Inilah Nasib Kurir di Ujung Tanduk? Asperindo Berjuang Hapus Ongkir Gratis demi keberlangsungan bersama
Kamis, 29 Mei 2025 oleh journal
Kesejahteraan Kurir di Ujung Tanduk? Asperindo Usulkan Penghapusan Subsidi Ongkir
Industri jasa pengiriman di Indonesia tengah menghadapi tantangan yang cukup serius. Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) bahkan mengusulkan penghapusan program subsidi ongkos kirim (ongkir) yang selama ini marak ditawarkan oleh berbagai marketplace.
Ketua Umum DPP Asperindo, Budiyanto, mengungkapkan kekhawatiran bahwa kebijakan gratis ongkir memicu persaingan tarif yang tidak sehat, yang pada akhirnya berdampak buruk pada kesejahteraan para kurir. "Kami mengusulkan agar free ongkir dihilangkan, baik di marketplace maupun industri lain. Ini pemicu perang tarif, dan ujung-ujungnya kesejahteraan kurir terabaikan," tegas Budiyanto kepada Kompas.com pada Selasa, 27 Mei 2025.
Menurutnya, program gratis ongkir memberikan keuntungan besar bagi perusahaan-perusahaan dengan modal kuat, sementara perusahaan yang lebih kecil kesulitan untuk bersaing. Hal ini menyebabkan pelanggan cenderung memilih layanan yang menawarkan gratis ongkir, sehingga perusahaan dengan modal terbatas semakin tertekan.
Dilema Kurir di Era Digital: Dari Pekerja Tetap Menjadi Mitra
Budiyanto juga menyoroti perubahan signifikan yang dialami oleh para kurir di era digital. Sebelum era marketplace, perusahaan kurir umumnya mempekerjakan kurir dengan sistem kontrak atau sebagai karyawan tetap. Namun, dengan munculnya marketplace dan persaingan yang semakin ketat, perusahaan kurir terpaksa mengubah strategi untuk bertahan.
"Setelah ada marketplace dan perang tarif, perusahaan harus mencari cara agar bisa bertahan dengan harga pengiriman yang terus turun. Akhirnya, pola kurir diubah menjadi kurir mitra, dengan pendapatan sesuai prestasi," jelas Budiyanto.
Asperindo, bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo), terus berupaya untuk menata industri kurir pos logistik agar lebih berkelanjutan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Kominfo (Permenkominfo) Nomor 8 Tahun 2025. "Permenkominfo ini diharapkan dapat menata industri kurir pos logistik menjadi lebih baik. Jika dijalankan dengan konsisten, perusahaan kurir akan tumbuh dan berkembang, yang pada akhirnya berdampak positif pada kesejahteraan karyawan, termasuk para kurir," harap Budiyanto.
Ia juga menambahkan bahwa pola kerja kurir saat ini disesuaikan dengan area pengantaran. Rata-rata, kurir bekerja kurang dari tujuh jam per hari. "Setelah selesai mengantar paket, kurir bisa melakukan pekerjaan lain. Pola kerja kurir sekarang sebenarnya kurang dari 7 jam, kadang hanya 4 jam sudah selesai, tergantung jumlah paketnya," ungkap Budiyanto.
"Area pengantaran kurir juga tidak terlalu luas, sehingga pengiriman lebih cepat selesai dan sisa waktu bisa dimanfaatkan untuk pekerjaan sampingan," pungkasnya.
Ingin tetap nyaman berbelanja online dan mendukung kesejahteraan kurir? Yuk, simak beberapa tips berikut:
1. Prioritaskan Toko Lokal - Dengan berbelanja di toko lokal, Anda tidak hanya mendukung bisnis kecil, tetapi juga membantu mengurangi jarak tempuh kurir. Misalnya, jika Anda membutuhkan buku, coba cari toko buku online di kota Anda terlebih dahulu.
Dengan begitu, paket Anda akan diantar lebih cepat dan kurir tidak perlu menempuh perjalanan jauh.
2. Gabungkan Pesanan Anda - Jika Anda ingin membeli beberapa barang dari toko online yang sama, usahakan untuk menggabungkannya menjadi satu pesanan.
Ini akan mengurangi jumlah paket yang harus diantar oleh kurir, sehingga mereka bisa lebih efisien dan menghemat waktu.
3. Berikan Tip yang Layak - Jika Anda puas dengan pelayanan kurir, jangan ragu untuk memberikan tip yang layak.
Tip ini bisa menjadi bentuk apresiasi atas kerja keras mereka dan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Bayangkan jika setiap pelanggan memberikan tip kecil saja, ini bisa sangat berarti bagi para kurir.
4. Pilih Jasa Pengiriman yang Berkomitmen pada Kesejahteraan Kurir - Cari tahu apakah perusahaan jasa pengiriman tersebut memiliki program yang mendukung kesejahteraan kurir, seperti asuransi kesehatan atau pelatihan keterampilan.
Dengan memilih jasa pengiriman yang bertanggung jawab, Anda ikut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi para kurir.
Apakah benar program gratis ongkir merugikan kurir, menurut pendapat Ratna?
Menurut pengamat ekonomi, Ibu Sri Mulyani, program gratis ongkir memang berpotensi menekan margin keuntungan perusahaan jasa pengiriman. Hal ini bisa berdampak pada penurunan pendapatan kurir, terutama jika perusahaan terpaksa mengurangi biaya operasional.
Apa saja upaya pemerintah untuk melindungi kesejahteraan kurir, seperti yang ditanyakan oleh Budi?
Bapak Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika, menjelaskan bahwa pemerintah terus berupaya menata industri kurir melalui regulasi yang berpihak pada kesejahteraan kurir. Salah satunya adalah dengan memastikan perusahaan jasa pengiriman memberikan perlindungan sosial dan upah yang layak kepada para kurir.
Bagaimana sistem kemitraan kurir mempengaruhi pendapatan mereka, seperti yang ingin diketahui oleh Ani?
Menurut Bapak Budiyanto dari Asperindo, sistem kemitraan membuat pendapatan kurir sangat bergantung pada kinerja mereka. Semakin banyak paket yang berhasil diantar, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh. Namun, sistem ini juga bisa menjadi tantangan jika jumlah paket yang diantar sedikit.
Apa saja yang bisa dilakukan konsumen untuk membantu meningkatkan kesejahteraan kurir, menurut penuturan Joko?
Ibu Najwa Shihab, seorang tokoh publik, berpendapat bahwa konsumen dapat berkontribusi dengan memberikan tip yang layak, memilih jasa pengiriman yang bertanggung jawab, dan memberikan ulasan positif jika puas dengan pelayanan kurir. Hal-hal kecil ini bisa sangat berarti bagi para kurir.
Apakah benar jam kerja kurir fleksibel seperti yang dikatakan oleh Susi?
Bapak Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara, menyatakan bahwa meskipun jam kerja kurir terlihat fleksibel, mereka tetap memiliki target yang harus dicapai. Fleksibilitas ini memungkinkan kurir untuk mengatur waktu mereka sendiri, namun tetap harus bertanggung jawab terhadap pengiriman paket.