Temukan Penyebab IHSG Tiba,Tiba Anjlok 1%, Ternyata Saham Ini Biang Keladinya Bikin Investor Cemas

Senin, 26 Mei 2025 oleh journal

Temukan Penyebab IHSG Tiba,Tiba Anjlok 1%, Ternyata Saham Ini Biang Keladinya Bikin Investor Cemas

IHSG Tergelincir 1%: Apa yang Terjadi?

Hari ini, Selasa (26 Mei 2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba menunjukkan penurunan yang cukup signifikan menjelang penutupan sesi pertama. Per pukul 11.18 WIB, IHSG merosot 1,13%, meninggalkan level 7.200. Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan: apa yang sebenarnya terjadi?

Data menunjukkan bahwa sebanyak 389 saham mengalami penurunan, sementara hanya 201 saham yang berhasil mencatatkan kenaikan, dan 207 saham stagnan. Meskipun demikian, aktivitas perdagangan cukup ramai, dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,23 triliun yang melibatkan 20,14 miliar saham dalam 824.441 kali transaksi.

Sektor yang Terpukul

Menurut data Refinitiv, sektor bahan baku menjadi yang paling terpukul dengan penurunan sebesar 1,6%. Sektor utilitas juga mengalami penurunan sebesar 1,39%, diikuti oleh sektor finansial yang turun 1,15%.

GOTO dan DCII Jadi Pemberat Utama

Salah satu saham yang menjadi pemberat utama IHSG adalah GOTO, yang mengalami penurunan tajam sebesar 6,94% ke level 67. Penurunan GOTO berkontribusi sebesar 17,32 indeks poin terhadap penurunan IHSG secara keseluruhan.

Sebelumnya, saham GOTO sempat melonjak setelah beredar rumor tentang potensi merger dengan Grab. Namun, kabar ini kemudian dibantah oleh Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia. "Spekulasi tersebut tidak bersumber dari informasi yang terverifikasi, sehingga kami tidak dalam posisi untuk menanggapinya lebih lanjut," ujarnya.

Pihak manajemen GOTO sendiri mengakui bahwa perusahaan menerima berbagai penawaran dari sejumlah pihak. "Dari waktu ke waktu, Perseroan menerima berbagai penawaran dari berbagai pihak. Hal ini bersifat rahasia," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi. Mereka menilai kerahasiaan identitas perlu dijaga karena sifat rencananya masih dalam tahap awal dan tidak mengikat.

Selain GOTO, saham DCII juga menjadi pemberat utama IHSG. Saham perusahaan konglomerat Toto Sugiri ini turun 7,77% dan menyumbang -15,17 indeks poin. DCII saat ini merupakan saham dengan harga termahal di Bursa Efek Indonesia, telah melonjak lebih dari 200% sepanjang tahun ini, dari level 46.000-an ke level 140.000-an, bahkan sempat menembus harga 200.000-an per saham.

Sentimen Pasar dan Hari Perdagangan yang Singkat

Perlu diingat bahwa pasar keuangan Indonesia hanya buka tiga hari pada pekan ini karena libur cuti bersama Kenaikan Yesus Kristus. Singkatnya hari perdagangan menuntut investor untuk lebih cermat dalam mengambil keputusan.

Sebenarnya, pelaku pasar sebelumnya telah menyambut positif potensi penurunan suku bunga acuan dan membaiknya defisit transaksi berjalan. Langkah Danantara untuk efisiensi BUMN melalui M&A juga dinilai memberikan prospek cerah bagi sektor korporasi ke depan.

Laporan terbaru JP Morgan pada 19 Mei 2025 juga memberikan stimulus positif karena menaikkan peringkat saham di pasar berkembang (emerging market), termasuk Indonesia. JP Morgan telah menaikkan peringkat dari underweight ke netral, kemudian menaikkan lagi dari netral menjadi overweight.

Ada lima alasan yang membuat pasar emerging market kini lebih dilirik investor: meredanya ketidakpastian perang dagang, melemahnya dolar AS, pemulihan ekonomi China, valuasi yang masih murah, serta proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed.

Namun, di sisi lain, investor juga perlu mewaspadai sentimen negatif dari luar. Presiden AS Donald Trump mengumumkan potensi penerapan tarif impor sebesar 50% terhadap Uni Eropa, yang dapat memicu ketidakpastian baru di pasar global.

Pasar saham bisa naik turun dengan cepat, seperti yang kita lihat hari ini. Nah, supaya kamu tetap tenang dan bisa mengambil keputusan investasi yang tepat, simak beberapa tips berikut ini:

1. Diversifikasi Portofolio - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi kamu ke berbagai sektor dan jenis aset.

Misalnya, jangan hanya investasi di saham teknologi saja. Coba alokasikan dana ke saham perbankan, properti, atau bahkan obligasi. Dengan begitu, kalau satu sektor sedang lesu, investasi kamu yang lain bisa tetap menjaga nilai portofolio.

2. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas - Apa yang ingin kamu capai dengan investasi ini? Apakah untuk dana pensiun, membeli rumah, atau pendidikan anak?

Dengan tujuan yang jelas, kamu akan lebih fokus dan tidak mudah panik saat pasar bergejolak. Misalnya, kalau tujuan kamu adalah dana pensiun 20 tahun lagi, fluktuasi jangka pendek tidak akan terlalu mempengaruhi keputusan investasi kamu.

3. Lakukan Riset Mendalam - Jangan hanya ikut-ikutan teman atau terpengaruh berita yang belum tentu benar. Pelajari fundamental perusahaan dan kondisi pasar secara seksama.

Cari tahu laporan keuangan perusahaan, analisis industri, dan berita-berita terkini. Dengan informasi yang akurat, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan rasional.

4. Jangan Panik Saat Pasar Turun - Penurunan pasar adalah hal yang wajar. Jangan terburu-buru menjual investasi kamu saat harga sedang rendah.

Ingat, investasi saham adalah untuk jangka panjang. Kalau fundamental perusahaan masih bagus, penurunan harga bisa jadi kesempatan untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah. Istilahnya, "buy the dip!"

Kenapa ya, saham GOTO tiba-tiba turun drastis, menurut Pak Budi?

Menurut pengamatan saya, Budi, penurunan saham GOTO ini kemungkinan besar disebabkan oleh klarifikasi dari pihak Grab mengenai rumor merger. Pasar bereaksi negatif karena hilangnya potensi katalis positif tersebut. - Teguh Hidayat, Pengamat Pasar Modal

Bu Susi, apakah penurunan IHSG ini akan berlanjut?

Susi, sulit untuk memprediksi dengan pasti arah pasar. Namun, dengan mempertimbangkan sentimen global dan faktor internal, investor perlu tetap waspada dan melakukan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan. - Felicia Putri Tjiasaka, Financial Influencer

Pak Joko, sebaiknya saya jual atau tahan saham DCII saya?

Joko, keputusan jual atau tahan saham DCII tergantung pada profil risiko dan tujuan investasi Anda. DCII memang sudah naik sangat tinggi, jadi sebaiknya pertimbangkan untuk melakukan profit taking sebagian, terutama jika Anda sudah mendapatkan keuntungan yang signifikan. - Lo Kheng Hong, Investor Value

Mbak Ani, bagaimana pengaruh kebijakan Trump terhadap pasar saham Indonesia?

Ani, kebijakan tarif impor yang diusulkan Trump tentu menimbulkan ketidakpastian global dan bisa berdampak negatif pada pasar saham, termasuk Indonesia. Investor perlu memantau perkembangan situasi ini dengan seksama. - Rhenald Kasali, Akademisi dan Pengamat Ekonomi

Menurut Mas Anton, sektor apa yang masih menarik untuk diinvestasikan saat ini?

Anton, menurut saya, sektor yang masih menarik adalah sektor perbankan dan konsumer. Kedua sektor ini cenderung stabil dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang. Tentu saja, tetap lakukan riset mendalam sebelum berinvestasi. - William Tanuwijaya, CEO Tokopedia