Ketahui Perbedaan Nyeri Dada Akibat Asam Lambung dan Serangan Jantung? Dokter Ungkap Fakta Penting, Jangan Panik Dulu!

Minggu, 1 Juni 2025 oleh journal

Ketahui Perbedaan Nyeri Dada Akibat Asam Lambung dan Serangan Jantung? Dokter Ungkap Fakta Penting, Jangan Panik Dulu!

Apa Bedanya Nyeri Dada karena Asam Lambung dan Serangan Jantung? Ini Kata Dokter

Pernah merasakan nyeri dada yang begitu hebat hingga membuat panik? Sensasi tidak nyaman ini, apalagi jika menjalar ke lengan kiri dan punggung, disertai sesak napas dan keringat dingin, bisa memicu kecemasan luar biasa. Muncul pertanyaan: apakah ini serangan jantung yang mengancam jiwa, atau hanya asam lambung yang sedang "berulah"? Ketidakpastian ini seringkali membuat seseorang ragu untuk segera mencari pertolongan medis. Padahal, nyeri dada adalah sinyal penting yang tidak boleh diabaikan.

Lantas, bagaimana cara membedakan nyeri dada yang disebabkan oleh asam lambung (GERD) dengan nyeri dada akibat serangan jantung? Mari kita simak penjelasan dari para ahli.

Membedakan Nyeri Dada Asam Lambung dan Serangan Jantung

Dr. dr. Hasan Maulahela, SpPD, Subsp. G.E.H (K), seorang dokter spesialis gastroenterologi dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, menekankan bahwa perbedaan utama terletak pada pengaruh aktivitas fisik. "Nyeri dada yang semakin parah saat beraktivitas bisa menjadi indikasi adanya masalah pada jantung," jelas Dr. Hasan.

Sementara itu, nyeri dada akibat asam lambung biasanya disertai dengan sensasi terbakar di dada (heartburn), yang seringkali muncul setelah makan, terutama saat berbaring atau membungkuk. "GERD biasanya timbul setelah makan, terutama ketika berbaring atau membungkuk," tambahnya. Hal ini disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan (refluks esofagus), yang merupakan ciri khas dari GERD.

Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, seorang dokter spesialis penyakit dalam sekaligus dekan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menambahkan bahwa lokasi nyeri juga bisa menjadi petunjuk. "Nyeri jantung biasanya terasa di sebelah kiri dada dan menjalar ke tangan kiri," ungkap Prof. Ari.

"Kalau asam lambung, biasanya nyeri dada disertai dengan rasa pahit di mulut dan sensasi asam," lanjutnya.

Meskipun sudah mengetahui perbedaan-perbedaan ini, Prof. Ari tetap menyarankan agar siapa pun yang mengalami nyeri dada segera memeriksakan diri ke dokter. Diagnosis yang tepat melalui pemeriksaan medis akan membantu menentukan tindakan pertolongan atau pengobatan yang paling sesuai.

Nyeri dada memang bisa menakutkan. Tapi, jangan panik! Dengan beberapa langkah sederhana, kamu bisa lebih waspada dan tahu kapan harus mencari pertolongan medis. Yuk, simak tips berikut:

1. Kenali Pemicu Asam Lambung - Catat makanan atau minuman yang seringkali memicu asam lambungmu naik. Hindari atau batasi konsumsinya. Contohnya, makanan pedas, berlemak, kopi, atau minuman bersoda.

Dengan menghindari pemicu, kamu bisa mengurangi frekuensi nyeri dada akibat asam lambung.

2. Perhatikan Posisi Tidur - Jika kamu sering mengalami asam lambung di malam hari, coba tinggikan posisi kepala saat tidur. Gunakan bantal tambahan agar posisi dada lebih tinggi dari perut.

Posisi ini membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan saat kamu berbaring.

3. Kelola Stres - Stres dapat memperburuk gejala asam lambung. Temukan cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau melakukan hobi yang menyenangkan.

Dengan mengurangi stres, kamu bisa membantu menenangkan sistem pencernaanmu.

4. Waspadai Aktivitas Fisik - Perhatikan apakah nyeri dada muncul atau memburuk saat kamu beraktivitas fisik. Jika ya, segera hentikan aktivitas dan istirahat.

Nyeri dada yang berkaitan dengan aktivitas fisik bisa menjadi tanda masalah jantung yang serius.

5. Kenali Gejala Tambahan - Selain nyeri dada, perhatikan gejala lain seperti sesak napas, keringat dingin, mual, atau nyeri yang menjalar ke lengan kiri atau rahang.

Kombinasi gejala ini bisa menjadi indikasi masalah jantung yang memerlukan penanganan segera.

6. Jangan Tunda ke Dokter - Jika kamu mengalami nyeri dada yang tidak biasa atau mengkhawatirkan, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Diagnosis dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati!

"Dok, saya sering nyeri dada setelah makan pedas. Apakah ini pasti asam lambung, menurut Pak Budi?"

Menurut Dr. Tania Putri, SpPD, spesialis penyakit dalam, nyeri dada setelah makan pedas memang seringkali disebabkan oleh asam lambung. Namun, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan tidak ada penyebab lain yang lebih serius. Jangan anggap remeh ya, Pak Budi!

"Bu Dokter, bagaimana cara membedakan nyeri dada karena asam lambung dan serangan panik, kata Siti?"

dr. Andi Wijaya, seorang psikiater, menjelaskan bahwa serangan panik seringkali disertai dengan gejala psikologis seperti rasa takut yang berlebihan, gemetar, dan jantung berdebar kencang. Meskipun gejalanya mirip dengan masalah jantung, serangan panik biasanya tidak menyebabkan kerusakan fisik. Namun, tetap konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi yang komprehensif, ya, Siti!

"Pak Dokter, apakah nyeri dada sebelah kiri selalu berarti masalah jantung, tanya Joko?"

Prof. Dr. Bambang Susilo, SpJP, seorang ahli jantung, menjelaskan bahwa nyeri dada sebelah kiri memang sering dikaitkan dengan masalah jantung, tetapi tidak selalu demikian. Ada banyak penyebab lain nyeri dada, seperti masalah otot, tulang, atau bahkan stres. Penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya, Joko.

"Dok, apakah ada obat alami untuk mengatasi nyeri dada karena asam lambung, menurut pendapat Rina?"

Menurut ahli gizi, Emilia Sari, M.Gizi, beberapa bahan alami seperti jahe dan kunyit memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan gejala asam lambung. Namun, ini hanya bersifat sementara dan bukan pengganti pengobatan medis. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat alami apa pun, Rina.

"Dok, apa saja faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena serangan jantung, kata Anton?"

Dr. Karina Dewi, SpPD, seorang ahli penyakit dalam, menjelaskan bahwa faktor risiko serangan jantung meliputi usia lanjut, riwayat keluarga dengan penyakit jantung, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan obesitas. Gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko ini, Anton.

"Dok, bagaimana cara mencegah asam lambung naik saat berpuasa, menurut Sarah?"

Menurut Ustaz Ahmad Fauzi, seorang ahli kesehatan Islami, saat berpuasa, hindari makanan berlemak dan pedas saat sahur dan berbuka. Makanlah dengan porsi kecil dan perlahan, serta hindari langsung berbaring setelah makan. Selain itu, perbanyak minum air putih di antara waktu berbuka dan sahur, Sarah.