Temukan Fakta, Benarkah Vitamin D Memperpanjang Umur? Ini Kata Penelitian dan efeknya bagi tubuh
Minggu, 1 Juni 2025 oleh journal
Benarkah Vitamin D Bisa Bikin Panjang Umur? Penelitian Ungkap Faktanya!
Vitamin D, yang selama ini kita kenal baik untuk kesehatan tulang, ternyata menyimpan potensi lebih besar dari itu! Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin ini mungkin punya peran penting dalam memperpanjang umur sel. Bagaimana caranya?
Para ilmuwan di berbagai belahan dunia terus berusaha membuktikan kebenaran ini. Mereka melakukan serangkaian penelitian yang melibatkan ribuan orang, dengan fokus pada pemberian suplemen vitamin D dalam dosis tertentu. Hasilnya cukup menjanjikan!
Vitamin D: Kunci Menunda Penuaan Sel?
Sebuah studi besar di Amerika Serikat, yang dilansir dari Earth.com (26 Mei 2025), menunjukkan bahwa konsumsi suplemen vitamin D bisa membantu menjaga sel tetap "muda" lebih lama. Studi ini melibatkan ribuan lansia dan dipimpin oleh Dr. JoAnn Manson dari Mass General Brigham, sebuah lembaga riset kesehatan terkemuka.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal N Engl J Med (2018) oleh JoAnn E. Manson, menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi vitamin D dan perlambatan proses penuaan sel. Studi ini melibatkan pria berusia 50 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas.
Para peserta dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok mengonsumsi 2.000 IU vitamin D3 setiap hari, dan kelompok lainnya menerima plasebo (kapsul kosong). Penelitian ini berlangsung selama lima tahun dan juga mengamati efek omega-3 secara terpisah.
Para peneliti mengukur panjang telomer peserta di awal penelitian, tahun kedua, dan tahun keempat. Pengukuran dilakukan dengan metode PCR kuantitatif yang sangat akurat dalam memeriksa DNA. Telomer sendiri adalah ujung kromosom yang melindungi DNA. Semakin bertambah usia, telomer akan memendek secara alami. Pemendekan telomer ini dikaitkan dengan berbagai penyakit yang berhubungan dengan penuaan.
Beberapa ilmuwan bahkan menyebut telomer sebagai "penghitung umur sel". Jika telomer terlalu pendek, sel bisa kehilangan fungsinya dan memicu berbagai masalah kesehatan.
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang rutin mengonsumsi vitamin D mengalami penyusutan telomer yang lebih lambat dibandingkan dengan kelompok plasebo. Perbedaan ini setara dengan perlambatan penuaan sel selama hampir tiga tahun!
"Ini adalah uji coba acak besar pertama yang menunjukkan bahwa vitamin D bisa melindungi panjang telomer," kata Dr. Manson.
Selain Itu, Vitamin D Juga Bisa Mengurangi Peradangan!
Menurut studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal The American Journal of Clinical Nutrition (2025) oleh Haidong Zhu, vitamin D juga berperan dalam mengurangi peradangan. Peradangan (inflamasi) adalah faktor yang seringkali mempercepat proses penuaan dan memicu penyakit kronis.
Penelitian ini menggunakan metode VITAL, sebuah uji coba besar, acak, dan tersamar ganda yang melibatkan 25.871 lansia (wanita berusia 55 tahun ke atas dan pria berusia 50 tahun ke atas). Para lansia ini diminta mengonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis 2000 IU per hari selama 5 tahun.
Hasilnya, suplementasi vitamin D3 dengan dosis 2000 IU per hari selama empat tahun terbukti mengurangi erosi telomer atau penuaan sel. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa vitamin D memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan sel.
"Suplementasi vitamin D bisa jadi strategi menjanjikan untuk memperlambat penuaan biologis. Tapi, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan," kata Dr. Haidong Zhu, ahli genetika molekuler dari Medical College of Georgia.
Jadi, Perlukah Kita Semua Mengonsumsi Vitamin D?
Meskipun hasilnya menggembirakan, para ahli tetap mengingatkan bahwa vitamin D bukanlah obat ajaib. Suplemen ini bisa bermanfaat bagi mereka yang kekurangan vitamin D, tetapi tidak bisa menggantikan gaya hidup sehat secara keseluruhan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan batas maksimal konsumsi vitamin D sebesar 1000 IU per hari.
"Melalui kajian bersama dengan tenaga ahli, Badan POM menetapkan bahwa vitamin D sampai dengan 400 IU dan vitamin D 1000 IU sebagai suplemen kesehatan," ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.
Menurut beliau, bagi orang yang sedang sakit parah, direkomendasikan untuk mengonsumsi vitamin D sampai 10.000 IU. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi vitamin D dosis tinggi.
Sementara itu, bagi mereka yang cukup mendapatkan sinar matahari atau rutin mengonsumsi makanan kaya vitamin D (seperti ikan berlemak, telur, dan produk susu), mungkin tidak memerlukan suplemen tambahan.
Ingin merasakan manfaat vitamin D untuk memperlambat penuaan sel? Yuk, ikuti tips berikut ini agar kamu bisa mendapatkan vitamin D dengan cara yang aman dan efektif:
1. Berjemur di Bawah Sinar Matahari Pagi - Sinar matahari adalah sumber vitamin D alami terbaik. Usahakan untuk berjemur selama 10-15 menit di bawah sinar matahari pagi (sebelum jam 10 pagi) tanpa menggunakan tabir surya. Pastikan kulitmu terpapar langsung, ya! Contohnya, kamu bisa berjalan-jalan santai di sekitar rumah sambil menikmati hangatnya matahari.
2. Konsumsi Makanan Kaya Vitamin D - Tambahkan makanan kaya vitamin D ke dalam menu harianmu. Beberapa pilihan yang baik antara lain ikan berlemak (salmon, tuna, mackerel), telur (terutama bagian kuningnya), jamur yang terpapar sinar UV, dan produk susu yang diperkaya vitamin D. Misalnya, kamu bisa membuat sarapan dengan telur orak-arik dan segelas susu yang diperkaya vitamin D.
3. Pertimbangkan Suplemen Vitamin D (Setelah Konsultasi Dokter) - Jika kamu memiliki risiko kekurangan vitamin D (misalnya, jarang terpapar sinar matahari atau memiliki kondisi medis tertentu), pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D. Tapi ingat, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui dosis yang tepat dan aman untukmu. Jangan asal minum ya!
4. Cek Kadar Vitamin D Secara Rutin - Lakukan pemeriksaan kadar vitamin D secara berkala, terutama jika kamu memiliki faktor risiko kekurangan vitamin D. Dengan mengetahui kadar vitamin D dalam tubuhmu, kamu bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaganya tetap optimal. Mintalah saran dokter mengenai frekuensi pemeriksaan yang ideal untukmu.
Apakah benar vitamin D bisa memperpanjang umur sel, menurut penelitian, Pak Budi?
Menurut Dr. Haidong Zhu, ahli genetika molekuler dari Medical College of Georgia, suplementasi vitamin D menunjukkan potensi dalam memperlambat penuaan biologis. Namun, beliau menekankan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme dan efektivitasnya secara menyeluruh.
Berapa dosis vitamin D yang aman dikonsumsi setiap hari, Bu Ani?
Menurut Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito, batas maksimal konsumsi vitamin D yang ditetapkan oleh BPOM adalah 1000 IU per hari untuk suplemen kesehatan. Untuk kondisi medis tertentu, dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan, tetapi harus selalu di bawah pengawasan dokter.
Makanan apa saja yang kaya vitamin D, Pak Joko?
Menurut ahli gizi, beberapa sumber makanan yang kaya vitamin D antara lain ikan berlemak (salmon, tuna, mackerel), telur (terutama bagian kuningnya), jamur yang terpapar sinar UV, dan produk susu yang diperkaya vitamin D. Konsumsi makanan ini secara teratur dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin D harian Anda.
Apakah berjemur di matahari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, Mbak Rina?
Menurut Dr. JoAnn Manson dari Mass General Brigham, berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit setiap hari dapat membantu tubuh memproduksi vitamin D secara alami. Namun, efektivitasnya tergantung pada berbagai faktor seperti warna kulit, lokasi geografis, dan waktu dalam setahun. Suplementasi mungkin diperlukan jika Anda memiliki risiko kekurangan vitamin D.
Apa saja tanda-tanda kekurangan vitamin D, Pak Herman?
Menurut berbagai sumber medis, beberapa tanda kekurangan vitamin D antara lain kelelahan, nyeri tulang, kelemahan otot, sering sakit, dan perubahan suasana hati. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan kadar vitamin D dan mendapatkan penanganan yang tepat.