih dan Kandidat - Dalam konklaf, hanya kardinal di bawah usia 80 tahun yang berhak memilih (elektor). Mereka juga berpotensi untuk dipilih menjadi Paus. Jadi, pastikan kamu tahu siapa saja kardinal yang memenuhi syarat.
Contohnya, Kardinal Suharyo dari Indonesia memenuhi syarat karena usianya di bawah 80 tahun.
2. Pahami Sistem Pemungutan Suara - Paus terpilih harus mendapatkan minimal dua pertiga suara dari seluruh kardinal elektor. Ini menunjukkan bahwa pemilihan Paus membutuhkan konsensus yang kuat.
Bayangkan, jika ada 100 kardinal, seorang kandidat harus mendapatkan minimal 67 suara untuk terpilih.
3. Ikuti Perkembangan Berita - Media massa biasanya memberikan liputan yang luas mengenai konklaf. Ikuti berita-berita terbaru untuk mengetahui perkembangan terkini mengenai kandidat potensial dan suasana di Vatikan.
Kamu bisa mengikuti berita di CNNIndonesia.com, Kompas.com, atau media Katolik lainnya.
4. Pelajari Profil Kandidat Potensial - Cari tahu latar belakang, pandangan, dan pengalaman para kardinal yang disebut-sebut sebagai kandidat potensial Paus. Ini akan membantu kamu memahami arah Gereja Katolik di masa depan jika salah satu dari mereka terpilih.
Misalnya, cari tahu tentang Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina atau Kardinal Pietro Parolin dari Italia.
5. Berdoa untuk Pemilihan Paus yang Terbaik - Sebagai umat Katolik, kita bisa ikut berkontribusi dalam proses ini dengan berdoa agar Roh Kudus membimbing para kardinal dalam memilih Paus yang terbaik bagi Gereja Katolik.
Doakan agar Paus terpilih mampu membawa Gereja Katolik semakin relevan dan signifikan di tengah dunia yang terus berubah.
Apakah Bapak Kardinal Suharyo punya peluang besar menjadi Paus, Pak Bambang?
Menurut Sekretaris Jenderal KAJ, Adi Prasojo, Kardinal Suharyo sendiri tidak memiliki ambisi atau keinginan untuk menjadi Paus. Beliau merasa lebih terpanggil untuk melayani umat di Indonesia. - Adi Prasojo, Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta
Apa saja syarat untuk bisa menjadi elektor dalam konklaf, Bu Ratna?
Syarat utama untuk menjadi elektor adalah menjadi kardinal yang berusia di bawah 80 tahun pada saat konklaf dimulai. Usia ini dianggap sebagai batas kemampuan fisik dan mental untuk menjalankan tugas yang berat. - Romo Benny Susetyo, Rohaniwan Katolik
Bagaimana proses konklaf dilakukan, Mas Herman?
Proses konklaf berlangsung secara tertutup dan sangat rahasia. Para kardinal dikarantina di Vatikan dan dilarang berkomunikasi dengan dunia luar. Mereka akan terus melakukan pemungutan suara sampai ada kandidat yang mendapatkan dukungan minimal dua pertiga suara. - Gregorius Uskup, Pengamat Vatikan
Kandidat dari negara mana yang punya peluang besar menjadi Paus, Mbak Susi?
Sulit untuk memprediksi dengan pasti. Namun, beberapa nama yang sering disebut-sebut adalah Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina dan Kardinal Pietro Parolin dari Italia. Keduanya dikenal sebagai tokoh yang progresif dan dekat dengan Paus Fransiskus. - Magdalena Sitorus, Jurnalis Vatikan
Apa harapan Gereja Katolik terhadap Paus yang baru, Pak Joko?
Harapan besar adalah agar Paus yang baru mampu membawa Gereja Katolik semakin relevan dan signifikan di tengah perubahan zaman. Beliau diharapkan memiliki keterbukaan seperti Paus Fransiskus dan mampu menjawab tantangan-tantangan modern. - Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ, Filsuf dan Rohaniwan Katolik
Mengapa kerahasiaan begitu penting dalam proses konklaf, Bu Ani?
Kerahasiaan sangat penting untuk memastikan bahwa para kardinal dapat memilih dengan bebas dan tanpa tekanan dari pihak manapun. Hal ini juga untuk menjaga kesakralan proses pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik. - Alissa Wahid, Aktivis Lintas Agama