Maaf Dolar Tak Lagi Jadi Andalan, Ini Penjelasan Sri Mulyani, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Senin, 5 Mei 2025 oleh journal

Maaf Dolar Tak Lagi Jadi Andalan, Ini Penjelasan Sri Mulyani, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Dolar Kehilangan Daya Tarik, Yen dan Euro Jadi Primadona Baru

Rupanya, dolar AS tak lagi sekuat dulu. Di tengah gejolak ekonomi global, mata uang Paman Sam ini mulai ditinggalkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa yen Jepang dan euro Eropa kini menjadi aset aman pilihan para investor.

Sri Mulyani mencatat penguatan signifikan yen dan euro terhadap dolar AS. Hingga 28 April 2025, yen menguat 9,3% dan euro 9,1%. Sementara itu, rupiah terdepresiasi 4,5% dan dolar AS sendiri mengalami kontraksi 8,5%. Menariknya, mata uang China masih menunjukkan penguatan sebesar 0,1%.

"Safe haven sekarang adalah euro dan yen. Kita perlu mencermati dan waspada, meskipun Indonesia tidak kebal terhadap dampaknya. Komunikasi tetap menjadi kunci," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN di Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Menurunnya minat terhadap dolar AS disinyalir akibat ketidakpastian ekonomi yang bersumber dari AS sendiri. Perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump dan perselisihannya dengan Gubernur The Fed, Jerome Powell, menjadi faktor utama.

Sri Mulyani menyoroti kritik Trump terhadap Powell yang dianggap terlambat dalam menurunkan suku bunga. "Pak Powell disebut 'Mr. Too Late' oleh Pak Trump karena ia ingin suku bunga turun agar ekonomi terus tumbuh," ungkapnya. Ketegangan ini menambah ketidakpastian pasar dan berdampak negatif pada dolar AS.

Data menunjukkan indeks dolar AS mengalami penurunan tajam di era kepresidenan Trump. Kebijakan tarifnya justru mendorong investor mencari aset di luar AS, memperkuat mata uang lain seperti euro, franc Swiss, dan yen, serta meningkatkan harga emas.

Para analis, termasuk dari UBS Group AG dan Deutsche Bank AG, memperingatkan potensi pelemahan dolar lebih lanjut. Trader spekulatif juga meningkatkan taruhan terhadap penurunan dolar, menandakan kurangnya kepercayaan pasar terhadap mata uang AS.

Fluktuasi nilai tukar bisa berdampak pada keuangan kita. Berikut beberapa tips untuk menghadapinya:

1. Diversifikasi Aset - Jangan menyimpan semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda dalam berbagai mata uang dan instrumen keuangan.

Contoh: Selain rupiah, Anda bisa memiliki aset dalam dolar AS, euro, atau emas.

2. Pantau Informasi Pasar - Ikuti perkembangan ekonomi global dan pergerakan nilai tukar.

Manfaatkan berita dan analisis ekonomi untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

3. Konsultasi dengan Ahli Keuangan - Jika Anda bingung, jangan ragu berkonsultasi dengan perencana keuangan.

Mereka dapat membantu Anda menyusun strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda.

4. Lindung Nilai (Hedging) - Gunakan instrumen lindung nilai untuk mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar.

Misalnya, jika Anda memiliki utang dalam dolar AS, Anda bisa membeli dolar AS di muka untuk mengunci nilai tukarnya.

5. Kelola Utang Valas - Berhati-hatilah dalam mengambil utang dalam mata uang asing, terutama jika pendapatan Anda dalam rupiah.

Fluktuasi nilai tukar dapat meningkatkan beban utang Anda.

6. Jangan Panik - Fluktuasi nilai tukar adalah hal yang wajar. Jangan panik dan mengambil keputusan impulsif.

Tetap tenang dan ikuti strategi investasi jangka panjang Anda.

Apakah pelemahan dolar AS akan berdampak pada ekonomi Indonesia, Bu Ani?

(Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI) Tentu saja ada dampaknya, meskipun Indonesia tidak sepenuhnya kebal. Pelemahan dolar AS dapat mempengaruhi ekspor-impor kita dan aliran investasi. Namun, pemerintah terus memantau dan mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Pak Perry, bagaimana sebaiknya masyarakat awam menyikapi fluktuasi nilai tukar ini?

(Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia) Masyarakat tidak perlu panik. Fluktuasi nilai tukar adalah hal yang biasa dalam ekonomi global. Yang terpenting adalah bijak dalam mengelola keuangan, hindari spekulasi berlebihan, dan selalu pantau informasi dari sumber terpercaya.

Apa saran Ibu Destry bagi pelaku UMKM yang bergantung pada ekspor impor, terkait situasi ini?

(Destry Damayanti, Ekonom Senior) Pelaku UMKM perlu memahami risiko fluktuasi nilai tukar. Diversifikasi pasar ekspor dan penggunaan instrumen lindung nilai dapat membantu mengurangi dampak negatif. Selain itu, penting untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk.

Pak Faisal, apakah ada peluang investasi di tengah ketidakpastian global ini?

(Faisal Basri, Ekonom) Ketidakpastian selalu menciptakan peluang. Investor yang cermat dapat memanfaatkan momen ini untuk berinvestasi di aset-aset yang undervalued. Namun, penting untuk melakukan riset dan analisis yang mendalam sebelum mengambil keputusan.

Bu Chatib, apa dampak jangka panjang dari perang dagang AS-China terhadap perekonomian global?

(Enny Sri Hartati Chatib, Ekonom) Perang dagang dapat mengganggu rantai pasok global dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Dampak jangka panjangnya bisa berupa resesi global dan perubahan peta perdagangan dunia. Kerjasama internasional dan negosiasi menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.