Inilah 7 Tanda Kolesterol Tinggi di Kaki yang Sering Terabaikan, Waspada Sebelum Terlambat mengenali lebih awal

Rabu, 14 Mei 2025 oleh journal

Inilah 7 Tanda Kolesterol Tinggi di Kaki yang Sering Terabaikan, Waspada Sebelum Terlambat mengenali lebih awal

Sering Tak Disadari! Inilah Tanda Kolesterol Tinggi yang Muncul di Kaki

Kita sering mengaitkan kolesterol tinggi dengan gejala klasik seperti mudah mengantuk atau rasa pegal di pundak dan tengkuk. Padahal, tubuh kita seringkali memberikan sinyal peringatan dini melalui tanda-tanda yang muncul di kaki. Jangan sampai terlewat!

Menurut Kementerian Kesehatan RI, mengabaikan kolesterol tinggi sangat berbahaya. Kolesterol yang berlebihan dapat menumpuk di dinding pembuluh darah, menyebabkannya tersumbat. Kondisi ini bisa memicu berbagai penyakit serius seperti serangan jantung, stroke, hipertensi, hingga pengapuran pembuluh darah.

Lalu, apa saja sih tanda-tanda kolesterol tinggi yang bisa kita rasakan di kaki? Yuk, simak ulasannya!

1. Kesemutan yang Sering Muncul

Salah satu tanda awal kolesterol tinggi yang perlu diwaspadai adalah seringnya mengalami kesemutan di kaki. Seperti yang dijelaskan oleh Suyatno Hadi Saputro, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi D-3 Keperawatan UM Surabaya, kolesterol tinggi dapat memicu gangguan pada saraf tepi.

Kondisi ini menyebabkan terjadinya aterosklerosis, yaitu penumpukan plak dan endapan berbahaya lainnya di dinding arteri. Kesemutan ini bisa menjadi sinyal penting, lho!

2. Nyeri Kaki yang Mengganggu Aktivitas

Selain kesemutan, kolesterol tinggi juga bisa menyebabkan nyeri pada kaki. Nyeri ini muncul karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah arteri di kaki, sehingga aliran darah yang membawa oksigen tidak lancar mencapai bagian tubuh lainnya.

Akibatnya, kaki terasa berat, mudah lelah, bahkan terasa seperti terbakar. Gejala lain yang sering dikeluhkan adalah rasa sakit di paha dan betis, terutama saat berjalan, meskipun hanya jarak pendek.

3. Kram Kaki yang Muncul Tiba-tiba

Kram kaki memang bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti dehidrasi, kehamilan, atau terlalu lama duduk atau berdiri. Tapi, jangan lupakan kemungkinan bahwa kram kaki juga bisa menjadi tanda kolesterol tinggi.

Menurut Suyatno, kram akibat kolesterol tinggi seringkali muncul secara tiba-tiba di malam hari, terutama saat tidur. Kram ini bisa terasa di tumit, bagian depan kaki, atau bahkan jari-jari kaki. Hal ini terjadi karena aliran darah yang menurun menyebabkan kadar oksigen berkurang.

Untuk meredakan kram ini, coba gantungkan kaki dari tempat tidur atau duduk dengan kaki di bawah.

4. Perubahan Warna Kulit dan Kuku Kaki

Jangan pernah menyepelekan perubahan warna pada kulit kaki, karena ini bisa menjadi sinyal penting adanya masalah kolesterol. Perubahan warna ini tidak hanya terjadi pada kulit, tapi juga pada kuku kaki.

Warna kulit bisa berubah karena aliran darah yang berkurang atau kadar oksigen dalam darah yang menurun. Akibatnya, sel-sel di kaki atau kuku tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Kurangnya oksigen dan nutrisi juga bisa menyebabkan kulit kering, kuku menebal, dan pertumbuhannya melambat.

5. Kaki yang Terasa Dingin Terus-Menerus

Kaki yang terasa dingin terus-menerus, meskipun cuaca sedang panas, juga bisa menjadi indikasi kolesterol tinggi. Gejala ini bisa dirasakan di salah satu atau kedua kaki sekaligus.

Rasa dingin ini muncul karena aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke bagian bawah tubuh berkurang.

6. Luka di Kaki yang Sulit Sembuh

Kolesterol tinggi yang tidak terkontrol bisa membuat luka di kaki sulit atau lama sembuh. Hal ini disebabkan oleh gangguan aliran darah ke kaki, yang menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi.

Akibatnya, luka di kaki bisa berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman karena jaringan mati.

Selain mewaspadai tanda-tanda di atas, penting juga untuk menjaga kesehatan kaki dan mengontrol kadar kolesterol. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

1. Rutin Cek Kadar Kolesterol - Lakukan pemeriksaan kadar kolesterol secara berkala, terutama jika kamu memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, obesitas, atau gaya hidup kurang sehat. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui frekuensi pemeriksaan yang tepat.

Misalnya, jika kamu berusia di atas 40 tahun, sebaiknya lakukan pemeriksaan kolesterol minimal sekali setahun.

2. Perhatikan Pola Makan - Batasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, seperti gorengan, makanan cepat saji, dan daging berlemak. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan yang kaya akan omega-3.

Contohnya, ganti camilan keripik kentang dengan buah-buahan segar seperti apel atau pisang.

3. Olahraga Secara Teratur - Lakukan olahraga aerobik seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, atau berenang minimal 30 menit setiap hari. Olahraga dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).

Cobalah berjalan kaki selama 30 menit saat jam istirahat makan siang atau setelah pulang kerja.

4. Jaga Berat Badan Ideal - Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Jaga berat badan ideal dengan mengatur pola makan dan berolahraga secara teratur.

Jika kamu memiliki berat badan berlebih, turunkan berat badan secara bertahap dengan mengikuti program diet yang sehat dan seimbang.

Apakah benar kesemutan di kaki selalu berarti kolesterol tinggi, Bu Susi?

Menurut Dr. Tania Putri, seorang ahli saraf terkemuka, kesemutan di kaki bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tidak hanya kolesterol tinggi. Namun, jika kesemutan sering terjadi dan disertai gejala lain seperti nyeri atau perubahan warna kulit, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Pak Budi, bagaimana cara membedakan kram kaki karena kolesterol tinggi dengan kram karena dehidrasi?

Menurut Bapak Prof. Dr. Bambang Sudarmo, ahli penyakit dalam, kram kaki karena dehidrasi biasanya terjadi setelah aktivitas fisik yang berat dan disertai rasa haus. Sedangkan kram kaki karena kolesterol tinggi seringkali muncul di malam hari saat tidur dan tidak selalu berhubungan dengan aktivitas fisik. Namun, penting untuk diingat bahwa diagnosis pasti hanya bisa ditegakkan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan.

Apakah perubahan warna kuku selalu berarti kolesterol tinggi, Dik Rina?

Menurut dr. Sheila Rizkyana, seorang dokter umum, perubahan warna kuku bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi jamur, trauma, atau kekurangan nutrisi. Namun, jika perubahan warna kuku disertai gejala lain seperti penebalan, pertumbuhan yang lambat, dan perubahan warna kulit kaki, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya, karena bisa jadi berkaitan dengan masalah kolesterol.

Apakah benar luka di kaki penderita diabetes lebih sulit sembuh dibandingkan luka karena kolesterol tinggi, Mba Ani?

Menurut Ibu Dr. Maya Sari, seorang ahli endokrinologi, luka di kaki penderita diabetes memang cenderung lebih sulit sembuh dibandingkan luka karena kolesterol tinggi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan saraf, gangguan aliran darah, dan sistem kekebalan tubuh yang melemah. Namun, luka karena kolesterol tinggi juga bisa sulit sembuh karena gangguan aliran darah. Penting untuk menjaga kadar gula darah dan kolesterol tetap terkontrol untuk mencegah komplikasi luka di kaki.