Apple dan Instagram Ngamuk Mengaku Diperas, Minta Tolong Donald Trump Akibat Penipuan Besar,besaran
Jumat, 25 April 2025 oleh journal
Apple dan Instagram Mengadu ke Trump: Uni Eropa Memeras!
Raksasa teknologi AS seperti Apple dan Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, mengadu ke Presiden Donald Trump setelah Uni Eropa menjatuhkan denda total sebesar US$800 juta (Rp 13,5 triliun). Mereka merasa diperas dan menuntut perhatian pemerintah AS.
Meta paling vokal menyuarakan protes. Joel Kaplan, Chief Global Affairs Meta, menyamakan denda dan paksaan untuk mengubah model bisnis iklan mereka dengan tarif impor. "Ini seperti tarif impor miliaran dolar yang memaksa kami menawarkan layanan yang lebih buruk," ujarnya, dikutip Reuters.
Kay Hezemi-Jebelli dari Chamber of Progress, sebuah kelompok lobi perusahaan teknologi, menyebut denda ini sebagai eskalasi perang dagang. Ia mendesak pemerintah AS untuk lebih memperhatikan regulasi di Uni Eropa, terutama Digital Markets Act (DMA) yang bertujuan menciptakan pasar digital yang lebih adil dan kompetitif.
Pemerintahan Trump menyambut keluhan tersebut. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS (NSC), Brian Hughes, mengatakan kepada Politico bahwa denda terhadap Apple dan Meta adalah pemerasan ekonomi yang tidak akan ditoleransi AS.
"Regulasi di luar negeri yang menargetkan perusahaan AS, menghambat inovasi, dan memungkinkan sensor akan dinilai sebagai hambatan perdagangan dan ancaman terhadap masyarakat sipil yang bebas," tegas Hughes.
Meta berharap Trump memasukkan DMA dalam negosiasi perdagangan dengan Uni Eropa, merujuk laporan Perwakilan Dagang AS yang menganggap DMA sebagai hambatan perdagangan non-tarif. Sementara itu, Apple enggan berkomentar langsung tentang negosiasi tersebut, namun menekankan bahwa denda €500 juta dan pemaksaan perubahan aturan akan berdampak buruk pada privasi dan keamanan pengguna, serta memaksa mereka menyerahkan teknologi secara gratis.
Berikut beberapa tips untuk memahami regulasi digital di Uni Eropa dan dampaknya bagi perusahaan teknologi:
1. Pelajari DMA dan GDPR. - Pahami inti dari Digital Markets Act (DMA) dan General Data Protection Regulation (GDPR). Kedua regulasi ini memiliki dampak signifikan bagi perusahaan teknologi yang beroperasi di Eropa. Misalnya, DMA bertujuan untuk mencegah perusahaan besar menyalahgunakan dominasi pasar mereka, sementara GDPR mengatur perlindungan data pribadi.
2. Ikuti perkembangan berita. - Pantau berita dan analisis terkait regulasi digital di Uni Eropa. Ini akan membantu Anda memahami perkembangan terbaru dan potensi dampaknya bagi bisnis Anda. Contohnya, ikuti perkembangan negosiasi perdagangan antara AS dan Uni Eropa.
3. Konsultasikan dengan ahli. - Jika Anda memiliki bisnis teknologi yang beroperasi di Eropa, konsultasikan dengan ahli hukum yang специализируется dalam regulasi digital. Mereka dapat memberikan panduan dan nasihat yang tepat untuk memastikan kepatuhan bisnis Anda.
4. Bersiaplah untuk adaptasi. - Regulasi digital terus berkembang. Bersiaplah untuk mengadaptasi strategi bisnis Anda agar tetap sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya, pertimbangkan untuk mengubah model bisnis iklan Anda jika diperlukan.
Apa dampak DMA bagi konsumen di Indonesia, Bu Sri Mulyani?
(Sri Mulyani, Menteri Keuangan): DMA lebih fokus pada persaingan usaha di Eropa, jadi dampak langsungnya ke konsumen Indonesia mungkin terbatas. Namun, secara tidak langsung, regulasi ini bisa memengaruhi layanan dan harga produk digital yang ditawarkan perusahaan global di Indonesia.
Bagaimana pandangan Bapak Nadiem Makarim tentang denda yang dijatuhkan Uni Eropa kepada perusahaan teknologi AS?
(Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi): Ini menunjukkan pentingnya regulasi yang kuat di era digital. Setiap negara punya hak untuk mengatur pasar digitalnya sendiri demi kepentingan warganya.
Pak Johnny G. Plate, apa tanggapan Kominfo terkait isu ini?
(Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika): Kominfo terus memantau perkembangan regulasi digital global. Kami berkomitmen untuk menciptakan iklim usaha digital yang sehat dan adil di Indonesia, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
Apakah Indonesia perlu mengadopsi regulasi serupa DMA, Pak Airlangga Hartarto?
(Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian): Pemerintah sedang mengkaji berbagai regulasi digital global, termasuk DMA, untuk merumuskan kebijakan yang tepat bagi Indonesia. Prioritas kami adalah menciptakan ekosistem digital yang kondusif bagi inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
Bagaimana pendapat Ibu Rosan Roeslani tentang tudingan pemerasan yang dilontarkan perusahaan teknologi AS?
(Rosan Roeslani, Ketua KADIN): Penting bagi semua pihak untuk menghormati aturan main yang berlaku di setiap negara. Dialog dan negosiasi adalah kunci untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan.
Apa saran Bapak Perry Warjiyo bagi perusahaan teknologi yang beroperasi secara global, terkait regulasi yang berbeda di setiap negara?
(Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia): Perusahaan teknologi perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang regulasi di setiap negara tempat mereka beroperasi. Kepatuhan terhadap regulasi adalah kunci untuk keberlanjutan bisnis di era global.