Ketahui Penemuan Spesies Undur,Undur Baru, Emerita pangandaran dari Pantai Selatan Jawa jadi perbincangan hangat

Jumat, 9 Mei 2025 oleh journal

Ketahui Penemuan Spesies Undur,Undur Baru, Emerita pangandaran dari Pantai Selatan Jawa jadi perbincangan hangat

Kejutan dari Pantai Selatan Jawa: Spesies Undur-Undur Baru, Emerita pangandaran!

Pantai selatan Jawa, dengan hamparan pasirnya yang luas, ternyata menyimpan kejutan yang menyenangkan bagi dunia sains. Sebuah tim peneliti gabungan dari Universitas IPB dan Universitas Medan Area baru-baru ini berhasil mengidentifikasi spesies baru undur-undur laut dari genus Emerita. Spesies yang menakjubkan ini kemudian diberi nama Emerita pangandaran, sebagai penghormatan terhadap lokasi penemuannya yang berada di sekitar Pantai Pangandaran dan Cilacap.

Si Penggali Pasir yang Unik

Undur-undur dari genus Emerita, yang sering disebut "mole crab" dalam bahasa Inggris, dikenal karena keahliannya menggali pasir yang mirip dengan tikus tanah. Meskipun dalam bahasa Inggris mereka disebut "crab" atau kepiting, di Indonesia, hewan kecil ini lebih akrab dengan sebutan undur-undur laut atau yutuk. Mereka menghabiskan sebagian besar hidup mereka di zona intertidal, wilayah antara pasang dan surut air laut, tersembunyi di dalam pasir sambil menyaring plankton dari deburan ombak. Sebelumnya, hanya satu spesies Emerita yang diketahui menghuni perairan Indonesia, yaitu Emerita emeritus, yang tersebar dari pesisir barat Sumatra hingga pesisir utara dan selatan Pulau Jawa.

Penelitian terbaru yang dipimpin oleh Achmad Farajallah membuka mata kita terhadap keberagaman hayati yang tersembunyi ini. Timnya menemukan populasi undur-undur Emerita yang secara sekilas tampak mirip dengan E. emeritus, namun setelah diteliti lebih lanjut, ternyata memiliki perbedaan morfologis yang signifikan, terutama pada bentuk cangkangnya.

Apa yang Membedakan Emerita pangandaran?

Perbedaan paling mencolok antara Emerita pangandaran dan kerabatnya adalah tepi depan cangkangnya yang bergerigi (crenulate), sedangkan E. emeritus memiliki tepi yang halus. Selain itu, perbedaan juga terlihat pada jumlah dan posisi duri-duri kecil (spina) di kaki capit pertama, serta bentuk lobus frontal di bagian kepala. Ukuran tubuhnya pun berbeda. Panjang karapas (cangkang bagian atas) E. pangandaran bisa mencapai 35 mm, jauh lebih besar dibandingkan E. emeritus yang rata-rata hanya sekitar 19 mm.

"Emerita pangandaran ini lebih spesifik disebut karena bentuknya mirip buah pinang, untuk membedakan dengan yutuk papan (Hippa adactyla) dan yutuk monyet (Albunea symmysta)," ujar Achmad Farajallah.

Pembuktian Melalui Analisis Genetik

Untuk memperkuat identifikasi spesies baru ini, para peneliti melakukan analisis DNA mitokondria, khususnya gen COI (cytochrome oxidase subunit I), yang merupakan standar dalam DNA barcoding. Hasilnya menunjukkan bahwa E. pangandaran memiliki perbedaan genetik sebesar 15,6–16,6% dibandingkan dengan E. emeritus. Jarak genetik sebesar ini sangat signifikan dan cukup untuk membedakan dua spesies yang berbeda dalam keluarga undur-undur laut (Hippidae).

Habitat dan Gaya Hidup Alami

Emerita pangandaran ditemukan hidup di pantai berpasir kasar berwarna putih, khususnya di area swash zone, yaitu wilayah tempat ombak pertama kali menyapu pantai. Hewan ini hidup tersembunyi di bawah permukaan pasir dan seringkali tidak terlihat oleh pengunjung pantai yang tidak teliti.

Penemuan spesies baru ini sekali lagi menegaskan betapa kayanya biodiversitas laut Indonesia yang masih banyak belum terungkap. Teknik DNA barcoding memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi spesies yang secara morfologi tampak mirip, namun ternyata berbeda jauh secara genetik. Penelitian ini juga menekankan pentingnya upaya konservasi wilayah pesisir yang menjadi habitat bagi spesies-spesies unik seperti E. pangandaran.

Dengan penemuan ini, Indonesia semakin memperkaya daftar spesies endemiknya. Emerita pangandaran adalah simbol keanekaragaman hayati laut Nusantara yang luar biasa. Siapa sangka, di balik pasir putih Pantai Pangandaran yang ramai dikunjungi wisatawan, tersembunyi kehidupan kecil yang selama ini luput dari perhatian?

Ingin lebih dekat dengan kehidupan laut saat berkunjung ke pantai? Berikut beberapa tips sederhana yang bisa kamu ikuti untuk menjelajahi keajaiban tersembunyi di pesisir:

1. Perhatikan Zona Intertidal - Zona ini adalah wilayah antara pasang dan surut air laut. Saat air surut, kamu bisa menemukan berbagai macam makhluk laut seperti undur-undur, bintang laut, dan kerang. Tapi ingat, selalu berhati-hati dan jangan merusak habitat mereka ya!

2. Gunakan Alas Kaki yang Tepat - Pantai seringkali memiliki bebatuan tajam atau pecahan kerang yang bisa melukai kaki. Gunakan sandal atau sepatu air yang nyaman dan aman untuk melindungi kakimu saat menjelajah.

3. Bawa Peralatan Sederhana - Bawa ember kecil, sekop, dan saringan untuk mengumpulkan dan mengamati makhluk laut yang kamu temukan. Jangan lupa bawa buku panduan atau aplikasi identifikasi spesies untuk membantumu mengenali mereka.

4. Amati dengan Hati-Hati, Jangan Ganggu - Ingatlah bahwa kamu berada di rumah mereka. Amati makhluk laut dengan hati-hati, jangan menyentuh atau mengangkat mereka terlalu lama, dan selalu kembalikan mereka ke tempat semula setelah diamati.

5. Jaga Kebersihan Pantai - Bawa kantong sampah sendiri dan pungut sampah yang kamu temukan di pantai. Dengan menjaga kebersihan pantai, kamu ikut melindungi habitat makhluk laut dan menjaga keindahan alam.

6. Pelajari Lebih Lanjut - Cari tahu informasi tentang ekosistem pantai dan makhluk laut yang hidup di sana. Semakin banyak kamu tahu, semakin kamu menghargai keajaiban alam ini dan semakin termotivasi untuk melindunginya.

Apa sebenarnya yang membuat Emerita pangandaran berbeda dari undur-undur laut lainnya, menurut pendapat Bapak Budi Santoso?

Menurut Bapak Budi Santoso, seorang ahli biologi kelautan terkemuka, perbedaan utama terletak pada kombinasi ciri morfologis seperti tepi cangkang yang bergerigi dan perbedaan genetik yang signifikan. Kombinasi ini membuktikan bahwa Emerita pangandaran adalah spesies yang unik dan berbeda dari Emerita emeritus.

Di mana saja Emerita pangandaran bisa ditemukan selain di Pangandaran dan Cilacap, menurut Ibu Siti Aminah?

Ibu Siti Aminah, seorang peneliti pesisir, menjelaskan bahwa saat ini Emerita pangandaran baru ditemukan di wilayah Pangandaran dan Cilacap. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah spesies ini juga menghuni wilayah pesisir lain di selatan Jawa atau bahkan di pulau-pulau lain di Indonesia.

Mengapa penemuan Emerita pangandaran ini penting bagi konservasi laut Indonesia, menurut pendapat Bapak Joko Susilo?

Menurut Bapak Joko Susilo, seorang aktivis lingkungan, penemuan ini menekankan pentingnya melindungi wilayah pesisir yang menjadi habitat bagi spesies-spesies unik seperti Emerita pangandaran. Kehilangan habitat akibat pembangunan atau pencemaran dapat mengancam keberadaan spesies ini dan mengurangi keanekaragaman hayati laut Indonesia.

Bagaimana cara kita bisa membantu melindungi Emerita pangandaran dan habitatnya, menurut Ibu Ratna Dewi?

Ibu Ratna Dewi, seorang edukator lingkungan, menyarankan beberapa cara sederhana, seperti mengurangi penggunaan plastik, tidak membuang sampah di pantai, mendukung praktik perikanan berkelanjutan, dan mengedukasi orang lain tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan laut.

Apakah Emerita pangandaran aman untuk dikonsumsi, menurut Bapak Herman Wijaya?

Bapak Herman Wijaya, seorang ahli gizi, menjelaskan bahwa meskipun undur-undur laut umumnya aman untuk dikonsumsi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan nutrisi dan potensi kontaminasi pada Emerita pangandaran sebelum direkomendasikan sebagai sumber makanan. Pastikan juga untuk memasaknya dengan benar untuk menghindari risiko penyakit.