Temukan Project Nexus Diluncurkan, Apakah QRIS Terancam? Masa Depan Pembayaran!

Minggu, 1 Juni 2025 oleh journal

Temukan Project Nexus Diluncurkan, Apakah QRIS Terancam? Masa Depan Pembayaran!

Project Nexus Diluncurkan: Apakah QRIS Akan Tergantikan?

Foto: Ilustrasi QRIS. (Ilham Restu/CNBC Indonesia)

Catatan: Artikel ini adalah opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi.

Di era serba digital ini, konektivitas finansial bukan lagi sekadar kemewahan, melainkan kebutuhan pokok. Bayangkan, transaksi lintas negara semudah membayar kopi di kedai favoritmu. Itulah mimpi yang ingin diwujudkan Project Nexus.

Saat ini, kita punya QRIS yang memudahkan transaksi di dalam negeri dan mulai merambah negara tetangga. Negara lain pun punya sistem serupa, seperti DuitNow di Malaysia dan PromptPay di Thailand. Namun, transfer uang antarnegara masih terasa lambat dan mahal. Butuh waktu berhari-hari dan biaya yang lumayan. Ironis, bukan?

Project Nexus hadir sebagai solusi. Inisiatif dari Bank for International Settlements (BIS) ini bertujuan menghubungkan sistem pembayaran real-time antarnegara. Jika sukses, Project Nexus bukan hanya sekadar proyek teknologi, tapi juga tonggak sejarah menuju sistem keuangan regional (bahkan global) yang lebih inklusif dan berdaulat.

Inovasi Project Nexus sangat menjanjikan, dan potensinya untuk meningkatkan konektivitas keuangan regional sangat besar. Topik ini bahkan menjadi bahasan penting dalam ASEAN+3 Finance Think-tank Network (AFTN) Seminar pada 14-15 Mei 2025. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai institusi riset ternama di Asia, seperti Asian Development Bank Institute (ADBI) dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), serta perwakilan dari berbagai think-tank di negara anggota. Ini menunjukkan betapa seriusnya perhatian para pembuat kebijakan terhadap proyek ini.

Konektivitas Lintas Negara Jadi Lebih Mudah

Project Nexus dirancang sebagai jembatan multilateral antara sistem pembayaran domestik. Idenya sederhana: alih-alih membangun koneksi bilateral yang rumit antarnegara, Project Nexus menciptakan platform pusat yang bisa diakses oleh semua peserta. Setiap negara cukup terhubung sekali, dan otomatis terintegrasi dengan semua anggota lain.

BIS Innovation Hub (BISIH) pertama kali mengumumkan inisiatif ini pada tahun 2021. Setelah diuji coba pada 2022-2023, Nexus kini memasuki tahap implementasi awal.

Lima negara telah berkomitmen untuk bergabung dalam peluncuran perdana pada tahun 2026: Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan India. Menurut laman resmi Bank Indonesia, saat ini Bank Indonesia akan berperan sebagai pengamat (observer) dan berencana bergabung dalam Project Nexus di masa mendatang.

Negara-negara ini sudah memiliki sistem pembayaran instan yang mapan. Di Indonesia, QRIS dan BI-FAST menjadi andalan pembayaran ritel domestik. Thailand mengandalkan PromptPay, Malaysia dengan DuitNow, dan Singapura dengan PayNow. Bahkan sebelum Project Nexus hadir, beberapa sistem ini sudah mulai menjalin koneksi bilateral. QRIS, misalnya, sudah bisa digunakan untuk transaksi di Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Namun, kerja sama bilateral punya keterbatasan. Setiap koneksi antarnegara memerlukan pengaturan teknis, kebijakan nilai tukar, dan kesepakatan perlindungan data yang berbeda-beda. Jika 10 negara ASEAN harus membangun koneksi bilateral satu per satu, totalnya akan ada 45 koneksi terpisah. Nexus menyederhanakan proses ini secara drastis. Dengan pendekatan multilateral, Nexus berfungsi seperti "bahasa bersama" antar sistem pembayaran nasional.

Bayangkan, pengguna di Indonesia bisa membayar langsung ke merchant di Manila hanya dengan memindai QR yang sama seperti di dalam negeri. Nomor ponsel atau email yang terdaftar di sistem pembayaran lokal bisa langsung dikenali lintas negara, tanpa perlu membuka rekening di luar negeri atau mengunduh aplikasi baru.

QRIS dan Project Nexus: Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Lalu, apakah Project Nexus akan menggantikan sistem domestik seperti QRIS? Jawabannya: tidak. Justru, QRIS akan menjadi bagian penting dari Nexus. Sistem pembayaran nasional tetap menjadi antarmuka yang digunakan konsumen dan merchant, sementara Project Nexus bekerja di balik layar sebagai penghubung antar sistem.

Dengan kata lain, Nexus tidak bersaing dengan QRIS, melainkan memperluas jangkauannya. QRIS tetap digunakan untuk bertransaksi di Indonesia, tetapi ketika terhubung ke Nexus, QRIS bisa digunakan di luar negeri dengan pengalaman yang sama. Hal ini juga berlaku untuk sistem lain seperti DuitNow atau PayNow.

Selain lebih efisien dari segi biaya dan waktu, pendekatan ini juga lebih inklusif. Tidak semua orang punya akses ke layanan perbankan internasional atau dompet digital global seperti PayPal. Dengan Nexus, cukup punya akun di sistem domestik, dan bisa langsung bertransaksi lintas negara.

Model infrastruktur ini membedakan Project Nexus dari sistem internasional yang sudah ada seperti Visa, Mastercard, atau Western Union. Layanan tersebut biasanya berbasis pada jaringan kartu atau rekening global, dengan biaya layanan yang cukup tinggi dan proses verifikasi yang rumit. Nexus bekerja dengan identitas pembayaran lokal, dan dipayungi oleh lembaga keuangan resmi di setiap negara.

Dari sisi regulasi dan tata kelola, ini menjadi keunggulan tambahan. Nexus memungkinkan negara mempertahankan kedaulatan sistem pembayaran sambil tetap terbuka secara regional. Nilai tukar ditentukan secara transparan, data dilindungi oleh hukum nasional masing-masing, dan risiko sistemik dapat dikelola bersama antarbank sentral.

Manfaat dan Tantangan ke Depan

Dampaknya bagi masyarakat akan sangat terasa. Turis Indonesia yang bepergian ke Bangkok atau Kuala Lumpur tidak perlu lagi repot menukar mata uang atau membawa uang tunai. Cukup gunakan aplikasi lokal yang sudah terhubung lewat Project Nexus.

Pekerja migran bisa mengirim uang ke keluarga tanpa biaya pengiriman tinggi atau menunggu lama. UMKM yang menjual produk ke luar negeri bisa menerima pembayaran langsung ke rekening domestik.

Di sisi makro, integrasi ini mendukung arus modal yang lebih efisien, memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara, dan mempercepat inklusi keuangan lintas batas. Dalam konteks ASEAN yang menargetkan integrasi ekonomi kawasan, Nexus bisa menjadi infrastruktur penting dalam mewujudkan visi tersebut.

Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah kecil. Harmonisasi aturan perlindungan data, pengawasan anti pencucian uang lintas yurisdiksi, serta pengelolaan risiko siber menjadi isu utama yang harus diatasi bersama. Selain itu, kesiapan teknologi dan sumber daya manusia di masing-masing negara juga menentukan sejauh mana manfaat Project Nexus dapat dirasakan secara merata.

Bagi Indonesia, partisipasi dalam Nexus mencerminkan langkah strategis dalam kebijakan ekonomi digital. Dengan populasi terbesar di ASEAN dan ekosistem pembayaran yang terus berkembang, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam integrasi keuangan kawasan. Namun, ini menuntut konsistensi kebijakan, peningkatan infrastruktur digital, serta komitmen kuat terhadap tata kelola data dan keamanan siber. (miq/miq)

Dengan hadirnya Project Nexus, kamu bisa memaksimalkan kemudahan transaksi lintas negara. Berikut beberapa tips yang bisa kamu ikuti:

1. Pastikan Aplikasi Pembayaranmu Terhubung dengan QRIS - Periksa apakah aplikasi pembayaran yang kamu gunakan (seperti GoPay, OVO, atau Dana) sudah mendukung pembayaran QRIS. Jika belum, segera perbarui atau hubungi layanan pelanggan untuk informasi lebih lanjut.

Dengan QRIS yang aktif, kamu akan lebih siap saat Project Nexus diimplementasikan dan bisa digunakan di luar negeri.

2. Cari Tahu Negara Mana Saja yang Mendukung Project Nexus - Pantau terus informasi terbaru mengenai negara-negara yang sudah terhubung dengan Project Nexus. Ini akan membantu kamu merencanakan perjalanan atau transaksi bisnis ke negara-negara tersebut.

Misalnya, jika kamu sering bepergian ke Thailand, kamu bisa bersiap menggunakan QRIS di sana setelah Project Nexus resmi diluncurkan.

3. Pelajari Kurs Nilai Tukar yang Berlaku - Sebelum melakukan transaksi lintas negara, pastikan kamu memahami kurs nilai tukar yang berlaku. Ini penting agar kamu tidak kaget dengan biaya yang harus dibayar.

Beberapa aplikasi pembayaran biasanya menampilkan informasi kurs secara real-time. Manfaatkan fitur ini untuk mendapatkan nilai tukar yang terbaik.

4. Perhatikan Biaya Tambahan (Jika Ada) - Beberapa bank atau aplikasi pembayaran mungkin mengenakan biaya tambahan untuk transaksi lintas negara. Pastikan kamu mengetahui informasi ini sebelum melakukan pembayaran.

Cek kebijakan biaya di aplikasi pembayaranmu atau hubungi layanan pelanggan untuk informasi yang lebih detail.

5. Jaga Keamanan Akun Pembayaranmu - Selalu gunakan password yang kuat dan aktifkan fitur keamanan tambahan seperti otentikasi dua faktor. Ini penting untuk melindungi akun pembayaranmu dari potensi penipuan atau peretasan.

Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau kode OTP kepada siapapun.

"Pak Budi, apakah Project Nexus akan benar-benar menggantikan QRIS di Indonesia?"

Menurut Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Project Nexus tidak akan menggantikan QRIS, melainkan melengkapi dan memperluas jangkauan QRIS ke luar negeri. QRIS akan tetap menjadi andalan untuk transaksi di dalam negeri, sementara Nexus akan memfasilitasi transaksi lintas negara dengan lebih mudah dan efisien.

"Mbak Ani, kapan ya kira-kira Project Nexus ini bisa digunakan di Indonesia?"

Bapak Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, menyampaikan bahwa Indonesia saat ini masih berstatus sebagai pengamat (observer) dalam Project Nexus. Namun, Bank Indonesia berencana untuk bergabung penuh dalam proyek ini di masa mendatang. Target peluncuran perdana di lima negara adalah tahun 2026, jadi kita tunggu saja kabar baik selanjutnya!

"Mas Joko, apa saja keuntungan Project Nexus bagi UMKM di Indonesia?"

Menurut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Project Nexus akan sangat menguntungkan UMKM Indonesia yang ingin menjual produknya ke luar negeri. Mereka bisa menerima pembayaran langsung ke rekening domestik dengan biaya yang lebih rendah dan proses yang lebih cepat. Ini tentu akan meningkatkan daya saing UMKM kita di pasar global.

"Ibu Rina, apakah Project Nexus aman digunakan untuk transaksi?"

Menurut Dr. Setiawan Wangsaatmaja, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Project Nexus dirancang dengan memperhatikan aspek keamanan data dan transaksi. Setiap negara memiliki aturan perlindungan data sendiri, dan risiko sistemik akan dikelola bersama antarbank sentral. Jadi, secara umum, Project Nexus aman digunakan.

"Pak Herman, bagaimana cara Project Nexus memengaruhi nilai tukar mata uang?"

Menurut Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai tukar dalam Project Nexus akan ditentukan secara transparan. Hal ini akan membantu mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar yang merugikan bagi pengguna. Dengan demikian, transaksi lintas negara akan menjadi lebih stabil dan terprediksi.

"Mbak Susi, apa yang harus saya persiapkan untuk menggunakan Project Nexus nanti?"

Menurut Filianingsih Hendarta, Deputi Gubernur Bank Indonesia, hal terpenting adalah memastikan bahwa aplikasi pembayaran yang Anda gunakan sudah mendukung QRIS dan selalu diperbarui. Selain itu, pantau terus informasi terbaru mengenai perkembangan Project Nexus agar Anda siap saat layanan ini resmi diluncurkan di Indonesia.