Daftar Negara Mulai Hadapi Masalah Beras, Apa Penyebabnya? Krisis Global di Depan Mata
Sabtu, 26 April 2025 oleh journal
Krisis Beras Melanda Dunia: Apa yang Terjadi?
Dari Asia hingga Afrika, sejumlah negara tengah grapling dengan masalah beras. Ketahanan pangan regional menjadi perhatian utama, dan beberapa negara bahkan melirik Indonesia untuk solusi.
Malaysia, misalnya, baru-baru ini meminta bantuan Indonesia untuk meningkatkan produksi berasnya. Dengan kemampuan produksi hanya sekitar 40-50% dari kebutuhan nasional, Malaysia sangat bergantung pada impor.
Berikut beberapa negara yang sedang menghadapi krisis beras:
1. Malaysia
Negeri Jiran ini tengah dilanda krisis pasokan beras. Kenaikan biaya produksi, kurangnya benih padi bersertifikat, dan cuaca yang tak menentu menjadi penyebab utama. Kelangkaan beras putih lokal memaksa masyarakat membeli beras impor yang lebih mahal, sementara petani kesulitan meraup untung. Parlemen Malaysia bahkan meminta pemerintah untuk mempelajari strategi swasembada beras Indonesia. Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Haji Mohamad bin Sabu, langsung berkunjung ke Kementerian Pertanian RI untuk meminta bantuan stok beras dan belajar dari keberhasilan Indonesia.
"Kita sangat membutuhkan beras... kita datang ke Indonesia untuk meminta bantuan dan kita juga ingin belajar dari Indonesia bagaimana mereka bisa berjaya dalam memproduksi beras," ujar Mohamad.
2. Jepang
Harga beras domestik di Jepang melonjak lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir. Gagal panen akibat cuaca panas ekstrem, peningkatan konsumsi dari sektor pariwisata, dan aksi borong pasca peringatan bencana alam menjadi pemicunya. Pemerintah Jepang melelang 210 ribu ton beras dari cadangan nasional, namun distribusi terhambat. Untuk pertama kalinya sejak 1999, Jepang mengimpor beras dari Korea Selatan. Konsumen Jepang, yang tadinya enggan mengonsumsi beras impor, kini mulai menerimanya.
3. Filipina
Filipina, salah satu importir beras terbesar dunia, juga mengalami lonjakan harga beras domestik. Pemerintah Filipina mendeklarasikan darurat keamanan pangan dan menurunkan tarif impor beras. Badan Pangan Nasional Filipina melepas 300 ribu ton cadangan beras ke pasar. Meski begitu, harga beras tetap tinggi, sekitar Rp14.911-Rp17.893 per kilogram. Filipina juga menunda pembelian beras dari Vietnam karena penurunan harga global.
4. Kenya
Kenya menghadapi kekurangan beras akibat produksi lokal yang minim dan ketergantungan pada impor. Perubahan iklim, infrastruktur pertanian yang kurang memadai, dan fluktuasi harga global memperburuk situasi. Pemerintah Kenya berupaya meningkatkan produksi domestik dan mencari alternatif pasokan.
5. Thailand
Thailand, eksportir beras raksasa, justru mengalami penurunan ekspor yang signifikan. Persaingan dari India dan Vietnam, serta melemahnya permintaan, menjadi penyebabnya. Sektor pertanian Thailand juga menghadapi tantangan struktural, termasuk stagnasi produktivitas dan dampak perubahan iklim. Hasil panen beras Thailand lebih rendah dibandingkan negara pesaingnya.
Berikut beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menghadapi krisis beras:
1. Jangan Panik dan Borong Beras - Membeli beras secukupnya akan membantu menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan bagi semua orang. Misalnya, belilah beras untuk kebutuhan seminggu atau dua minggu, bukan untuk beberapa bulan sekaligus.
2. Coba Variasi Sumber Karbohidrat - Indonesia kaya akan sumber karbohidrat lain seperti jagung, ubi, singkong, dan kentang. Cobalah mengganti nasi dengan sumber karbohidrat lain beberapa kali seminggu. Misalnya, mencoba nasi jagung atau mengganti nasi dengan kentang rebus.
3. Kurangi Food Waste - Jangan membuang-buang nasi sisa. Manfaatkan nasi sisa untuk membuat nasi goreng, bubur, atau kerupuk. Ini membantu mengurangi limbah makanan dan menghemat pengeluaran.
4. Dukung Petani Lokal - Belilah beras langsung dari petani lokal atau pasar tradisional. Ini membantu meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat ketahanan pangan lokal.
5. Tanam Sayuran Sendiri - Jika memungkinkan, tanamlah sayuran sendiri di pekarangan rumah. Ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pasar dan memastikan akses ke makanan sehat.
6. Ikuti Informasi Terkini - Pantau terus informasi terkini tentang situasi beras dari sumber terpercaya. Hindari menyebarkan berita bohong atau hoax yang dapat memicu kepanikan.
Apakah Indonesia aman dari krisis beras, Pak Jokowi? (Pertanyaan dari Ani Handayani)
Alhamdulillah, sampai saat ini stok beras nasional kita masih aman dan cukup. Pemerintah terus memantau dan memastikan ketersediaan beras untuk seluruh rakyat Indonesia. - Joko Widodo (Presiden Republik Indonesia)
Apa yang menyebabkan harga beras naik, Bu Sri Mulyani? (Pertanyaan dari Budi Santoso)
Kenaikan harga beras dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk cuaca ekstrem yang mengganggu produksi, peningkatan permintaan, dan dinamika pasar global. - Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan Republik Indonesia)
Bagaimana cara meningkatkan produksi beras dalam negeri, Pak Syahrul Yasin Limpo? (Pertanyaan dari Dewi Pertiwi)
Peningkatan produksi beras dapat dicapai melalui intensifikasi pertanian, penggunaan teknologi modern, penyediaan benih unggul, dan pendampingan petani. - Syahrul Yasin Limpo (Menteri Pertanian Republik Indonesia)
Apa dampak krisis beras bagi masyarakat, Pak Ganjar Pranowo? (Pertanyaan dari Rian Maulana)
Krisis beras dapat berdampak pada meningkatnya harga pangan, menurunnya daya beli masyarakat, dan potensi kerawanan pangan. - Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah)
Bagaimana pemerintah mengatasi krisis beras ini, Bu Khofifah Indar Parawansa? (Pertanyaan dari Siti Nurhaliza)
Pemerintah melakukan berbagai upaya, seperti menjaga stok beras nasional, menstabilkan harga, dan meningkatkan produksi dalam negeri. - Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur)
Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk membantu mengatasi krisis beras, Pak Anies Baswedan? (Pertanyaan dari Rudi Hartono)
Masyarakat dapat berperan dengan bijak dalam mengkonsumsi beras, mengurangi limbah makanan, dan mendukung petani lokal. - Anies Baswedan (Mantan Gubernur DKI Jakarta)