Emas, Harapan Baru untuk Mengembalikan Penglihatan, Keajaiban Medis di Masa Depan

Kamis, 24 April 2025 oleh journal

Emas, Harapan Baru untuk Mengembalikan Penglihatan,  Keajaiban Medis di Masa Depan

Emas: Secercah Harapan untuk Mengembalikan Penglihatan

Siapa sangka, emas tak hanya berkilau sebagai perhiasan, tapi juga berpotensi menyinari dunia medis, khususnya bagi mereka yang kehilangan penglihatan. Para ilmuwan di Brown University menemukan potensi luar biasa dari partikel emas nano – ukurannya ribuan kali lebih kecil dari sehelai rambut – untuk merangsang sel retina dan memulihkan fungsi penglihatan.

Didukung oleh National Institutes of Health, studi ini membuka harapan baru bagi penderita penyakit degeneratif retina, seperti degenerasi makula, untuk melihat kembali dunia. Yang lebih menggembirakan, prosedur ini berpotensi dilakukan tanpa pembedahan atau rekayasa genetika – sebuah terobosan yang minim risiko.

Memahami Harapan di Balik Kilau Emas

Retinitis pigmentosa dan degenerasi makula adalah dua dari sekian banyak penyakit retina yang merenggut penglihatan jutaan orang di dunia. Penyakit ini merusak sel fotoreseptor (batang dan kerucut) yang bertugas menerjemahkan cahaya menjadi sinyal listrik untuk otak. Namun, seringkali sel lain di retina, seperti sel bipolar dan ganglion, masih utuh. Di sinilah peran partikel emas nano dimulai.

Alih-alih memperbaiki fotoreseptor yang rusak, metode ini justru "mengakali" jalur tersebut. Partikel emas nano disuntikkan ke dalam retina, dan ketika disinari cahaya inframerah, partikel-partikel ini memanas secukupnya untuk merangsang sel bipolar dan ganglion, meniru respon alami retina terhadap cahaya. "Ini seperti prostetik retina baru, tetapi tanpa operasi rumit atau modifikasi genetik," ujar Jiarui Nie, pemimpin studi tersebut.

Dari Laboratorium ke Secercah Harapan

Penelitian ini dimulai dari retina tikus di cawan petri, lalu berlanjut pada tikus hidup dengan kerusakan retina. Laser inframerah berpola diproyeksikan ke retina yang telah disuntik partikel emas. Hasilnya? Partikel emas berhasil mengaktifkan sel retina sesuai pola cahaya laser. Aktivitas ini terlacak melalui sinyal kalsium, dan korteks visual di otak tikus merespons rangsangan tersebut. Artinya, informasi visual sampai ke otak – sebuah indikasi awal pemulihan penglihatan.

Kabar baiknya lagi, tidak ditemukan tanda-tanda toksisitas atau peradangan setelah penggunaan partikel emas ini.

Menuju Masa Depan yang Lebih Cerah

Para peneliti membayangkan sebuah perangkat canggih, mungkin berupa kacamata atau goggle, yang dilengkapi kamera mini dan laser inframerah. Kamera akan menangkap gambar dunia nyata, mengubahnya menjadi pulsa laser, dan memproyeksikannya ke retina untuk mengaktifkan partikel emas. Keunggulannya? Prosedur ini hanya memerlukan suntikan intravitreal – prosedur umum dan relatif sederhana dalam oftalmologi.

Dibandingkan teknologi prostetik retina berbasis elektroda implan yang hanya memiliki resolusi sekitar 60 piksel, partikel emas yang tersebar merata di retina menjanjikan cakupan visual yang jauh lebih luas. Penggunaan cahaya inframerah yang tak terlihat juga memastikan metode ini tidak mengganggu sisa penglihatan alami pasien.

Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan mata Anda:

1. Konsumsi makanan bergizi. - Wortel, bayam, dan ikan kaya akan nutrisi penting untuk kesehatan mata. Misalnya, wortel kaya akan vitamin A yang baik untuk retina.

2. Istirahatkan mata secara teratur. - Aturan 20-20-20: setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.

3. Lindungi mata dari sinar UV. - Gunakan kacamata hitam yang memblokir sinar UV saat berada di luar ruangan, terutama di bawah sinar matahari terik.

4. Periksa mata secara berkala. - Konsultasikan dengan dokter mata setidaknya setahun sekali, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit mata dalam keluarga.

5. Hindari merokok. - Merokok dapat meningkatkan risiko degenerasi makula dan katarak.

Apakah terapi partikel emas ini aman, Dr. Amir?

(Dr. Amir, Spesialis Mata di Jakarta Eye Center) Berdasarkan penelitian awal, terapi ini menunjukkan hasil yang menjanjikan tanpa efek samping yang berarti. Namun, penelitian lebih lanjut, terutama pada manusia, masih diperlukan untuk memastikan keamanan jangka panjangnya.

Kapan terapi ini akan tersedia untuk masyarakat umum, Prof. Widya?

(Prof. Widya, Peneliti di bidang Bioteknologi) Teknologi ini masih dalam tahap awal pengembangan. Masih perlu beberapa tahun lagi untuk uji klinis dan persetujuan regulasi sebelum bisa diaplikasikan secara luas.

Berapa kira-kira biaya terapi ini nanti, Bu Ani?

(Ani Yudhoyono, Aktivis Kesehatan) Masih terlalu dini untuk memperkirakan biayanya. Namun, harapannya, dengan semakin berkembangnya teknologi, biaya terapi ini akan semakin terjangkau bagi masyarakat luas.

Apakah semua jenis gangguan penglihatan bisa disembuhkan dengan metode ini, Pak Budi?

(Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI) Fokus penelitian saat ini adalah pada penyakit degeneratif retina. Apakah metode ini efektif untuk jenis gangguan penglihatan lain masih perlu diteliti lebih lanjut.

Bagaimana cara kerja partikel emas tersebut, Ibu Ratna?

(Dr. Ratna, Ahli Nanoteknologi) Partikel emas nano disuntikkan ke retina dan disinari cahaya inframerah. Partikel ini kemudian memanas dan merangsang sel-sel saraf di retina, mengirimkan sinyal visual ke otak.

Apakah ada efek samping penggunaan emas di dalam mata, Pak Iwan?

(Dr. Iwan, Dokter Spesialis Mata) Sejauh ini, penelitian menunjukkan tidak ada efek samping atau toksisitas yang signifikan dari penggunaan partikel emas nano di retina. Namun, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memastikan keamanan jangka panjangnya.