Inilah Tragisnya Saham Berdarah,darah, DKHH Terparah bikin investor sangat khawatir
Selasa, 20 Mei 2025 oleh journal
IHSG Menguat, Tapi Sejumlah Saham Justru Terkapar: DKHH Jadi Sorotan
Jakarta, investor.id – Pekan ini menjadi rollercoaster bagi para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa positif, sejumlah saham justru mengalami penurunan harga yang signifikan. Bahkan, beberapa di antaranya mencatatkan penurunan hingga lebih dari 30% dalam periode 14-16 Mei 2025.
Data dari BEI menunjukkan bahwa IHSG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 4,01%, bertengger di level 7.106,5 dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di angka 6.832,8. Kapitalisasi pasar juga ikut terkerek naik sebesar 3,82% menjadi Rp 12,31 triliun dari Rp 11,86 triliun.
Selain itu, aktivitas perdagangan juga mengalami peningkatan. Rata-rata nilai transaksi harian melonjak 24,52% menjadi Rp 16,5 triliun, dari sebelumnya Rp 13,3 triliun. Frekuensi transaksi harian juga naik 9,9% menjadi 1,42 juta kali transaksi, dibandingkan 1,29 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Volume perdagangan juga mengalami peningkatan, tercatat naik 22,4% menjadi 30,02 miliar saham dari 24,52 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Di tengah sentimen positif ini, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 528,2 miliar pada perdagangan Jumat (16/5/2025). Meski demikian, secara year-to-date (YTD), investor asing masih mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 48,8 triliun. Angka ini sedikit menyusut dibandingkan minggu lalu yang mencapai Rp 53,85 triliun.
Namun, di balik cerahnya performa IHSG, terdapat beberapa saham yang mengalami penurunan tajam. Saham DKHH menjadi yang paling terpuruk dan menjadi sorotan utama.
Pasar saham memang penuh dinamika, kadang naik, kadang turun. Nah, biar kita tetap tenang dan bisa mengambil keputusan yang tepat, yuk simak beberapa tips berikut:
1. Diversifikasi Portofolio - Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda ke berbagai sektor dan jenis aset. Misalnya, jangan hanya berinvestasi di saham teknologi, coba juga pertimbangkan saham perbankan, properti, atau obligasi.
Dengan diversifikasi, risiko kerugian Anda akan lebih kecil jika salah satu aset mengalami penurunan.
2. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas - Sebelum mulai berinvestasi, tentukan dulu apa yang ingin Anda capai. Apakah untuk dana pensiun, membeli rumah, atau pendidikan anak?
Dengan tujuan yang jelas, Anda akan lebih fokus dan disiplin dalam berinvestasi, serta tidak mudah panik saat pasar bergejolak.
3. Lakukan Riset Mendalam - Jangan hanya ikut-ikutan teman atau rekomendasi yang belum jelas. Pelajari fundamental perusahaan, analisis laporan keuangan, dan pahami industri tempat perusahaan beroperasi.
Semakin banyak informasi yang Anda miliki, semakin baik keputusan investasi yang bisa Anda ambil.
4. Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) - DCA adalah strategi investasi dengan membeli aset secara berkala dalam jumlah yang sama, tanpa memperdulikan harga pasar.
Misalnya, setiap bulan Anda membeli saham XYZ senilai Rp 1 juta. Dengan DCA, Anda bisa mengurangi risiko membeli saat harga sedang tinggi.
5. Jangan Panik Saat Pasar Turun - Penurunan pasar adalah hal yang wajar. Jangan terburu-buru menjual aset Anda saat harga sedang turun, karena bisa jadi Anda malah rugi.
Ingat, investasi adalah jangka panjang. Tetap tenang dan evaluasi kembali strategi investasi Anda.
6. Konsultasi dengan Ahli Keuangan - Jika Anda merasa kesulitan dalam mengelola investasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan. Mereka bisa memberikan saran dan solusi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi Anda.
Ahli keuangan juga bisa membantu Anda memahami tren pasar dan membuat keputusan investasi yang lebih cerdas.
Kenapa ya, saham DKHH bisa turun drastis menurut Bapak Budi Sudarsono?
Menurut Bapak Budi Sudarsono, seorang analis pasar modal senior, penurunan drastis saham DKHH bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kinerja perusahaan yang kurang memuaskan, sentimen negatif dari pasar, atau adanya aksi jual besar-besaran oleh investor besar. "Penting untuk melakukan analisis mendalam sebelum berinvestasi, dan selalu pantau perkembangan perusahaan yang Anda investasikan," ujarnya.
Apa saja yang perlu diperhatikan saat IHSG naik tapi saham kita malah turun, menurut Ibu Ani Wijaya?
Ibu Ani Wijaya, seorang perencana keuangan independen, menjelaskan, "Saat IHSG naik tapi saham Anda turun, jangan panik. Perhatikan fundamental perusahaan, apakah ada perubahan signifikan. Bisa jadi, sentimen pasar secara umum positif, tapi perusahaan Anda punya masalah internal. Evaluasi kembali dan pertimbangkan untuk melakukan rebalancing portofolio jika diperlukan."
Bagaimana cara investor pemula seperti saya menghadapi pasar yang volatile, menurut Mas Joko Santoso?
Mas Joko Santoso, seorang influencer investasi yang populer di kalangan anak muda, menyarankan, "Buat investor pemula, kunci utamanya adalah sabar dan jangan serakah. Mulai dengan investasi kecil, pahami risiko, dan jangan terpancing untuk ikut-ikutan tren. Dollar-cost averaging bisa jadi strategi yang bagus untuk mengurangi risiko saat pasar sedang bergejolak."
Apa dampak net sell asing terhadap pasar saham Indonesia, menurut Dr. Retno Kartini?
Dr. Retno Kartini, seorang ekonom dari Universitas Indonesia, menjelaskan, "Net sell asing bisa memberikan tekanan pada pasar saham, terutama jika jumlahnya signifikan. Hal ini bisa memicu penurunan harga saham dan meningkatkan volatilitas. Namun, perlu diingat bahwa net sell asing hanyalah salah satu faktor yang memengaruhi pasar. Faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan kinerja perusahaan juga berperan penting."
Kapan waktu yang tepat untuk membeli saham yang sedang turun harganya, menurut Pak Herman Susilo?
Pak Herman Susilo, seorang praktisi pasar modal dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, memberikan tips, "Membeli saham saat harganya turun bisa jadi peluang bagus, tapi jangan gegabah. Pastikan Anda sudah melakukan riset mendalam dan yakin bahwa penurunan tersebut hanya bersifat sementara. Gunakan analisis teknikal dan fundamental untuk menentukan level support dan resistance. Jangan lupa, selalu sisihkan dana darurat dan jangan berinvestasi dengan uang yang Anda butuhkan dalam waktu dekat."