Hari Kartini Libur atau Tidak? Ini Aturan Libur Nasional Berdasarkan SKB 3 Menteri Tahun Ini
Kamis, 24 April 2025 oleh journal
Hari Kartini: Mengenang Jasanya, Memahami Status Liburnya
Setiap tanggal 21 April, kita memperingati Hari Kartini, momen penting untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini, pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Namun, seringkali muncul pertanyaan, apakah Hari Kartini merupakan hari libur nasional?
Libur atau Tidak?
Jawabannya, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, Hari Kartini bukanlah hari libur nasional maupun cuti bersama. Artinya, aktivitas sehari-hari, baik di sekolah, instansi pemerintah, maupun swasta, tetap berjalan seperti biasa.
Libur Nasional di Bulan April 2025
Meskipun Hari Kartini bukan hari libur, bulan April 2025 memiliki beberapa hari libur, termasuk libur nasional, cuti bersama, dan akhir pekan. Total ada 14 hari libur di bulan April, dengan rincian sebagai berikut:
- 1 April 2025 (Selasa): Libur nasional Idul Fitri 1446 H
- 2-4 April 2025 (Rabu-Jumat): Cuti bersama Idul Fitri
- 5-6 April 2025 (Sabtu-Minggu): Libur akhir pekan
- 7 April 2025 (Senin): Cuti bersama Idul Fitri
- 12-13 April 2025 (Sabtu-Minggu): Libur akhir pekan
- 18 April 2025 (Jumat): Libur nasional Wafat Yesus Kristus
- 19-20 April 2025 (Sabtu-Minggu): Libur akhir pekan, Minggu juga libur nasional Kebangkitan Yesus Kristus (Paskah)
- 26-27 April 2025 (Sabtu-Minggu): Libur akhir pekan
Sekilas Tentang RA Kartini
Raden Ajeng Kartini, lahir di Jepara pada 21 April 1879, merupakan sosok inspiratif yang memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan. Berasal dari keluarga bangsawan, Kartini berkesempatan mengenyam pendidikan di Europesche Lagere School (ELS). Kecerdasan dan kemampuan berbahasa Belandanya memukau banyak orang.
Meskipun terhambat tradisi pingitan, Kartini tak berhenti berjuang. Melalui surat-suratnya, ia menyuarakan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Kartini bahkan mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara, yang kemudian menginspirasi berdirinya sekolah serupa di berbagai daerah.
Perjuangan Kartini membawa perubahan besar bagi perempuan Indonesia. Sayangnya, ia wafat di usia muda, 25 tahun, pada 17 September 1904, empat hari setelah melahirkan anak pertamanya. Jasanya dikenang dan dihormati, hingga ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Berikut beberapa tips untuk mengenang dan memaknai Hari Kartini dengan lebih bermakna:
1. Baca kisah hidup RA Kartini. - Membaca biografi atau tulisan Kartini dapat memperdalam pemahaman kita tentang perjuangan dan pemikirannya. Contohnya, buku "Habis Gelap Terbitlah Terang".
2. Diskusikan pemikiran Kartini. - Ajak teman atau keluarga untuk berdiskusi tentang relevansi pemikiran Kartini di masa kini. Misalnya, bagaimana kita bisa melanjutkan perjuangannya untuk kesetaraan gender?
3. Berkontribusi dalam memajukan pendidikan perempuan. - Dukung program-program yang memberdayakan perempuan melalui pendidikan, misalnya dengan menjadi relawan atau donasi.
4. Sebarkan semangat Kartini di media sosial. - Bagikan kutipan inspiratif dari Kartini atau tuliskan refleksimu tentang perjuangannya.
5. Ikuti kegiatan peringatan Hari Kartini. - Hadiri seminar, pameran, atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan Hari Kartini untuk menambah wawasan.
6. Refleksikan peran perempuan di sekitarmu. - Apresiasi peran ibu, istri, saudara perempuan, atau teman perempuan yang inspiratif dalam hidupmu.
Apakah ada upacara khusus untuk memperingati Hari Kartini? (Pertanyaan dari Ani Handayani)
Meskipun bukan hari libur, beberapa instansi, khususnya sekolah, seringkali mengadakan kegiatan untuk memperingati Hari Kartini, seperti lomba, pentas seni, atau diskusi. - Najwa Shihab (Jurnalis)
Kapan RA Kartini ditetapkan sebagai pahlawan nasional? (Pertanyaan dari Budi Santoso)
RA Kartini ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964. - Prof. Dr. Anhar Gonggong (Sejarawan)
Apa saja buku yang menceritakan tentang RA Kartini? (Pertanyaan dari Citra Dewi)
Selain "Habis Gelap Terbitlah Terang", ada juga buku "Surat-surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya" dan biografi Kartini karya Sitisoemandari Soeroto. - Leila S. Chudori (Penulis)
Bagaimana cara memaknai perjuangan Kartini di era modern ini? (Pertanyaan dari Dedi Supriadi)
Kita dapat memaknainya dengan terus memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di berbagai bidang, termasuk pendidikan, karir, dan politik. - Susi Pudjiastuti (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan)
Apa pentingnya pendidikan bagi perempuan menurut Kartini? (Pertanyaan dari Eka Lestari)
Kartini percaya bahwa pendidikan adalah kunci bagi perempuan untuk mengembangkan potensi diri, meraih kemandirian, dan berkontribusi bagi masyarakat. - Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan)