Inilah Fakta Dibalik Klaim Jet Tempur China J,10C Pakistan Tembak Jatuh Rafale India yang Bikin Penasaran, Benarkah Demikian kenyataannya?

Kamis, 8 Mei 2025 oleh journal

Inilah Fakta Dibalik Klaim Jet Tempur China J,10C Pakistan Tembak Jatuh Rafale India yang Bikin Penasaran, Benarkah Demikian kenyataannya?

Misteri Jatuhnya Rafale India: Benarkah Ditembak Jatuh Jet Tempur China J-10C Pakistan?

Kabar mengejutkan beredar: jet tempur Rafale buatan Prancis milik India dikabarkan ditembak jatuh. Klaim ini mencuat di tengah laporan tentang lima jet tempur yang dilumpuhkan dalam beberapa hari terakhir, termasuk tiga Rafale. Meskipun pemerintah India belum memberikan konfirmasi resmi, berbagai foto yang beredar di media sosial seolah memberikan petunjuk.

Foto-foto tersebut memperlihatkan puing-puing yang diduga berasal dari pesawat tempur di sekitar desa Aklian Kalan, Punjab, hanya sekitar 20 kilometer dari pangkalan udara Bathinda, yang menjadi rumah bagi armada Rafale India. Lebih jauh lagi, bangkai mesin Snecma M88, yang tak lain adalah mesin yang digunakan oleh Rafale, juga menjadi viral. Detail-detail pada nosel mesin semakin memperkuat dugaan ini.

Tak hanya itu, gambar lain menunjukkan bagian ekor vertikal Rafale. Ekor tersebut memang dalam kondisi rusak, terpotong sebagian, namun tanda dan bendera India yang tertera mengidentifikasi bagian tersebut sebagai milik Rafale EH kursi tunggal dengan nomor seri BS 001 milik Angkatan Udara India.

Walaupun kebenaran klaim ini masih perlu diverifikasi lebih lanjut, bukti-bukti visual ini bisa menjadi indikasi kuat bahwa Rafale memang telah ditembak jatuh. Jika terkonfirmasi, ini akan menjadi kerugian tempur pertama bagi pesawat tempur canggih buatan Prancis tersebut.

Mengutip laporan dari The Aviationist yang mengacu pada CNN International, pihak Dassault dan militer Prancis belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait isu ini. Lalu, bagaimana mungkin Rafale bisa ditembak jatuh?

Spekulasi pun bermunculan. Beberapa sumber menduga bahwa pesawat tersebut mungkin menjadi korban rudal permukaan-ke-udara (SAM) jarak jauh semi-aktif radar homing (SARH) HQ-9 buatan China. Namun, bukti foto yang beredar justru mengarah pada kemungkinan lain: rudal udara-ke-udara jarak jauh berpemandu radar aktif (ARH) PL-15E. Puing-puing PL-15E dilaporkan ditemukan di timur laut negara bagian Punjab, India, wilayah yang sama dengan lokasi pangkalan udara Bathinda.

Sebuah foto yang beredar luas di internet menunjukkan bagian rudal yang diidentifikasi sebagai bagian tepat di belakang radome. Gambar lain menampilkan pelacak AESA (active electronically scanned array) dari PL-15E. "Meskipun lokasinya tidak disebutkan secara spesifik, komponen-komponen tersebut dikatakan telah ditemukan jauh di wilayah India," demikian laporan dari sumber tersebut.

Rafale India: Lebih dari Sekadar Pesawat Standar

India menerima Rafale pertamanya pada Juli 2020, sebagai bagian dari kontrak yang ditandatangani pada tahun 2016 untuk pengadaan 36 jet tempur. Awalnya, India berencana untuk mengakuisisi 126 pesawat, dengan sebagian besar diproduksi di dalam negeri. Rafale bersaing ketat dengan Eurofighter Typhoon pada tahun 2011 dan akhirnya dinyatakan sebagai pemenang pada tahun berikutnya.

Namun, program tersebut mengalami perubahan, dan kontrak akhirnya hanya disetujui untuk 36 pesawat. Pesawat-pesawat tersebut kemudian dinamai Rafale EH (kursi tunggal) dan Rafale DH (kursi ganda).

Rafale yang diterima India dilaporkan telah dimodifikasi secara khusus sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan India. Berdasarkan pesawat standar F3-R, Rafale India menerima sekitar 14 modifikasi khusus. Modifikasi ini mencakup versi perbaikan dari sistem Thales Front Sector Optronics (FSO), DASH Helmet Mounted Display, altimeter radar yang dimodifikasi, dan perangkat lunak radar RBE2 yang disesuaikan. Dari segi persenjataan, Rafale India dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara MICA dan Meteor, serta rudal jelajah yang diluncurkan dari udara SCALP-EG.

J-10C China dan Rudal PL-15E: Kombinasi Mematikan?

Sumber-sumber Pakistan mengklaim bahwa Rafale ditembak jatuh oleh jet tempur J-10C buatan China yang dipersenjatai dengan rudal PL-15E. J-10, dengan desain sayap delta yang khas, melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1998. Hingga saat ini, hampir 500 unit telah diproduksi untuk Angkatan Udara China.

Desain J-10 seringkali dikaitkan dengan IAI Lavi milik Israel. Banyak yang meyakini bahwa J-10 dikembangkan berdasarkan platform Lavi. Meskipun berbagai sumber mengklaim telah mengonfirmasi hubungan antara kedua pesawat tersebut, belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan untuk menanggapi kontroversi ini.

Lavi awalnya dirancang sebagai pesawat tempur serang yang sekelas dengan F-16 Fighting Falcon milik Amerika Serikat (AS). Pesawat ini direncanakan untuk menjadi tulang punggung Angkatan Udara Israel, namun program tersebut dibatalkan pada tahun 1987, setahun setelah penerbangan pertamanya, karena pertimbangan ekonomi.

Seperti J-10, Lavi memiliki desain sayap delta dengan canard dan saluran masuk udara dengan pelat pemisah di bawah badan pesawat, tepat di bawah kokpit. J-10 telah mengalami berbagai peningkatan selama bertahun-tahun. Varian J-10C kini dilengkapi dengan radar AESA, sensor IRST (Infrared Search and Track), ECM (Electronic Counter Measures) canggih, dan mesin WS-10 buatan dalam negeri untuk menggantikan mesin AL-31FN Rusia yang digunakan oleh varian sebelumnya.

Dari segi persenjataan, J-10C dilengkapi dengan berbagai jenis rudal udara-ke-udara, termasuk PL-10 dan PL-15, serta berbagai jenis senjata udara-ke-darat pintar.

Isu seputar pesawat tempur modern seringkali kompleks dan melibatkan banyak istilah teknis. Agar tidak tersesat dalam informasi yang beredar, berikut beberapa tips yang bisa kamu ikuti:

1. Pelajari Dasar-Dasar Pesawat Tempur - Kenali jenis-jenis pesawat tempur (interceptor, multirole, dll.), karakteristiknya (kecepatan, kemampuan manuver, dll.), dan perannya dalam peperangan modern. Misalnya, Rafale adalah pesawat tempur multirole yang mampu melakukan berbagai misi, dari superioritas udara hingga serangan darat.

Memahami dasar-dasar ini akan membantu kamu membedakan antara berbagai jenis pesawat dan memahami keunggulan serta kelemahannya.

2. Fokus pada Sumber Informasi Terpercaya - Jangan hanya mengandalkan berita dari media sosial. Cari informasi dari sumber-sumber terpercaya seperti situs berita pertahanan, jurnal ilmiah, atau laporan resmi dari lembaga pemerintah. Misalnya, Jane's Defence Weekly adalah sumber informasi yang kredibel tentang isu-isu pertahanan global.

Hindari sumber-sumber yang sensasional atau memiliki agenda tersembunyi.

3. Pahami Istilah Teknis - Dunia penerbangan militer penuh dengan istilah teknis yang mungkin asing bagi orang awam. Luangkan waktu untuk mempelajari istilah-istilah ini. Misalnya, AESA (Active Electronically Scanned Array) adalah jenis radar canggih yang digunakan pada pesawat tempur modern.

Ada banyak glosarium online yang bisa membantu kamu memahami istilah-istilah ini.

4. Perhatikan Konteks Geopolitik - Isu seputar pesawat tempur seringkali terkait dengan hubungan antar negara dan dinamika kekuatan regional. Pahami konteks geopolitik yang melatarbelakangi suatu peristiwa. Misalnya, persaingan antara India dan Pakistan dapat memengaruhi keputusan mereka dalam pengadaan alutsista.

Memahami konteks ini akan membantu kamu menafsirkan informasi secara lebih akurat.

5. Waspadai Disinformasi dan Propaganda - Di era digital, disinformasi dan propaganda dapat menyebar dengan cepat. Verifikasi informasi sebelum mempercayainya atau membagikannya. Periksa apakah informasi tersebut didukung oleh bukti yang kuat dan apakah ada motif tersembunyi di balik penyebarannya. Misalnya, perhatikan apakah sumber berita tersebut memiliki reputasi yang baik atau seringkali menyebarkan berita palsu.

Berpikir kritis dan skeptis sangat penting dalam menghadapi banjir informasi.

6. Jangan Ragu Bertanya - Jika ada hal yang tidak kamu pahami, jangan ragu untuk bertanya kepada ahli atau mencari informasi lebih lanjut. Ada banyak forum online dan komunitas diskusi yang membahas isu-isu pertahanan. Manfaatkan sumber-sumber ini untuk memperdalam pengetahuanmu.

Semakin banyak kamu bertanya, semakin banyak pula yang akan kamu pelajari.

Apakah benar Rafale India ditembak jatuh, menurut Pak Budi?

Menurut pengamat militer, Bapak Budi Santoso, "Meskipun ada indikasi kuat berdasarkan foto-foto yang beredar, kita belum bisa memberikan konfirmasi definitif hingga ada pernyataan resmi dari pihak India atau Prancis. Kita perlu berhati-hati terhadap informasi yang belum terverifikasi."

Senjata apa yang paling mungkin digunakan untuk menembak jatuh Rafale, menurut Ibu Ani?

Ibu Ani Ratna, seorang analis pertahanan, berpendapat, "Berdasarkan puing-puing yang ditemukan, kemungkinan besar rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15E yang digunakan. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan sistem pertahanan udara lainnya. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan."

Apa saja modifikasi khusus pada Rafale India, menurut Mas Joko?

Menurut Mas Joko Susilo, seorang pakar penerbangan, "Rafale India memiliki sekitar 14 modifikasi khusus, termasuk peningkatan sistem Thales FSO, DASH Helmet Mounted Display, dan perangkat lunak radar RBE2 yang disesuaikan. Modifikasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional Angkatan Udara India."

Apa hubungan antara J-10 China dan IAI Lavi Israel, menurut Mbak Rina?

Mbak Rina Wijaya, seorang sejarawan penerbangan, menjelaskan, "Ada spekulasi kuat bahwa J-10 China dikembangkan berdasarkan desain IAI Lavi Israel. Meskipun tidak ada pengakuan resmi, kemiripan desain antara kedua pesawat ini sangat mencolok."

Mengapa program IAI Lavi dibatalkan, menurut Bapak Herman?

Bapak Herman Setiawan, seorang analis ekonomi pertahanan, menyatakan, "Program IAI Lavi dibatalkan pada tahun 1987 karena pertimbangan ekonomi. Biaya pengembangan yang tinggi dan tekanan dari Amerika Serikat menjadi faktor utama dalam pembatalan tersebut."

Apa keunggulan rudal PL-15E, menurut Nona Sarah?

Nona Sarah Indriani, seorang spesialis persenjataan, menjelaskan, "PL-15E adalah rudal udara-ke-udara jarak jauh berpemandu radar aktif (ARH) yang memiliki jangkauan dan kecepatan tinggi. Kemampuan ini memungkinkan PL-15E untuk menyerang target dari jarak jauh dan sulit untuk dihindari."