Telkom Cetak Laba Rp23,6 T, Intip Potensi Dividennya dan Prospek Kedepannya

Rabu, 23 April 2025 oleh journal

Telkom Cetak Laba Rp23,6 T, Intip Potensi Dividennya dan Prospek Kedepannya

Telkom Raup Laba Rp23,6 T, Potensi Dividen Menggiurkan?

Kabar gembira bagi para pemegang saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)! Raksasa telekomunikasi milik negara ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp23,64 triliun sepanjang tahun 2024. Tentu saja, ini memunculkan pertanyaan menarik: berapa besar potensi dividen yang bisa dinikmati?

Telkom dikenal royal dalam membagikan dividen. Sejak 2013, TLKM konsisten memberikan dividen dengan yield rata-rata 5,47% selama lima tahun terakhir. Angka ini cukup menggiurkan, bahkan melebihi imbal hasil deposito bank umum yang dijamin LPS sekitar 4%.

Jika mengacu pada payout ratio tahun 2023 sebesar 75%, laba tahun 2024 berpotensi menghasilkan dividen per lembar saham sekitar Rp179,04. Dengan harga saham TLKM di level Rp2.520 per lembar pada Senin (21/4/2025), potensi imbal hasilnya bisa mencapai 7,10%. Lumayan, bukan?

Namun, semua perhitungan ini masih berupa perkiraan. Keputusan final mengenai besaran dividen akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2025 mendatang. Jadi, kita tunggu saja pengumuman resminya!

Sebagai informasi tambahan, pada kuartal IV/2024, TLKM mencatat laba Rp5,9 triliun, naik 18% secara tahunan (yoy) dan 1% secara kuartalan (QoQ). Meskipun laba tahun 2024 secara keseluruhan turun 3,7% yoy menjadi Rp23,64 triliun, pendapatannya justru naik 0,5% yoy menjadi Rp150 triliun, dengan pendapatan kuartal IV/2024 sebesar Rp37,74 triliun (naik 2,2% QoQ).

Berikut beberapa tips untuk memaksimalkan potensi dividen:

1. Pahami Payout Ratio - Payout ratio adalah persentase laba yang dibagikan sebagai dividen. Semakin tinggi, semakin besar potensi dividen. Cari tahu payout ratio perusahaan yang Anda minati.

Contoh: Jika perusahaan memiliki laba Rp1 miliar dan payout ratio 50%, maka dividen yang dibagikan adalah Rp500 juta.

2. Perhatikan Dividend Yield - Dividend yield menunjukkan persentase dividen terhadap harga saham. Semakin tinggi, semakin menarik investasinya. Bandingkan dividend yield dengan instrumen investasi lain.

Contoh: Jika harga saham Rp1.000 dan dividen per lembar Rp50, maka dividend yield-nya 5%.

3. Jangan Hanya Terpaku pada Dividen - Pertimbangkan juga kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk pertumbuhan laba dan prospek bisnis ke depannya.

Contoh: Perusahaan dengan dividen tinggi tapi kinerja buruk justru berisiko.

4. Pantau Jadwal RUPS - RUPS adalah tempat diumumkannya pembagian dividen. Pastikan Anda mengetahui jadwalnya agar tidak ketinggalan informasi penting.

Contoh: Catat tanggal RUPS di kalender Anda atau atur pengingat di ponsel.

5. Diversifikasi Portofolio - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda ke berbagai instrumen untuk mengurangi risiko.

Contoh: Kombinasikan investasi saham dengan obligasi, reksadana, dan instrumen lainnya.

Apa yang dimaksud dengan payout ratio? (Pertanyaan dari Ani Handayani)

Payout ratio adalah persentase dari laba bersih perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen. (Desmond Wira, Analis Pasar Modal)

Kapan RUPST Telkom akan dilaksanakan? (Pertanyaan dari Budi Santoso)

RUPST Telkom dijadwalkan pada 27 Mei 2025. (Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom)

Bagaimana kinerja keuangan Telkom di kuartal IV/2024? (Pertanyaan dari Citra Dewi)

Telkom mencatat laba Rp5,9 triliun di kuartal IV/2024, naik 18% yoy dan 1% QoQ. (Heri Supriyadi, Direktur Keuangan Telkom)

Apakah dividen Telkom selalu dibagikan setiap tahun? (Pertanyaan dari Dedi Prasetyo)

Sejak 2013, Telkom konsisten membagikan dividen kepada pemegang saham. (Muhammad Fajrin Rasyid, Komisaris Telkom)

Berapa potensi dividend yield TLKM saat ini? (Pertanyaan dari Eka Lestari)

Berdasarkan perkiraan, potensi dividend yield TLKM bisa mencapai 7,10%. Namun, angka ini masih perkiraan dan menunggu keputusan RUPST. (Lo Kheng Hong, Investor Saham)

Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan selain dividen saat berinvestasi saham? (Pertanyaan dari Fahri Maulana)

Perlu mempertimbangkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk pertumbuhan laba, prospek bisnis, dan kondisi industri. (Rosan Roeslani, Ketua KADIN)