Ketahui Mengapa Pemerintah Dinilai Perlu Evaluasi Aturan Cuti Bersama demi kemajuan bangsa
Rabu, 14 Mei 2025 oleh journal
Cuti Bersama: Antara Hak Karyawan dan Produktivitas Perusahaan, Perlukah Evaluasi?
Kebijakan cuti bersama di Indonesia kembali menjadi sorotan. Sejumlah pelaku usaha mengeluhkan banyaknya hari libur nasional dan cuti bersama yang dinilai mengganggu produktivitas. Meski perusahaan wajib membayar gaji penuh, output kerja seringkali menurun drastis.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, memberikan pandangannya terkait hal ini. Menurutnya, cuti bersama sejatinya adalah hak karyawan. Oleh karena itu, keputusan untuk mengambil cuti seharusnya berada di tangan karyawan, bukan perusahaan.
"Seharusnya, karyawan punya kebebasan memilih, mau ambil cuti atau tidak. Kalau semua disamaratakan, hak karyawan jadi berkurang dan roda ekonomi juga bisa terhambat," ujar Tauhid kepada detikcom, Senin (12/5/2025).
Tauhid menambahkan, cuti bersama idealnya hanya diberlakukan pada momen-momen tertentu saja, seperti Hari Raya Idulfitri, Natal, dan Tahun Baru. Untuk hari-hari besar lainnya, sebaiknya dikembalikan kepada hak masing-masing karyawan.
"Dengan begitu, ekonomi tetap berjalan dan kerugian akibat hilangnya hari produktif bisa diminimalisir. Kita sudah punya 16 hari libur nasional, ditambah 7 hari cuti bersama. Total 23 hari, hampir sebulan penuh! Ini tentu jadi tantangan besar bagi para produsen. Di negara lain, jumlah hari libur mungkin tidak sebanyak ini," jelasnya.
Tauhid menekankan pentingnya evaluasi terhadap regulasi cuti bersama, khususnya terkait hak dan kewajiban perusahaan serta karyawan. Ia mengingatkan agar hak-hak karyawan tetap terlindungi, misalnya melalui pemberian insentif lembur jika perusahaan membutuhkan karyawan untuk tetap bekerja saat cuti bersama.
"Jangan sampai hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan itu hilang. Misalnya ada cuti bersama, kemudian perusahaan ingin ada pekerjanya yang masuk, itu harus ada hak yang diberikan (insentif lembur). Jangan sampai dihapuskan," tegas Tauhid.
Bingung bagaimana mengatur cuti bersama agar tetap produktif? Jangan khawatir, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
1. Rencanakan Cuti Jauh-Jauh Hari - Dengan perencanaan yang matang, kamu bisa menghindari rush hour saat memesan tiket atau akomodasi. Misalnya, jika ingin mudik saat Lebaran, pesan tiket kereta atau pesawat minimal 2-3 bulan sebelumnya. Ini juga memberi waktu untuk menyiapkan budget.
Dengan begitu, kamu bisa lebih tenang dan menikmati liburan tanpa harus pusing memikirkan persiapan yang mendadak.
2. Delegasikan Pekerjaan dengan Baik - Sebelum cuti, pastikan semua pekerjaan yang mendesak sudah diselesaikan atau didelegasikan kepada rekan kerja yang terpercaya. Buat daftar tugas yang jelas dan berikan instruksi yang mudah dipahami.
Contohnya, jika kamu memegang proyek penting, buat timeline dan bagi tugas kepada anggota tim lain. Dengan begitu, pekerjaan tetap berjalan lancar meski kamu sedang cuti.
3. Manfaatkan Cuti untuk Istirahat yang Berkualitas - Jangan sampai cuti hanya diisi dengan aktivitas yang melelahkan. Manfaatkan waktu luang untuk benar-benar beristirahat dan memulihkan energi.
Contohnya, kamu bisa melakukan hobi yang menyenangkan, seperti membaca buku, berkebun, atau sekadar bersantai di rumah. Hindari scrolling media sosial berlebihan agar pikiran tetap jernih.
4. Komunikasikan Batasan yang Jelas - Saat cuti, tetapkan batasan yang jelas dengan rekan kerja atau atasan. Beri tahu mereka kapan kamu bisa dihubungi untuk hal-hal yang sangat penting.
Misalnya, kamu bisa mengatakan bahwa kamu hanya akan membalas email atau telepon sekali sehari pada jam-jam tertentu. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati liburan tanpa harus merasa terbebani dengan pekerjaan.
Apakah kebijakan cuti bersama merugikan perusahaan, menurut pendapat Bambang?
Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, kebijakan cuti bersama memang perlu dievaluasi secara berkala. Namun, pemerintah juga mempertimbangkan aspek kesejahteraan karyawan. Solusi terbaik adalah mencari keseimbangan antara produktivitas perusahaan dan hak-hak pekerja.
Bagaimana pandangan Sri terkait hak karyawan dalam mengambil cuti bersama?
Menurut pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, hak karyawan untuk mengambil cuti bersama harus dihormati. Namun, karyawan juga perlu memiliki kesadaran untuk tidak menyalahgunakan hak tersebut. Komunikasi yang baik antara karyawan dan perusahaan sangat penting agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Apa saran dari Joko agar perusahaan tetap produktif saat cuti bersama?
Ketua Apindo, Hariyadi Sukamdani, menyarankan agar perusahaan menerapkan sistem kerja yang fleksibel saat cuti bersama. Misalnya, dengan memberikan insentif lembur bagi karyawan yang bersedia bekerja, atau dengan mengatur jadwal kerja yang lebih efisien. Hal ini bisa membantu menjaga produktivitas perusahaan tanpa mengabaikan hak-hak karyawan.
Menurut pendapat Ani, apakah cuti bersama perlu dihapuskan?
Ekonom UI, Fithra Faisal Hastiadi, berpendapat bahwa penghapusan cuti bersama bukanlah solusi yang tepat. Cuti bersama memiliki dampak positif terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Yang perlu dilakukan adalah memperbaiki regulasi dan mekanisme agar tidak merugikan sektor industri.
Apa yang sebaiknya dilakukan Tono agar perusahaan dan karyawan sama-sama diuntungkan dengan adanya cuti bersama?
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, dialog antara perusahaan dan karyawan adalah kunci utama. Perusahaan perlu mendengarkan aspirasi karyawan, dan karyawan juga perlu memahami kondisi perusahaan. Dengan begitu, solusi yang saling menguntungkan bisa dicapai.