Ketahui 7 Manfaat Buah Blonceng yang Bikin Penasaran!
Selasa, 24 Juni 2025 oleh journal
Blonceng, buah yang sering diolah menjadi sayur atau manisan, menawarkan berbagai keuntungan bagi kesehatan. Kandungan nutrisi di dalamnya, seperti vitamin, mineral, dan serat, berkontribusi pada peningkatan daya tahan tubuh, pencernaan yang lebih baik, serta potensi perlindungan terhadap penyakit tertentu. Konsumsi rutin dapat mendukung hidrasi tubuh karena kandungan airnya yang tinggi.
"Buah blonceng, meski seringkali dianggap sederhana, memiliki potensi signifikan dalam mendukung kesehatan. Kandungan gizinya, terutama serat dan antioksidan, menjadikannya pilihan yang baik untuk dimasukkan dalam pola makan seimbang," ujar Dr. Amelia Sari, seorang ahli gizi klinis dari Rumah Sakit Sehat Selalu.
Dr. Amelia menambahkan, "Efek positifnya pada pencernaan dan hidrasi tubuh adalah dua manfaat utama yang seringkali terabaikan."
Penelitian menunjukkan bahwa buah ini mengandung senyawa seperti cucurbitacin, yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Seratnya membantu melancarkan pencernaan, mencegah konstipasi, dan menjaga kesehatan usus. Kandungan airnya yang tinggi mendukung hidrasi tubuh, penting untuk fungsi organ yang optimal. Untuk mendapatkan manfaat optimal, disarankan mengonsumsi buah ini secara teratur sebagai bagian dari diet seimbang, baik diolah menjadi sayur, sup, atau minuman segar. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti perut kembung pada beberapa orang.
Manfaat Buah Blonceng
Buah blonceng menawarkan serangkaian manfaat kesehatan yang signifikan. Manfaat ini berasal dari kandungan nutrisi yang beragam, menjadikannya tambahan berharga untuk diet seimbang. Berikut adalah tujuh manfaat utama buah blonceng:
- Hidrasi
- Pencernaan lancar
- Antioksidan
- Anti-inflamasi
- Kesehatan usus
- Daya tahan tubuh
- Rendah kalori
Manfaat-manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Kandungan air yang tinggi pada blonceng membantu menjaga hidrasi tubuh, sementara seratnya mendukung pencernaan yang sehat dan mencegah sembelit. Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mengurangi peradangan. Sebagai makanan rendah kalori, blonceng dapat mendukung manajemen berat badan, menjadikannya pilihan yang cerdas untuk dimasukkan dalam berbagai jenis hidangan.
Hidrasi
Kecukupan cairan tubuh, atau hidrasi, memegang peranan krusial dalam berbagai fungsi fisiologis. Kondisi hidrasi yang optimal berkontribusi signifikan terhadap kesehatan secara menyeluruh, dan konsumsi buah blonceng dapat mendukung tercapainya tingkat hidrasi yang memadai.
- Kandungan Air Tinggi
Blonceng tersusun dari sebagian besar air, menjadikannya sumber hidrasi alami yang efektif. Konsumsi buah ini membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang melalui aktivitas sehari-hari, keringat, dan proses metabolisme.
- Dukungan Fungsi Organ
Hidrasi yang cukup sangat penting untuk fungsi organ yang optimal, termasuk ginjal, jantung, dan otak. Blonceng membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, mendukung kinerja organ-organ vital tersebut.
- Regulasi Suhu Tubuh
Cairan berperan dalam mengatur suhu tubuh. Konsumsi blonceng dapat membantu mendinginkan tubuh, terutama saat cuaca panas atau setelah berolahraga, mencegah heatstroke dan dehidrasi.
- Transportasi Nutrisi
Cairan membantu mengangkut nutrisi ke seluruh sel tubuh. Dengan mendukung hidrasi, blonceng memastikan nutrisi dari makanan lain dapat diserap dan didistribusikan secara efisien.
Keempat aspek tersebut menegaskan bahwa konsumsi blonceng sebagai sumber hidrasi tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan, tetapi juga mendukung berbagai proses biologis penting. Dengan demikian, memasukkan blonceng ke dalam pola makan dapat menjadi strategi yang efektif untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Pencernaan Lancar
Kelancaran proses pencernaan merupakan fondasi penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Buah blonceng, dengan komposisi nutrisinya yang unik, berkontribusi signifikan terhadap terciptanya kondisi pencernaan yang optimal. Efek positif ini melampaui sekadar kenyamanan, dan memiliki implikasi luas terhadap penyerapan nutrisi, pengelolaan berat badan, dan pencegahan penyakit.
- Kandungan Serat Tinggi
Serat, komponen penting dalam blonceng, berperan sebagai "sapu" alami dalam sistem pencernaan. Serat meningkatkan volume tinja, mempermudah pergerakannya melalui usus, dan mencegah konstipasi. Contoh nyata adalah penurunan frekuensi sembelit pada individu yang secara rutin mengonsumsi makanan kaya serat, termasuk blonceng. Dampaknya adalah berkurangnya risiko komplikasi seperti wasir dan divertikulitis.
- Prebiotik Alami
Blonceng mengandung prebiotik, yaitu serat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi menjadi makanan bagi bakteri baik (probiotik) di usus. Probiotik membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang penting untuk pencernaan yang sehat dan sistem kekebalan tubuh yang kuat. Ketidakseimbangan mikrobiota usus dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), dan konsumsi prebiotik dari blonceng dapat membantu memulihkannya.
- Kandungan Air yang Signifikan
Kandungan air yang tinggi dalam blonceng membantu melunakkan tinja dan memfasilitasi pergerakannya melalui usus. Dehidrasi seringkali menjadi penyebab utama konstipasi, dan konsumsi blonceng dapat membantu mencegahnya. Efek ini sangat bermanfaat bagi individu yang kurang mengonsumsi air putih atau memiliki kondisi medis yang meningkatkan risiko dehidrasi.
- Efek Laksatif Ringan
Beberapa senyawa dalam blonceng memiliki efek laksatif ringan, membantu merangsang pergerakan usus dan mencegah penumpukan tinja. Efek ini tidak sekuat laksatif kimia, tetapi cukup untuk membantu menjaga keteraturan buang air besar tanpa menyebabkan ketergantungan.
- Membantu Penyerapan Nutrisi
Dengan membersihkan usus dan menjaga keseimbangan mikrobiota, blonceng membantu meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan lain. Usus yang bersih dan sehat lebih mampu menyerap vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya, memastikan tubuh mendapatkan manfaat maksimal dari makanan yang dikonsumsi.
- Mengurangi Risiko Kanker Kolorektal
Konsumsi serat yang cukup, yang dapat diperoleh dari blonceng, telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker kolorektal. Serat membantu mengurangi waktu kontak antara zat-zat karsinogenik dalam tinja dengan dinding usus, serta mendorong pertumbuhan bakteri baik yang menghasilkan senyawa pelindung.
Secara keseluruhan, manfaat blonceng bagi kelancaran pencernaan bersifat multifaset, melibatkan interaksi kompleks antara serat, prebiotik, air, dan senyawa bioaktif lainnya. Dengan memasukkan blonceng ke dalam diet harian, individu dapat secara signifikan meningkatkan kesehatan pencernaan mereka, yang pada gilirannya berkontribusi pada kesejahteraan secara keseluruhan.
Antioksidan
Keberadaan antioksidan dalam buah ini memberikan kontribusi signifikan terhadap potensinya dalam menjaga kesehatan seluler. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan memicu stres oksidatif. Stres oksidatif telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.
Buah ini mengandung berbagai jenis antioksidan, termasuk vitamin C dan senyawa fenolik. Vitamin C dikenal luas karena kemampuannya melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, serta berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Senyawa fenolik, seperti flavonoid, juga memiliki sifat antioksidan yang kuat dan telah terbukti memiliki efek perlindungan terhadap penyakit tertentu.
Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan yang terkandung di dalamnya membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Perlindungan ini dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis dan memperlambat proses penuaan. Konsumsi rutin buah ini sebagai bagian dari pola makan seimbang dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan asupan antioksidan dan mendukung kesehatan jangka panjang.
Anti-inflamasi
Peradangan, atau inflamasi, merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat menjadi akar dari berbagai penyakit serius seperti arthritis, penyakit jantung, dan bahkan kanker. Kemampuan suatu bahan pangan untuk meredakan peradangan, atau memiliki sifat anti-inflamasi, menjadi aspek penting dalam mendukung kesehatan. Buah ini mengandung senyawa-senyawa yang berpotensi mengurangi peradangan dalam tubuh.
Senyawa cucurbitacin, yang ditemukan dalam buah ini, telah dipelajari karena sifat anti-inflamasinya. Penelitian awal menunjukkan bahwa cucurbitacin dapat menghambat produksi mediator inflamasi, yaitu zat-zat yang memicu dan memperburuk peradangan. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme kerjanya secara utuh dan menguji efektivitasnya pada manusia, temuan ini memberikan dasar ilmiah untuk potensi buah ini sebagai agen anti-inflamasi.
Selain cucurbitacin, kandungan antioksidan yang tinggi dalam buah ini juga berkontribusi pada efek anti-inflamasinya. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas, yang dapat memicu stres oksidatif dan peradangan. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mengurangi respons peradangan.
Meskipun buah ini tidak dapat menggantikan pengobatan medis untuk kondisi peradangan kronis, konsumsinya sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan dukungan tambahan dalam mengelola peradangan. Kombinasi senyawa cucurbitacin dan antioksidan menjadikan buah ini sebagai pilihan yang menarik untuk dipertimbangkan dalam upaya mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Penting untuk dicatat bahwa hasil yang diperoleh dapat bervariasi antar individu, dan konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet, terutama jika memiliki kondisi medis yang mendasari.
Kesehatan Usus
Kesehatan usus memegang peranan sentral dalam kesejahteraan fisik dan mental. Keseimbangan mikrobiota usus, integritas lapisan usus, dan kelancaran fungsi pencernaan adalah elemen-elemen kunci yang berkontribusi pada kesehatan usus secara keseluruhan. Konsumsi makanan tertentu dapat memberikan dukungan signifikan terhadap elemen-elemen ini, yang selanjutnya berimplikasi pada berbagai aspek kesehatan.
- Prebiotik Alami Mendukung Mikrobiota Usus
Buah ini mengandung serat prebiotik yang tidak tercerna oleh tubuh, melainkan menjadi sumber makanan bagi bakteri baik di usus (probiotik). Pertumbuhan dan aktivitas probiotik ini membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, mencegah pertumbuhan bakteri patogen, dan meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA) yang bermanfaat bagi kesehatan usus dan tubuh secara keseluruhan. Contohnya, peningkatan asupan serat prebiotik dapat mengurangi gejala sindrom iritasi usus besar (IBS) pada beberapa individu.
- Serat Meningkatkan Produksi Asam Lemak Rantai Pendek (SCFA)
Bakteri baik di usus memfermentasi serat dari buah ini, menghasilkan SCFA seperti butirat, asetat, dan propionat. Butirat, khususnya, merupakan sumber energi utama bagi sel-sel usus (kolonosit) dan membantu menjaga integritas lapisan usus. SCFA juga memiliki efek anti-inflamasi dan dapat membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi butirat dapat mengurangi risiko kanker kolorektal.
- Serat Mempromosikan Keteraturan Buang Air Besar
Kandungan serat yang tinggi dalam buah ini membantu meningkatkan volume tinja dan memfasilitasi pergerakannya melalui usus, mencegah konstipasi. Konstipasi kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk wasir dan divertikulitis. Konsumsi buah ini secara teratur dapat membantu menjaga keteraturan buang air besar dan mengurangi risiko komplikasi tersebut.
- Senyawa Anti-inflamasi Mengurangi Peradangan Usus
Beberapa senyawa dalam buah ini memiliki sifat anti-inflamasi, yang dapat membantu mengurangi peradangan di usus. Peradangan kronis di usus dapat merusak lapisan usus dan meningkatkan risiko penyakit radang usus (IBD) seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Senyawa anti-inflamasi dapat membantu melindungi lapisan usus dan mengurangi gejala IBD.
- Hidrasi Mendukung Fungsi Pencernaan Optimal
Kandungan air yang tinggi dalam buah ini membantu melunakkan tinja dan memfasilitasi pergerakannya melalui usus. Dehidrasi dapat memperburuk konstipasi dan mengganggu fungsi pencernaan. Konsumsi buah ini dapat membantu menjaga hidrasi yang optimal dan mendukung fungsi pencernaan yang sehat.
- Potensi Perlindungan terhadap Kanker Kolorektal
Kandungan serat dan antioksidan dalam buah ini dapat berkontribusi pada penurunan risiko kanker kolorektal. Serat membantu mengurangi waktu kontak antara zat-zat karsinogenik dalam tinja dengan dinding usus, sementara antioksidan melindungi sel-sel usus dari kerusakan akibat radikal bebas.
Dengan demikian, konsumsi buah ini memberikan dukungan multifaset terhadap kesehatan usus, mulai dari menjaga keseimbangan mikrobiota hingga mengurangi peradangan dan mempromosikan keteraturan buang air besar. Efek-efek positif ini berkontribusi pada kesehatan tubuh secara keseluruhan dan dapat membantu mengurangi risiko berbagai penyakit kronis.
Daya tahan tubuh
Sistem imun yang kuat, atau daya tahan tubuh, merupakan pertahanan esensial terhadap berbagai ancaman kesehatan, termasuk infeksi bakteri, virus, dan penyakit lainnya. Konsumsi nutrisi yang tepat memegang peranan krusial dalam menjaga dan meningkatkan fungsi sistem imun. Beberapa komponen dalam buah blonceng berpotensi mendukung mekanisme pertahanan alami tubuh.
- Vitamin C sebagai Pendorong Imunitas
Buah ini mengandung vitamin C, sebuah antioksidan yang dikenal luas karena perannya dalam mendukung sistem imun. Vitamin C membantu merangsang produksi dan fungsi sel-sel imun, seperti sel darah putih, yang berperan dalam melawan infeksi. Kekurangan vitamin C dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Contohnya, konsumsi vitamin C secara teratur dapat membantu mengurangi durasi dan tingkat keparahan pilek.
- Antioksidan Melawan Radikal Bebas
Selain vitamin C, buah ini mengandung antioksidan lain yang membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan melemahkan sistem imun. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menjaga fungsi optimal sel-sel imun dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
- Hidrasi Mendukung Fungsi Seluler
Kandungan air yang tinggi dalam buah ini membantu menjaga hidrasi tubuh, yang penting untuk fungsi seluler yang optimal, termasuk fungsi sel-sel imun. Dehidrasi dapat mengganggu fungsi sistem imun dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Dengan mendukung hidrasi yang cukup, buah ini membantu memastikan sel-sel imun dapat berfungsi secara efektif.
- Serat untuk Kesehatan Usus
Kesehatan usus memiliki dampak signifikan terhadap sistem imun. Sebagian besar sel-sel imun terletak di usus, dan keseimbangan mikrobiota usus yang sehat penting untuk fungsi sistem imun yang optimal. Serat dalam buah ini membantu mempromosikan pertumbuhan bakteri baik di usus, yang pada gilirannya mendukung fungsi sistem imun dan meningkatkan daya tahan tubuh.
- Potensi Efek Anti-inflamasi
Peradangan kronis dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Beberapa senyawa dalam buah ini memiliki sifat anti-inflamasi, yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh dan mendukung fungsi sistem imun yang sehat. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, potensi efek anti-inflamasi ini menjanjikan dalam konteks peningkatan daya tahan tubuh.
Dengan demikian, konsumsi buah ini, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan dukungan terhadap daya tahan tubuh melalui berbagai mekanisme, termasuk peningkatan asupan vitamin C dan antioksidan, hidrasi yang cukup, dukungan terhadap kesehatan usus, dan potensi efek anti-inflamasi. Meskipun buah ini bukan pengganti pengobatan medis, ia dapat menjadi tambahan yang bermanfaat dalam upaya menjaga kesehatan dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.
Rendah Kalori
Karakteristik kandungan kalori yang minimal dalam buah ini menjadikannya pilihan yang strategis dalam konteks pengelolaan berat badan dan kesehatan metabolik. Kontribusinya terhadap asupan kalori harian relatif kecil, sehingga memungkinkan individu untuk menikmati manfaat nutrisinya tanpa berpotensi mengalami surplus kalori yang dapat memicu kenaikan berat badan. Keunggulan ini beresonansi dengan upaya pengendalian berat badan, di mana defisit kalori seringkali menjadi prinsip utama.
Selain itu, sifat rendah kalori ini juga relevan bagi individu yang memperhatikan kadar gula darah. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah dan kandungan kalori minimal, seperti buah ini, cenderung tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan. Aspek ini krusial dalam pengelolaan diabetes dan pencegahan resistensi insulin.
Lebih lanjut, karakteristik ini memungkinkan integrasi buah ini ke dalam berbagai jenis diet dan pola makan, termasuk diet rendah karbohidrat, diet vegetarian, dan diet seimbang secara umum. Fleksibilitas ini menjadikan buah ini sebagai sumber nutrisi yang inklusif, dapat diakses oleh berbagai kalangan dengan preferensi diet yang berbeda.
Dengan demikian, kandungan kalori yang rendah tidak hanya sekadar angka, melainkan faktor penting yang berkontribusi pada profil kesehatan buah ini secara keseluruhan, mendukung pengelolaan berat badan, stabilitas gula darah, dan integrasi yang mudah ke dalam berbagai pola makan.
Tips Pemanfaatan Optimal
Untuk memaksimalkan potensi kesehatan yang ditawarkan oleh buah ini, penerapan beberapa strategi dapat dipertimbangkan. Pendekatan yang cermat dalam pemilihan, pengolahan, dan konsumsi akan memastikan perolehan manfaat yang optimal.
Tip 1: Pemilihan Buah yang Tepat
Pilihlah buah yang terasa padat dan berat untuk ukurannya. Hindari buah yang memar, lunak, atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Kulit yang mulus dan berwarna seragam umumnya mengindikasikan kualitas yang baik.
Tip 2: Pengolahan yang Mempertahankan Nutrisi
Metode pengolahan yang minim dapat membantu mempertahankan kandungan nutrisi. Mengukus, merebus sebentar, atau mengonsumsi mentah (setelah dikupas dan dibersihkan) lebih disarankan daripada menggoreng atau merebus terlalu lama.
Tip 3: Kombinasi dengan Bahan Makanan Lain
Padukan buah ini dengan bahan makanan lain yang kaya nutrisi untuk menciptakan hidangan yang seimbang. Misalnya, tambahkan ke dalam sup sayuran, salad, atau tumisan dengan sumber protein dan lemak sehat.
Tip 4: Konsumsi Secara Teratur dalam Jumlah Moderat
Konsumsi secara teratur dalam jumlah yang wajar lebih efektif daripada mengonsumsi dalam jumlah besar secara sporadis. Integrasikan ke dalam pola makan harian atau mingguan secara konsisten.
Tip 5: Perhatikan Reaksi Tubuh
Perhatikan bagaimana tubuh bereaksi setelah mengonsumsi. Meskipun jarang terjadi, beberapa individu mungkin mengalami alergi atau intoleransi. Jika timbul gejala yang tidak biasa, hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan profesional kesehatan.
Tip 6: Variasi dalam Pengolahan
Eksplorasi berbagai cara pengolahan untuk menghindari kebosanan dan memaksimalkan manfaat. Buah ini dapat diolah menjadi berbagai hidangan, mulai dari sayur, sup, manisan, hingga minuman segar.
Dengan mengikuti tips ini, individu dapat mengoptimalkan potensi kesehatan yang ditawarkan oleh buah yang serbaguna ini, menjadikannya sebagai bagian integral dari pola makan yang sehat dan seimbang.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Beberapa penelitian eksploratif telah meneliti efek ekstrak dari tanaman Benincasa hispida (nama ilmiah blonceng) pada model hewan. Studi-studi ini berfokus pada potensi antioksidan dan anti-inflamasi, dengan hasil yang menunjukkan adanya aktivitas biologis yang relevan. Misalnya, satu studi menemukan bahwa ekstrak tertentu dapat mengurangi indikator stres oksidatif pada tikus yang diinduksi dengan zat kimia tertentu. Meskipun menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa studi-studi ini dilakukan pada hewan dan hasilnya tidak secara langsung dapat diterjemahkan ke manusia.
Investigasi lebih lanjut berfokus pada komponen bioaktif spesifik yang ditemukan dalam buah ini. Cucurbitacin, misalnya, telah menjadi subjek penelitian karena potensi efek farmakologisnya. Beberapa penelitian in vitro (dalam tabung reaksi) menunjukkan bahwa cucurbitacin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker tertentu. Namun, penelitian ini berada pada tahap awal, dan belum ada bukti yang meyakinkan bahwa cucurbitacin memiliki efek anti-kanker yang signifikan pada manusia melalui konsumsi makanan saja.
Meskipun studi kasus klinis spesifik yang secara langsung menguji efek konsumsi buah ini pada manusia masih terbatas, terdapat data anekdotal dan observasional yang menunjukkan potensi manfaatnya. Beberapa praktisi kesehatan tradisional merekomendasikan konsumsi buah ini untuk mendukung hidrasi dan pencernaan yang sehat. Namun, klaim ini memerlukan validasi melalui penelitian klinis yang ketat dengan desain yang terkontrol dan ukuran sampel yang memadai.
Oleh karena itu, penting untuk menafsirkan bukti yang ada dengan hati-hati. Sementara penelitian pendahuluan menunjukkan potensi yang menarik, diperlukan lebih banyak penelitian klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi efek kesehatan yang dikaitkan dengan konsumsi buah ini. Individu yang mempertimbangkan untuk memasukkan buah ini ke dalam diet mereka untuk tujuan kesehatan tertentu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi.