Ketahui Kepala Badan Gizi Ungkap Kebutuhan Rp50 Triliun Dana Tambahan untuk MBG 2025 demi masa depan cerah

Rabu, 7 Mei 2025 oleh journal

Ketahui Kepala Badan Gizi Ungkap Kebutuhan Rp50 Triliun Dana Tambahan untuk MBG 2025 demi masa depan cerah

Dana Program Makan Bergizi Gratis 2025: Badan Gizi Nasional Ajukan Tambahan Rp50 Triliun

Program makan bergizi gratis (MBG) yang digadang-gadang akan menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia di tahun 2025, ternyata membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa total anggaran yang dibutuhkan untuk menyukseskan program ini mencapai Rp116,6 triliun.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI pada Selasa (6/5) lalu, Dadan menjelaskan bahwa BGN saat ini baru memiliki anggaran sebesar Rp71 triliun. Artinya, masih ada kekurangan sekitar Rp50 triliun untuk bisa menjangkau seluruh target penerima manfaat hingga akhir tahun 2025.

"Jika program makan bergizi gratis ini dijalankan sesuai dengan mekanisme yang telah direncanakan, dibutuhkan anggaran sekitar Rp116,6 triliun untuk melayani 82,9 juta penerima manfaat. Dengan dana yang ada sekarang, yaitu Rp71 triliun, tambahan Rp50 triliun akan cukup untuk menjangkau seluruh penerima manfaat sampai Desember," ujarnya.

Namun, Dadan juga mengakui bahwa penyerapan anggaran BGN hingga awal Mei 2025 masih tergolong rendah. Dari total Rp71 triliun yang tersedia, baru sekitar Rp2,386 triliun atau 3,36 persen yang terserap. Bahkan, penyerapan anggaran untuk belanja pegawai baru mencapai 0,01 persen atau Rp386,8 juta. Hal ini disebabkan karena sebagian besar struktur organisasi BGN belum menerima gaji.

"Perlu diketahui bahwa seluruh struktural Badan Gizi sampai sekarang masih belum menerima gaji. Oleh karena itu, penyerapan di bidang pegawai masih rendah. Dana yang baru kami keluarkan adalah untuk Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), ahli gizi, dan akuntan. Kami berharap bisa menerima gaji bulan ini atau bulan depan," jelasnya.

Untuk program MBG sendiri, serapan anggaran baru mencapai 4,16 persen, dan belanja modal masih nol persen karena masih dalam tahap perencanaan. Dadan memaparkan bahwa akselerasi anggaran akan dimulai pada bulan Juni, dengan target penyerapan Rp4,7 triliun. Selanjutnya, target penyerapan akan meningkat secara bertahap hingga mencapai Rp116 triliun pada bulan Desember.

Saat ini, BGN telah memiliki 1.286 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 38 provinsi dan melayani 3,5 juta penerima manfaat secara kumulatif. Program ini menyasar 19 kelompok, termasuk anak PAUD, pelajar, ibu hamil dan menyusui, anak balita, serta penerima manfaat di sekolah luar biasa (SLB) dan pondok pesantren. Tercatat 87 SLB dan 108 pesantren telah terlayani.

Dadan menambahkan bahwa pada tanggal 14 Mei mendatang, akan ada tambahan 219 SPPG baru yang sudah diverifikasi, dengan estimasi tambahan penerima manfaat sekitar 657 ribu orang. Dengan demikian, jumlah SPPG aktif akan menjadi sekitar 1.505 unit, yang ditargetkan melayani lebih dari 4 juta penerima manfaat pada pertengahan Mei, dan 6 juta di akhir Mei.

"Kunci sukses MBG yang pertama adalah anggaran, yang kedua SDM (sumber daya manusia), yang ketiga infrastruktur," pungkasnya.

Program Makan Bergizi Gratis memang bertujuan baik, tapi sebagai orang tua, kita juga punya peran penting untuk memastikan anak-anak kita mendapatkan gizi yang cukup setiap hari. Yuk, simak tips berikut ini!

1. Rencanakan Menu Makanan Seminggu - Dengan merencanakan menu, kita bisa memastikan semua kebutuhan nutrisi anak terpenuhi. Contohnya, jadwalkan hari Senin dengan ikan, Selasa dengan ayam, Rabu dengan daging sapi, dan seterusnya. Jangan lupa sertakan sayur dan buah setiap hari!

2. Variasikan Jenis Makanan - Jangan hanya terpaku pada satu jenis makanan. Variasi makanan akan memberikan spektrum nutrisi yang lebih lengkap. Misalnya, jangan hanya memberikan nasi putih. Coba ganti dengan nasi merah, kentang, atau ubi.

3. Sertakan Protein dalam Setiap Makanan - Protein penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Sumber protein bisa didapatkan dari telur, daging, ikan, ayam, tahu, tempe, atau kacang-kacangan. Usahakan ada satu sumber protein di setiap makanan utama.

4. Perhatikan Porsi Makan Anak - Porsi makan anak berbeda-beda tergantung usia dan aktivitasnya. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan jika sudah merasa kenyang. Lebih baik berikan porsi kecil tapi sering.

5. Batasi Makanan Olahan dan Manis - Makanan olahan dan manis biasanya tinggi kalori tapi rendah nutrisi. Batasi konsumsi makanan seperti sosis, nugget, permen, dan minuman bersoda. Lebih baik berikan camilan sehat seperti buah-buahan atau yogurt.

6. Libatkan Anak dalam Mempersiapkan Makanan - Ajak anak untuk berbelanja bahan makanan atau membantu menyiapkan makanan. Dengan begitu, anak akan lebih tertarik untuk mencoba makanan yang dibuatnya sendiri. Misalnya, ajak anak mencuci sayuran atau mengaduk adonan kue.

Apakah program Makan Bergizi Gratis ini akan mencakup semua anak usia sekolah, menurut pendapat Bapak Bambang?

Menurut Bapak Bambang Susanto, seorang pengamat pendidikan, "Program ini memiliki potensi besar, namun perlu dipastikan cakupannya merata. Jangan sampai ada anak yang terlewat karena masalah administrasi atau geografis. Prioritaskan daerah-daerah dengan tingkat gizi buruk yang tinggi."

Bagaimana cara memastikan kualitas makanan yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis ini, menurut Ibu Siti?

Ibu Siti Aminah, seorang ahli gizi, menekankan, "Kualitas makanan adalah kunci. Perlu ada standar gizi yang jelas dan pengawasan ketat terhadap bahan baku dan proses pengolahan makanan. Libatkan ahli gizi lokal untuk memastikan menu makanan sesuai dengan kebutuhan anak-anak di daerah tersebut."

Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis ini, menurut Bapak Joko?

Bapak Joko Widodo, seorang pengusaha kuliner, berpendapat, "Tantangan utama adalah logistik dan distribusi. Bagaimana memastikan makanan bisa sampai ke seluruh pelosok negeri dengan kondisi yang baik? Perlu kerjasama yang solid antara pemerintah, swasta, dan masyarakat."

Bagaimana cara mengukur keberhasilan program Makan Bergizi Gratis ini, menurut Ibu Ani?

Menurut Ibu Ani Yudhoyono, seorang pemerhati kesehatan anak, "Keberhasilan program ini bisa diukur dari penurunan angka stunting dan peningkatan berat badan serta tinggi badan anak-anak. Selain itu, perlu juga dievaluasi dampak program terhadap prestasi belajar anak di sekolah."

Bagaimana peran serta masyarakat dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis ini, menurut Bapak Herman?

Bapak Herman Abdullah, seorang tokoh masyarakat, menyatakan, "Masyarakat memiliki peran penting dalam mengawasi dan memberikan masukan terhadap pelaksanaan program ini. Pastikan makanan yang disajikan berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Laporkan jika ada penyimpangan atau masalah yang ditemukan."