Rentan Nasib Industri RI di Negosiasi Dagang dengan AS, Kenapa? Ancaman Bagi Indonesia

Jumat, 25 April 2025 oleh journal

Rentan Nasib Industri RI di Negosiasi Dagang dengan AS, Kenapa? Ancaman Bagi Indonesia

Negosiasi Dagang AS-Indonesia: Ancaman bagi Industri Tanah Air?

Indonesia dan Amerika Serikat tengah bernegosiasi dagang. Negosiasi ini dipicu oleh rencana Presiden Trump untuk menaikkan tarif impor barang Indonesia. Tim Indonesia, yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, telah bertemu dengan perwakilan AS di Washington D.C. dan menyepakati negosiasi lanjutan selama 60 hari. Indonesia menawarkan sejumlah kebijakan dengan harapan AS menurunkan tarif dagang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan lima poin kesepakatan, di antaranya penyesuaian tarif bea masuk produk AS, peningkatan impor migas, mesin, teknologi, dan produk pertanian AS, reformasi perpajakan dan kepabeanan, penyesuaian langkah-langkah non-tarif seperti TKDN, dan kebijakan penanggulangan banjir barang impor.

Airlangga Hartarto pernah menyebutkan Indonesia akan menambah impor dari AS sekitar US$19 miliar atau setara Rp318,9 triliun. Namun, beberapa kesepakatan ini, terutama pelonggaran TKDN, dinilai berpotensi merugikan industri dalam negeri. Direktur Celios, Nailul Huda, khawatir pelonggaran TKDN dapat mengganggu industri lokal, terutama di sektor teknologi. Perusahaan yang telah berinvestasi besar dan mematuhi aturan TKDN akan dirugikan jika AS dapat masuk tanpa membangun industri di Indonesia.

Strategi Prabowo Subianto untuk menambah impor dari AS, yang disebut "strategi pak pok" oleh Huda, dinilai bisa efektif meredam kenaikan tarif yang didasarkan pada defisit neraca perdagangan. Namun, Huda mengingatkan agar strategi ini tidak membuat neraca perdagangan Indonesia defisit secara keseluruhan.

Yusuf Rendy Manilet, peneliti CORE Indonesia, juga menyoroti potensi kerentanan dari penyesuaian tarif dan peningkatan impor produk AS. Tanpa penguatan industri dalam negeri, Indonesia berisiko hanya menjadi pasar konsumsi, yang pada akhirnya akan merusak daya saing nasional. Ia menekankan pentingnya reformasi perpajakan dan kepabeanan yang hati-hati dan bertahap, dengan mempertimbangkan kapasitas institusi dan kesiapan pelaku usaha nasional.

Yusuf juga mengingatkan pemerintah untuk bernegosiasi secara strategis dan menuntut pengurangan tarif yang signifikan untuk produk ekspor unggulan Indonesia. Ia menekankan bahwa Indonesia tidak "berutang budi" kepada AS dan harus menempatkan diri setara dalam negosiasi. AS telah meraup untung besar dari ekspor jasa ke Indonesia, dan Indonesia pun telah melonggarkan berbagai aturan untuk produk AS.

Berikut beberapa tips untuk menghadapi negosiasi dagang agar memberikan hasil yang optimal bagi Indonesia:

1. Perkuat Industri Dalam Negeri - Fokus pada pengembangan industri dalam negeri agar tidak hanya menjadi pasar konsumsi. Misalnya, memberikan insentif bagi industri lokal dan meningkatkan kualitas produk.

2. Negosiasi Secara Strategis - Jangan reaktif, tetapi proaktif dan strategis dalam negosiasi. Tuntut pengurangan tarif yang signifikan untuk produk ekspor unggulan Indonesia, misalnya produk tekstil atau alas kaki.

3. Diversifikasi Pasar Ekspor - Jangan bergantung pada satu pasar saja. Cari pasar alternatif untuk mengurangi risiko jika terjadi perselisihan dagang dengan satu negara tertentu. Misalnya, mengembangkan pasar ekspor ke negara-negara Afrika atau Amerika Latin.

4. Transparansi dan Komunikasi Publik - Jaga transparansi dalam proses negosiasi dan komunikasikan perkembangannya kepada publik. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan dan dukungan masyarakat.

Apa dampak pelonggaran TKDN bagi industri lokal, Ani?

"Pelonggaran TKDN bisa mengancam industri lokal karena persaingan dengan produk impor akan semakin ketat. Pemerintah perlu memastikan ada kebijakan pendukung agar industri dalam negeri tetap kompetitif." - Rosan Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia

Bagaimana strategi "pak pok" Prabowo bisa efektif, Budi?

"Strategi menambah impor bisa meredakan tekanan dari AS, tapi harus diimbangi dengan peningkatan ekspor dan pengembangan industri dalam negeri agar tidak merugikan neraca perdagangan." - Faisal Basri, Ekonom Senior

Apa pentingnya reformasi perpajakan dan kepabeanan, Citra?

"Reformasi ini krusial untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi, menarik investasi, dan menciptakan iklim usaha yang kondusif. Pelaksanaannya harus hati-hati dan bertahap." - Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan

Bagaimana Indonesia bisa bernegosiasi setara dengan AS, Dedi?

"Indonesia harus proaktif dan tegas dalam menyampaikan kepentingannya. Kita punya potensi pasar yang besar, dan AS juga membutuhkan Indonesia." - Mahendra Siregar, Wakil Menteri Luar Negeri

Apa risiko jika Indonesia hanya jadi pasar konsumsi, Eka?

"Jika hanya menjadi pasar konsumsi, industri dalam negeri akan sulit berkembang dan daya saing nasional akan tergerus. Ketergantungan pada impor juga akan meningkat." - Enny Sri Hartati, Direktur Eksekutif INDEF

Mengapa transparansi dalam negosiasi penting, Fajar?

"Transparansi penting untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan akuntabilitas pemerintah. Masyarakat berhak tahu apa yang dinegosiasikan dan dampaknya bagi mereka." - Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN