Ketahui! Gempa Megathrust Ancam Indonesia, Ilmuwan UGM Beri Peringatan Dini demi keselamatan kita bersama

Kamis, 29 Mei 2025 oleh journal

Ketahui! Gempa Megathrust Ancam Indonesia, Ilmuwan UGM Beri Peringatan Dini demi keselamatan kita bersama

Ancaman Gempa Megathrust di Indonesia: Peringatan Dini dari Ilmuwan UGM

Indonesia, negara yang terletak di Cincin Api Pasifik, terus menghadapi ancaman gempa bumi. Baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, kembali mengingatkan kita tentang potensi gempa megathrust yang mengintai. Dua zona yang menjadi perhatian utama adalah megathrust Selat Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut.

Kedua zona ini telah lama mengalami kekosongan seismik (seismic gap), yang berarti sudah sangat lama tidak terjadi gempa besar di sana. Gempa megathrust, dengan kekuatan yang dahsyat, biasanya memiliki siklus berulang yang bisa mencapai ratusan tahun.

Namun, ada kabar baik di tengah ancaman ini. Para ilmuwan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mengembangkan sebuah sistem peringatan dini gempa bumi yang inovatif. Sistem ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi Distributed Acoustic Sensing (DAS). Bayangkan, kabel optik bawah laut yang membentang dari Sabang hingga Merauke dimanfaatkan sebagai sensor untuk memantau aktivitas seismik secara real-time!

Bagaimana cara kerjanya? Sistem DAS ini mampu mendeteksi gelombang primer (P-wave), yaitu gelombang pertama yang muncul sebelum gelombang sekunder (S-wave) yang lebih merusak tiba. Dengan mendeteksi P-wave, sistem ini dapat memberikan peringatan beberapa detik hingga menit sebelum gempa utama mengguncang. Waktu yang berharga ini sangat penting untuk evakuasi dan menyelamatkan nyawa.

Data yang terkumpul diproses secara real-time dan terintegrasi dengan sistem geospasial, memungkinkan respons yang lebih cepat dan terkoordinasi saat terjadi bencana. "Teknologi ini memberikan solusi yang cepat, presisi, dan mampu menjangkau area rawan yang selama ini minim pemantauan," kata Kuwat Triyana, anggota tim peneliti UGM, seperti dikutip dari laman resmi UGM.

Mantan President Director PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, menambahkan bahwa penggunaan kabel optik sebagai sensor juga meningkatkan ketahanan aset nasional yang vital terhadap risiko alam. Pemanfaatan infrastruktur yang sudah ada membuat sistem ini lebih efisien dan mudah dikembangkan. Kabel optik Telkom melewati berbagai zona subduksi aktif di selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan pantai barat Sumatra.

"Tanpa perlu pemasangan sensor baru, sistem ini dapat menjangkau area laut dalam yang sebelumnya belum tercakup oleh sistem peringatan konvensional," jelas Ririek.

Saat ini, sistem deteksi DAS sedang diuji coba di kawasan Pantai Selatan Jawa dan akan diperluas ke wilayah rawan lainnya. UGM dan Telkom juga sedang merancang protokol kolaboratif agar data dapat diakses secara terbuka untuk riset dan kebijakan publik. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem nasional dalam menghadapi bencana secara lebih terpadu dan responsif.

Gempa megathrust memang menakutkan, tapi kita bisa bersiap menghadapinya. Berikut ini beberapa tips praktis yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan:

1. Kenali Risiko Gempa di Daerahmu - Cari tahu apakah daerah tempat tinggalmu berada di zona rawan gempa. Informasi ini bisa didapatkan dari BMKG atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Misalnya, jika kamu tinggal di pesisir selatan Jawa, kamu perlu lebih waspada terhadap potensi gempa megathrust.

2. Siapkan Tas Siaga Bencana (TSB) - Tas ini berisi perlengkapan penting untuk bertahan hidup selama beberapa hari setelah gempa. Isinya antara lain air minum, makanan siap saji, obat-obatan pribadi, kotak P3K, senter, radio, peluit, uang tunai, dan dokumen penting yang sudah difotokopi. Letakkan TSB di tempat yang mudah dijangkau.

3. Buat Rencana Evakuasi Keluarga - Diskusikan dengan keluarga tentang apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi. Tentukan titik kumpul yang aman di luar rumah. Latihan evakuasi secara berkala akan membantu semua anggota keluarga lebih siap dan tenang saat menghadapi situasi darurat.

4. Kuatkan Bangunan Rumah - Pastikan rumahmu dibangun sesuai standar bangunan tahan gempa. Jika memungkinkan, lakukan renovasi untuk memperkuat struktur bangunan, terutama bagian-bagian yang rentan seperti kolom dan balok. Konsultasikan dengan ahli konstruksi untuk mendapatkan saran yang tepat.

5. Ikuti Sosialisasi dan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana - Banyak organisasi dan lembaga yang mengadakan sosialisasi dan pelatihan tentang cara menghadapi gempa bumi. Ikuti kegiatan ini untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam. Misalnya, kamu bisa belajar cara memberikan pertolongan pertama atau cara menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).

Apa sebenarnya gempa megathrust itu, Bu Ratna?

Menurut Bapak Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, gempa megathrust adalah gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, yaitu tempat lempeng tektonik samudera menunjam ke bawah lempeng benua. Gempa ini bisa sangat besar dan berpotensi menimbulkan tsunami.

Seberapa efektifkah sistem peringatan dini yang dikembangkan UGM dan Telkom ini, Pak Budi?

Ririek Adriansyah, mantan President Director PT Telkom Indonesia, menjelaskan bahwa sistem ini sangat efektif karena memanfaatkan infrastruktur kabel optik yang sudah ada dan mampu mendeteksi gelombang primer (P-wave) secara real-time. Ini memberikan waktu yang berharga untuk evakuasi sebelum gelombang yang lebih merusak tiba.

Bagaimana masyarakat awam bisa mengakses data dari sistem peringatan dini ini, Mbak Sinta?

Kuwat Triyana dari UGM menyatakan bahwa UGM dan Telkom sedang merancang protokol kolaboratif agar data dari sistem ini dapat diakses secara terbuka untuk riset dan kebijakan publik. Diharapkan, informasi ini akan tersedia melalui platform yang mudah diakses oleh masyarakat.

Apa yang harus saya lakukan jika menerima peringatan dini gempa, Mas Joko?

Menurut panduan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jika menerima peringatan dini gempa, segera lakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi atau tempat terbuka yang aman. Hindari bangunan tinggi dan benda-benda yang bisa runtuh. Lindungi kepala dan lehermu saat berlindung.