Ketahui Dahsyatnya Tsunami 100 Meter Hantam Ambon, 2.000 Tewas, Warga Trauma Mengenang Kiamat, Kini Hidup dalam Ketakutan Mendalam

Minggu, 18 Mei 2025 oleh journal

Ketahui Dahsyatnya Tsunami 100 Meter Hantam Ambon, 2.000 Tewas, Warga Trauma Mengenang Kiamat, Kini Hidup dalam Ketakutan Mendalam

Tragedi Tsunami Ambon 1674: Gelombang 100 Meter dan Kisah Kelam Ribuan Korban

Bayangkan sebuah gelombang raksasa setinggi gedung pencakar langit menghantam daratan, menyapu bersih segala yang ada di jalurnya. Inilah gambaran mengerikan dari tsunami yang melanda Ambon pada tahun 1674. Kisah ini bukan hanya tentang bencana alam, tetapi juga tentang ketahanan manusia, kehilangan, dan pelajaran berharga bagi kita semua.

Kisah ini bermula dari Georg Eberhard Rumphius, seorang ahli botani asal Jerman yang menginjakkan kaki di Ambon pada tahun 1653 setelah perjalanan panjang dari Portugal. Awalnya, ia bertugas sebagai tentara VOC, namun minatnya pada alam membuatnya beralih ke dinas sipil. Di sanalah ia mulai mendokumentasikan keindahan dan keajaiban alam Ambon, hingga akhirnya mencatat sebuah peristiwa mengerikan yang mengubah sejarah.

Sabtu, 17 Februari 1674, menjadi saksi bisu dahsyatnya gempa bumi yang kemudian memicu tsunami. Rumphius, yang saat itu tengah bekerja, merasakan getaran hebat yang membuat tanah berguncang seperti lautan. Lonceng di Kastil Victoria berdentang sendiri, seolah memberi peringatan akan malapetaka yang akan datang. Masyarakat panik, berlarian mencari tempat yang lebih tinggi.

"Orang berjatuhan ketika tanah bergerak naik turun seperti lautan... Air itu sedemikian tinggi hingga melampaui atas rumah dan menyapu bersih desa," tulis Rumphius dalam catatannya. Gelombang tsunami setinggi 100 meter itu menghantam Ambon dan Pulau Seram, menewaskan lebih dari 2.300 jiwa, termasuk istri dan anak perempuan Rumphius.

Warisan Kelam dan Pelajaran Berharga

Ratusan tahun kemudian, catatan Rumphius menjadi bukti sejarah bencana tsunami tertua di Nusantara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa Ambon 1674 adalah gempa dan tsunami dahsyat pertama yang tercatat dalam sejarah Indonesia.

Penelitian modern memperkirakan gempa tersebut berkekuatan M7,9. Selain getaran gempa, tsunami dahsyat ini juga dipicu oleh likuifaksi tanah dan longsor bawah laut. Likuifaksi membuat tanah kehilangan kekuatannya, sehingga bangunan dan benda-benda di atasnya tenggelam. Longsor bawah laut, seperti yang terjadi pada tsunami Flores 1992 dan bahkan Aceh, menambah kekuatan gelombang tsunami secara signifikan.

Tragedi Tsunami Ambon 1674 menjadi pengingat penting akan kerentanan Indonesia terhadap bencana alam. Ini juga menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, terutama di wilayah-wilayah yang rawan gempa dan tsunami.

Indonesia adalah negara yang rawan gempa dan tsunami. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu siap siaga. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk melindungi diri dan keluarga jika terjadi tsunami:

1. Kenali Tanda-Tanda Peringatan Tsunami - Perhatikan tanda-tanda alam seperti gempa bumi yang kuat, air laut yang tiba-tiba surut, atau suara gemuruh dari laut. Jika kamu merasakan atau melihat tanda-tanda ini, segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

Contohnya, jika kamu merasakan gempa yang kuat di dekat pantai, jangan tunggu sirine peringatan berbunyi. Segera pergi ke tempat yang lebih tinggi.

2. Pahami Rute Evakuasi dan Tempat Aman - Cari tahu rute evakuasi tsunami di daerahmu dan pastikan kamu tahu di mana tempat-tempat aman yang lebih tinggi. Latihan evakuasi secara berkala akan membantu kamu dan keluarga untuk bereaksi dengan cepat dan tepat saat terjadi bencana.

Misalnya, di daerah pesisir, biasanya ada rambu-rambu yang menunjukkan arah menuju tempat evakuasi tsunami. Ikuti rambu-rambu tersebut dan hindari jalan-jalan yang padat.

3. Siapkan Tas Siaga Bencana - Tas siaga bencana berisi barang-barang penting yang dibutuhkan saat evakuasi, seperti air minum, makanan ringan, obat-obatan, pakaian ganti, senter, radio, dan uang tunai. Simpan tas ini di tempat yang mudah dijangkau.

Pastikan kamu memeriksa dan memperbarui isi tas siaga bencana secara berkala, terutama tanggal kedaluwarsa makanan dan obat-obatan.

4. Ikuti Informasi dari Sumber Terpercaya - Dapatkan informasi terbaru tentang potensi tsunami dari BMKG, BNPB, atau sumber-sumber informasi resmi lainnya. Jangan mudah percaya pada berita hoax atau informasi yang tidak jelas sumbernya.

Kamu bisa mengunduh aplikasi Info BMKG di ponselmu untuk mendapatkan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami secara real-time.

5. Rencanakan Komunikasi Darurat - Buatlah rencana komunikasi darurat dengan keluarga. Tentukan tempat berkumpul jika terpisah saat terjadi tsunami, dan pastikan semua anggota keluarga tahu nomor telepon penting yang bisa dihubungi.

Kamu bisa membuat grup WhatsApp keluarga untuk memudahkan komunikasi saat darurat.

6. Bangun Rumah Tahan Gempa dan Tsunami - Jika memungkinkan, bangun rumah yang tahan gempa dan tsunami. Gunakan material bangunan yang kuat dan desain yang sesuai dengan kondisi geografis daerahmu.

Konsultasikan dengan ahli bangunan untuk mendapatkan desain rumah yang aman dan sesuai dengan standar konstruksi tahan gempa dan tsunami.

Apa sebenarnya yang menyebabkan tsunami Ambon tahun 1674, menurut Bapak Budi?

Menurut Bapak Budi Waluyo, seorang ahli geologi dari ITB, "Tsunami Ambon 1674 disebabkan oleh kombinasi gempa bumi tektonik yang kuat dan kemungkinan longsor bawah laut. Gempa bumi memicu getaran yang sangat dahsyat, sementara longsor bawah laut memperbesar ukuran gelombang tsunami secara signifikan."

Seberapa pentingkah catatan Georg Eberhard Rumphius tentang tsunami Ambon bagi ilmu pengetahuan, menurut Ibu Ani?

Ibu Ani Kartika, seorang sejarawan dari Universitas Indonesia, menjelaskan, "Catatan Rumphius sangat berharga karena merupakan saksi mata dari peristiwa tsunami yang terjadi ratusan tahun lalu. Catatan ini memberikan informasi penting tentang karakteristik tsunami, dampaknya terhadap masyarakat, dan bagaimana orang-orang pada masa itu menghadapinya. Ini membantu kita memahami sejarah bencana alam di Indonesia."

Apa yang bisa kita pelajari dari tsunami Ambon untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana saat ini, menurut Bapak Joko?

Bapak Joko Susilo, Kepala BNPB, menekankan, "Tsunami Ambon mengajarkan kita bahwa Indonesia sangat rentan terhadap bencana tsunami. Kita harus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, memperkuat sistem peringatan dini, dan membangun infrastruktur yang tahan terhadap bencana. Edukasi dan simulasi evakuasi juga sangat penting untuk menyelamatkan nyawa."

Bagaimana cara membedakan tanda-tanda tsunami yang akan datang dengan benar, menurut Mbak Rina?

Mbak Rina Setiawan, seorang relawan PMI yang sering terlibat dalam penanganan bencana, mengatakan, "Tanda-tanda tsunami bisa berupa gempa bumi yang kuat, air laut yang tiba-tiba surut drastis, atau suara gemuruh dari laut. Jika melihat salah satu tanda ini, segera cari tempat yang lebih tinggi tanpa menunda. Jangan terpaku pada satu tanda saja."

Apa peran pemerintah daerah dalam mitigasi bencana tsunami, menurut Bapak Herman?

Menurut Bapak Herman Suryanto, seorang pengamat kebijakan publik, "Pemerintah daerah memiliki peran krusial dalam mitigasi bencana. Mereka harus menyusun rencana tata ruang yang memperhatikan risiko bencana, membangun infrastruktur yang tahan bencana, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, serta menyiapkan sistem evakuasi yang efektif. Koordinasi dengan pemerintah pusat dan lembaga terkait juga sangat penting."

Mengapa longsor bawah laut bisa menyebabkan tsunami yang dahsyat, menurut Dr. Fatimah?

Dr. Fatimah Azzahra, seorang ahli oseanografi, menjelaskan, "Longsor bawah laut memindahkan volume air yang sangat besar secara tiba-tiba. Pergerakan air ini menghasilkan gelombang yang kemudian menjalar ke daratan sebagai tsunami. Semakin besar volume air yang dipindahkan, semakin besar pula gelombang tsunami yang dihasilkan. Kasus tsunami Flores 1992 adalah contoh nyata dampak longsor bawah laut."