Temukan Cara Ampuh Mencegah Stroke Menurut Ahli Kesehatan agar tetap sehat dan aktif
Senin, 26 Mei 2025 oleh journal
Cara Ampuh Mencegah Stroke: Panduan Lengkap dari Ahli Kesehatan
Stroke, penyakit yang menakutkan dan menjadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia, sebenarnya bisa kita hindari. Kuncinya adalah gaya hidup sehat dan disiplin. Data dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menunjukkan bahwa stroke menyumbang hampir 20% dari total kematian di negara kita pada tahun 2019. Angka yang cukup mencemaskan, bukan?
Meskipun seringkali dikaitkan dengan usia lanjut, stroke ternyata bisa menyerang siapa saja. World Stroke Day mencatat bahwa lebih dari separuh kasus stroke terjadi pada usia di bawah 70 tahun, bahkan sekitar 16% dialami oleh mereka yang belum genap 50 tahun. Ini menunjukkan bahwa pencegahan stroke adalah hal penting bagi semua kalangan usia.
Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Ahmad Akbar, Sp.PD, menegaskan bahwa pencegahan stroke sangat mungkin dilakukan dengan perubahan gaya hidup yang tepat. Lalu, langkah-langkah apa saja yang perlu kita lakukan?
Kiat Jitu Mencegah Stroke Sejak Dini
Berikut adalah beberapa langkah penting yang direkomendasikan oleh dr. Akbar untuk menurunkan risiko stroke secara signifikan:
1. Jaga Tekanan Darah Tetap Stabil
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah musuh utama. Jika tidak terkontrol, hipertensi dapat memicu stroke. Kombinasi antara gaya hidup sehat dan pengobatan medis seringkali diperlukan untuk mengelola tekanan darah tinggi. Mayo Clinic menyarankan untuk rutin memantau tekanan darah dan berkonsultasi dengan dokter jika angkanya di atas normal.
2. Perhatikan Pola Makan Anda
Apa yang Anda makan sangat berpengaruh pada risiko stroke. Pola makan yang buruk dapat memicu hipertensi, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), diabetes, dan kadar kolesterol tinggi. Semua kondisi ini meningkatkan risiko stroke. Jadi, usahakan untuk mengonsumsi makanan yang seimbang, kaya serat, rendah lemak jenuh, dan batasi asupan garam serta gula.
3. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), dan menjaga elastisitas pembuluh darah. WHO merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang setiap minggu. Anda bisa membaginya menjadi sesi-sesi kecil, misalnya 30 menit selama lima hari dalam seminggu.
4. Kelola Stres dengan Bijak
Stres yang tidak terkendali dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk meningkatkan risiko stroke. Data dari World Stroke Organization menunjukkan bahwa satu dari enam pasien stroke mengalami depresi atau stres. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau sekadar meluangkan waktu untuk melakukan hobi yang Anda sukai.
5. Berhenti Merokok
Merokok adalah faktor risiko yang sangat kuat untuk terjadinya stroke. Perokok berat memiliki risiko stroke enam kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Jika Anda merokok, segera cari bantuan untuk berhenti. Banyak program dan sumber daya yang tersedia untuk membantu Anda mengatasi kecanduan nikotin.
6. Jaga Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko stroke karena dapat memicu hipertensi dan diabetes. Kementerian Kesehatan RI menetapkan indeks massa tubuh (IMT) ideal bagi orang Indonesia adalah antara 18,5 sampai 25. Jika IMT Anda di atas angka tersebut, usahakan untuk menurunkan berat badan secara bertahap melalui diet sehat dan olahraga teratur.
Kenali Gejala Stroke Sejak Dini: Waspada dan Bertindak Cepat!
Gejala stroke bisa bervariasi tergantung pada area otak yang terkena. Namun, ada beberapa tanda umum yang perlu Anda waspadai:
- Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
- Mati rasa, kelemahan, atau kelumpuhan pada wajah, lengan, atau kaki (biasanya hanya pada satu sisi tubuh)
- Gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata
- Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba
- Kesulitan berjalan atau kehilangan keseimbangan
Untuk mengenali stroke dengan cepat, ingatlah metode F.A.S.T.:
- F (Face): Apakah satu sisi wajah terlihat turun saat tersenyum?
- A (Arms): Apakah satu lengan melemah atau turun saat diangkat?
- S (Speech): Apakah suara menjadi tidak jelas atau cadel?
- T (Time): Jika ada gejala tersebut, segera hubungi layanan medis darurat. Waktu adalah kunci untuk meminimalkan kerusakan otak.
Jangan pernah menunda pemeriksaan medis jika Anda mengalami gejala stroke. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk pulih dan mencegah kecacatan permanen.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menurunkan risiko stroke:
1. Rutin Mengukur Tekanan Darah - Tekanan darah tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, penting untuk rutin mengukur tekanan darah Anda, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan hipertensi. Anda bisa menggunakan alat pengukur tekanan darah di rumah atau memeriksakannya di fasilitas kesehatan terdekat.
Idealnya, tekanan darah Anda berada di bawah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah Anda lebih tinggi, segera konsultasikan dengan dokter.
2. Ganti Minyak Goreng dengan yang Lebih Sehat - Hindari minyak goreng yang mengandung banyak lemak jenuh, seperti minyak kelapa sawit. Beralihlah ke minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun atau minyak kanola. Minyak zaitun kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang baik untuk kesehatan jantung.
Saat memasak, gunakan minyak secukupnya dan hindari menggoreng makanan terlalu sering.
3. Perbanyak Konsumsi Buah dan Sayur - Buah dan sayur kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Usahakan untuk mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayur setiap hari.
Contohnya, Anda bisa menambahkan buah beri ke dalam sarapan oatmeal Anda, mengonsumsi salad saat makan siang, dan menambahkan sayuran hijau ke dalam makan malam Anda.
4. Cari Cara Efektif untuk Mengelola Stres - Stres kronis dapat meningkatkan risiko stroke. Temukan cara yang efektif untuk mengelola stres Anda, seperti berolahraga, bermeditasi, melakukan hobi, atau menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih.
Jika Anda merasa kesulitan mengelola stres sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau terapis.
5. Batasi Konsumsi Alkohol - Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke. Jika Anda mengonsumsi alkohol, lakukanlah dengan moderasi. Bagi wanita, batasi konsumsi alkohol hingga satu gelas per hari, dan bagi pria, batasi hingga dua gelas per hari.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang boleh mengonsumsi alkohol, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.
6. Tidur yang Cukup - Kurang tidur dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar hormon stres, yang keduanya dapat meningkatkan risiko stroke. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam.
Ciptakan rutinitas tidur yang teratur, hindari kafein dan alkohol sebelum tidur, dan pastikan kamar tidur Anda gelap, tenang, dan sejuk.
Apakah benar stroke hanya menyerang orang tua, menurut pendapat Ibu Ratna?
Menurut dr. Teuku Adifitrian, Sp.S, seorang neurolog terkemuka, "Meskipun risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia, bukan berarti hanya orang tua yang berisiko. Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan kurang olahraga, dapat meningkatkan risiko stroke pada usia muda."
Pak Budi bertanya, bagaimana cara paling efektif untuk menurunkan tekanan darah secara alami?
Menurut ahli gizi Jansen Ongko, MSc, RD, "Cara paling efektif untuk menurunkan tekanan darah secara alami adalah dengan mengurangi asupan garam, memperbanyak konsumsi kalium dari buah dan sayur, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik."
Apa saja makanan yang sebaiknya dihindari untuk mencegah stroke, menurut Ibu Sinta?
Menurut dr. Tan Shot Yen, seorang dokter dan ahli gizi, "Makanan yang sebaiknya dihindari untuk mencegah stroke adalah makanan yang tinggi garam, lemak jenuh, dan kolesterol, seperti makanan olahan, gorengan, dan daging merah berlemak."
Menurut Pak Joko, seberapa penting olahraga dalam pencegahan stroke?
Menurut Menpora Dito Ariotedjo, "Olahraga sangat penting dalam pencegahan stroke. Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta menurunkan risiko hipertensi dan diabetes, yang merupakan faktor risiko utama stroke."
Bagaimana cara membedakan gejala stroke dengan penyakit lain, menurut Ibu Ani?
Menurut dr. Yuda Turana, Sp.S, seorang neurolog, "Gejala stroke biasanya muncul secara tiba-tiba dan melibatkan kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, gangguan penglihatan, dan sakit kepala hebat. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis."
Apa saja yang perlu dilakukan jika melihat seseorang mengalami gejala stroke, menurut Pak Herman?
Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, "Jika Anda melihat seseorang mengalami gejala stroke, segera hubungi layanan ambulans atau bawa ke rumah sakit terdekat. Waktu adalah kunci, semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk pemulihan."