Inilah Harapan Baru, Obat Ini Turunkan Hipertensi dalam Minggu, Lebih Efektif Sekarang!

Jumat, 16 Mei 2025 oleh journal

Inilah Harapan Baru, Obat Ini Turunkan Hipertensi dalam Minggu, Lebih Efektif Sekarang!

Harapan Baru Bagi Penderita Hipertensi: Obat Ini Janjikan Penurunan Tekanan Darah dalam Hitungan Minggu

Dunia medis tengah menaruh harapan besar pada lorundrostat, sebuah obat baru yang menunjukkan potensi luar biasa dalam mengatasi hipertensi resisten. Hipertensi resisten adalah kondisi tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan meski sudah diobati dengan berbagai jenis obat.

Peneliti dari UC San Diego School of Medicine melaporkan bahwa dalam uji klinis, lorundrostat berhasil menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata sebesar 15 mmHg. Angka ini jauh lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok yang hanya menerima plasebo, yang hanya mengalami penurunan sebesar 7 mmHg. Temuan ini dianggap sebagai terobosan karena banyak pasien dengan hipertensi resisten tidak merespons pengobatan standar.

Memahami Hipertensi Resisten: Lebih dari Sekadar Tekanan Darah Tinggi

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, hipertensi menyerang hampir separuh populasi dewasa di Amerika Serikat, atau sekitar 120 juta orang. Seringkali disebut sebagai "silent killer", hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala, namun merupakan penyebab utama penyakit jantung dan stroke. Inilah mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Salah satu faktor yang sering diabaikan dalam penanganan hipertensi adalah peran hormon aldosteron. Hormon ini bertugas mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh. Ketika produksi aldosteron berlebihan dan tidak terkontrol, tekanan darah cenderung meningkat secara kronis. Lorundrostat hadir sebagai solusi yang menargetkan masalah ini.

Lorundrostat: Mengincar Akar Permasalahan Hipertensi

"Kami fokus pada pendekatan baru yang menargetkan ketidakseimbangan aldosteron, sebuah penyebab hipertensi resisten yang selama ini kurang diperhatikan," ungkap Dr. Michael Wilkinson, peneliti utama studi ini sekaligus ahli jantung di UC San Diego Health.

Cara kerja lorundrostat adalah dengan menghambat produksi hormon aldosteron. Dengan demikian, akar penyebab hipertensi dapat ditangani secara langsung. Dalam uji klinis Fase II yang melibatkan 285 peserta dari berbagai pusat medis di Amerika Serikat, termasuk Cleveland Clinic, pasien dibagi menjadi dua kelompok: 190 orang menerima lorundrostat, sementara 95 lainnya menerima plasebo.

Sebelum memulai pengobatan dengan lorundrostat atau plasebo, semua peserta diberikan pengobatan standar selama tiga minggu untuk menstabilkan kondisi awal (baseline). Setelah itu, mereka mulai mengonsumsi lorundrostat atau plasebo selama 12 minggu. Selama penelitian, tekanan darah peserta dipantau secara ketat selama 24 jam penuh pada tiga waktu berbeda: awal, pertengahan, dan akhir uji coba. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang menerima lorundrostat mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan.

"Meskipun pada akhir uji coba tekanan darah sebagian peserta masih tergolong tinggi, hasil ini tetap menggembirakan," kata Dr. Wilkinson. "Sebagian besar dari mereka sebelumnya tidak berhasil menurunkan tekanan darahnya secara memadai, dan ini memberikan harapan baru bagi mereka."

Langkah Selanjutnya: Menuju Uji Klinis Fase III

Salah satu aspek penting dari penelitian ini adalah keberagaman peserta, yang mencerminkan populasi luas dengan berbagai latar belakang etnis dan risiko penyakit jantung. Hal ini membuat hasilnya lebih relevan secara klinis dan meningkatkan potensi penggunaan obat ini secara lebih luas.

Selanjutnya, para peneliti akan melakukan uji klinis Fase III dengan skala yang lebih besar untuk menilai efektivitas dan keamanan lorundrostat secara lebih menyeluruh. Jika hasilnya tetap positif, dunia medis akan segera memiliki terapi baru yang revolusioner dalam mengatasi hipertensi.

Lorundrostat bukan hanya sekadar obat baru, tetapi juga membuka kemungkinan perubahan paradigma dalam pengobatan hipertensi resisten. Dengan menargetkan aldosteron, pendekatan ini langsung menyentuh akar masalah yang selama ini sulit diatasi.

Seperti yang dikatakan Dr. Wilkinson, "Saya berharap kita akan menemukan alat terapi yang benar-benar bermanfaat bagi pasien yang membutuhkan. Ini bisa menjadi awal dari era baru dalam pengelolaan tekanan darah tinggi."

Selain pengobatan medis, ada beberapa langkah sederhana yang bisa Anda lakukan sehari-hari untuk membantu mengelola tekanan darah tinggi. Yuk, simak tips berikut ini!

1. Batasi Asupan Garam - Terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah. Cobalah untuk mengurangi konsumsi makanan olahan dan makanan cepat saji yang tinggi garam. Misalnya, saat memasak di rumah, gunakan rempah-rempah alami untuk menambah rasa alih-alih garam.

Perhatikan juga label makanan untuk melihat kandungan natrium (sodium), karena natrium adalah komponen utama garam.

2. Rutin Berolahraga - Aktivitas fisik secara teratur membantu memperkuat jantung dan menurunkan tekanan darah. Usahakan untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, jogging, berenang, atau bersepeda.

Jika Anda baru memulai, mulailah dengan intensitas ringan dan tingkatkan secara bertahap.

3. Konsumsi Makanan Sehat dan Seimbang - Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol.

Contohnya, ganti camilan keripik kentang dengan potongan buah segar atau kacang-kacangan tanpa garam.

4. Kelola Stres dengan Baik - Stres kronis dapat memicu peningkatan tekanan darah. Temukan cara-cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, mendengarkan musik, atau menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat.

Cobalah teknik pernapasan dalam saat merasa tegang. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan beberapa detik, lalu hembuskan perlahan melalui mulut.

Apa itu hipertensi resisten dan mengapa kondisi ini berbahaya, menurut Bapak Budi?

Menurut Prof. Dr. dr. Yulianto Listiawan, Sp.PD-KKV, FINASIM, FACP, hipertensi resisten adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tetap tinggi meskipun sudah diobati dengan tiga atau lebih jenis obat antihipertensi, salah satunya diuretik. Kondisi ini berbahaya karena meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kerusakan ginjal. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami kondisi ini.

Bagaimana cara kerja obat lorundrostat dalam menurunkan tekanan darah, menurut Ibu Sinta?

Dr. Tania Putri, Sp.JP menjelaskan bahwa lorundrostat bekerja dengan cara menghambat produksi hormon aldosteron di dalam tubuh. Hormon aldosteron yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah karena meningkatkan retensi garam dan air. Dengan menghambat produksi aldosteron, lorundrostat membantu menurunkan tekanan darah secara efektif.

Apakah obat lorundrostat ini sudah tersedia di apotek, menurut Mas Joko?

Menurut Bapak Agus Rahman, seorang apoteker, lorundrostat saat ini masih dalam tahap uji klinis dan belum tersedia secara umum di apotek. Setelah uji klinis Fase III selesai dan obat ini mendapatkan persetujuan dari badan pengawas obat, barulah lorundrostat dapat diresepkan oleh dokter dan dibeli di apotek.

Selain obat-obatan, adakah cara alami untuk menurunkan tekanan darah, menurut Mbak Rina?

Menurut ahli gizi, Ibu Maya Sari, S.Gz, ada beberapa cara alami yang dapat membantu menurunkan tekanan darah, seperti mengurangi asupan garam, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, rutin berolahraga, mengelola stres dengan baik, dan menjaga berat badan ideal. Perubahan gaya hidup sehat ini dapat memberikan dampak positif pada tekanan darah Anda.

Apa yang harus dilakukan jika saya merasa mengalami gejala hipertensi, menurut Bapak Herman?

Menurut Dr. Andi Wijaya, Sp.PD, jika Anda merasa mengalami gejala hipertensi, seperti sakit kepala, pusing, pandangan kabur, atau sesak napas, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan memberikan penanganan yang sesuai. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi hipertensi.