Rupiah Diproyeksi Akan Lanjut Melemah, Ini Analisisnya, Apa yang Harus Dilakukan?

Kamis, 24 April 2025 oleh journal

Rupiah Diproyeksi Akan Lanjut Melemah, Ini Analisisnya, Apa yang Harus Dilakukan?

Rupiah Diprediksi Terus Melemah: Apa yang Harus Kita Lakukan?

Jakarta - Rupiah nampaknya masih akan melanjutkan tren pelemahannya. Menurut Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, kita perlu bersiap dan beradaptasi dengan kondisi ini. "Kita harus realistis, tekanan terhadap rupiah belum berakhir. Penguatan sepertinya belum terlihat, malah ada potensi pelemahan lebih lanjut," ungkap Banjaran di Tjikini Lima, Rabu (23/4/2025).

Banjaran menekankan pentingnya optimalisasi kebijakan Dana Hasil Ekspor (DHE) pemerintah. Perpanjangan masa penahanan DHE atau kebijakan lain yang menarik devisa masuk menjadi krusial. Ini menjadi tantangan bersama, mengingat kekhawatiran terhentinya rekor positif ekspor Indonesia selama 58 bulan akibat perang dagang yang dipicu Amerika Serikat.

"Data terakhir menunjukkan ekspor kita masih positif. Di setiap ketidakpastian dan tantangan, selalu ada peluang. PR kita adalah mencari pasar ekspor baru," jelas Banjaran.

Banjaran menyoroti keberhasilan Indonesia menembus pasar ekspor baru untuk komoditas kelapa sawit, seperti India dan China. Strategi seperti inilah yang perlu diprioritaskan.

Intervensi Bank Indonesia melalui non-delivery forward sejak 2 April juga disorot. Banjaran mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kecukupan cadangan devisa untuk terus melakukan intervensi.

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup di Rp16.860/US$ pada Rabu (23/4/2025), terkoreksi 0,06% pasca keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%.

Berikut beberapa tips praktis untuk menghadapi pelemahan rupiah:

1. Diversifikasi Investasi - Jangan hanya menyimpan aset dalam rupiah. Sebarkan investasi Anda ke instrumen lain seperti emas, dolar AS, atau aset luar negeri untuk mengurangi risiko.

Contoh: Membeli emas batangan atau membuka rekening deposito dalam mata uang dolar AS.

2. Batasi Pengeluaran yang Tidak Perlu - Tinjau kembali pengeluaran Anda dan prioritaskan kebutuhan pokok. Tunda pembelian barang-barang yang tidak mendesak.

Contoh: Menunda rencana liburan ke luar negeri dan memilih destinasi domestik.

3. Tingkatkan Pendapatan - Cari peluang untuk menambah penghasilan, misalnya dengan mengambil pekerjaan sampingan atau mengembangkan bisnis online.

Contoh: Menawarkan jasa freelance atau menjual produk buatan sendiri secara online.

4. Pantau Informasi Ekonomi - Ikuti perkembangan berita dan analisis ekonomi untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah dan mengambil keputusan finansial yang tepat.

Contoh: Membaca berita ekonomi dari sumber terpercaya dan mengikuti analisis dari para ahli.

Bagaimana dampak pelemahan rupiah terhadap harga barang impor, Ani?

Perry Warjiyo (Gubernur BI): Pelemahan rupiah dapat menyebabkan kenaikan harga barang impor karena kita perlu membayar lebih banyak rupiah untuk mendapatkan jumlah dolar AS yang sama. Hal ini dapat memicu inflasi.

Apakah ekspor Indonesia akan terganggu, Budi?

Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian): Meskipun ada tantangan global, pemerintah terus berupaya menjaga kinerja ekspor dengan mencari pasar baru dan meningkatkan daya saing produk Indonesia.

Apa strategi pemerintah untuk menstabilkan rupiah, Citra?

Sri Mulyani (Menteri Keuangan): Pemerintah terus mengoptimalkan kebijakan DHE dan berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk melindungi keuangan mereka, Dedi?

Destry Damayanti (Deputi Gubernur Senior BI): Masyarakat dapat melakukan diversifikasi investasi, bijak dalam berbelanja, dan terus memantau informasi ekonomi.

Kapan rupiah diperkirakan akan menguat kembali, Eka?

Banjaran Surya Indrastomo (Chief Economist BSI): Sulit memprediksi secara pasti, namun penguatan rupiah bergantung pada berbagai faktor global dan domestik, termasuk kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi global.

Apakah ada peluang di tengah pelemahan rupiah, Fajar?

Rosan Roeslani (Ketua KADIN): Di tengah tantangan, selalu ada peluang. Pelaku usaha dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan ekspor dan mencari pasar baru.