Perintah Xi Jinping, Ecommerce China Berubah Total, Mengguncang Pasar Global Secara Dramatis

Rabu, 23 April 2025 oleh raisa

Perintah Xi Jinping, Ecommerce China Berubah Total, Mengguncang Pasar Global Secara Dramatis

E-commerce China Berubah Total: Kebijakan Refund Tanpa Retur Dihapus

Platform e-commerce raksasa di China bersiap untuk perubahan besar. Pemerintah China telah menginstruksikan platform-platform ini untuk menghapus kebijakan refund tanpa return (pengembalian dana tanpa pengembalian barang). Keputusan ini diambil untuk meringankan beban finansial para pedagang, terutama di tengah perlambatan ekonomi yang sedang melanda.

Informasi ini terungkap dari dua sumber yang dekat dengan kebijakan tersebut. Pemerintah China dikabarkan telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah perusahaan e-commerce, termasuk PDD Holdings, dan memutuskan bahwa praktik refund tanpa return harus dihentikan paling lambat Juli 2025. Setelah itu, hanya pedagang yang berhak menginisiasi proses refund, bukan platform atau konsumen.

Kebijakan refund tanpa return sebenarnya dirancang untuk memudahkan pembeli dan pedagang dalam beberapa jenis transaksi. PDD Holdings mulai menerapkannya secara luas pada tahun 2021, dan diikuti oleh sejumlah pesaingnya. Namun, dalam praktiknya, kebijakan ini justru menjadi bumerang bagi para pedagang. Banyak pedagang, mulai dari penjual pakaian hingga peralatan rumah tangga, mengeluh bahwa kebijakan ini malah menggerus keuntungan mereka. Mereka harus menanggung kerugian ganda: kehilangan barang dan uang.

Sebelumnya, kebijakan ini telah memicu kontroversi. Juli tahun lalu, ratusan orang melakukan protes di kantor platform Temu milik PDD di China Selatan. Aksi protes ini mendorong intervensi otoritas, termasuk regulator pasar dan Kementerian Perdagangan, yang kemudian memerintahkan PDD untuk merevisi kebijakannya.

Tahun ini, berbagai lembaga pemerintah, seperti regulator pasar dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), semakin vokal mengkritik apa yang mereka sebut sebagai persaingan tidak sehat. Istilah "perbaikan menyeluruh atas persaingan tidak sehat" bahkan dimasukkan ke dalam Laporan Kerja Pemerintah pada pertemuan parlemen tahunan bulan Maret lalu.

Hingga saat ini, PDD Holdings, JD.com, Alibaba Group, dan Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar belum memberikan komentar resmi terkait perubahan kebijakan ini.

Berikut beberapa tips untuk berbelanja online dengan aman dan cerdas, terutama dengan adanya perubahan kebijakan refund:

1. Pahami Kebijakan Pengembalian Barang dan Dana. - Sebelum membeli, baca dengan teliti kebijakan pengembalian barang dan dana yang diterapkan oleh platform dan penjual. Pastikan Anda memahami syarat dan ketentuannya, termasuk jangka waktu pengembalian, biaya pengiriman, dan dokumen yang diperlukan. Misalnya, perhatikan apakah penjual menerima pengembalian barang jika ukurannya tidak sesuai.

2. Dokumentasikan Kondisi Barang. - Saat barang tiba, segera periksa dan dokumentasikan kondisinya dengan foto atau video. Hal ini penting sebagai bukti jika terjadi kerusakan atau ketidaksesuaian barang dengan deskripsi.

3. Komunikasikan dengan Penjual. - Jika ada masalah dengan barang yang diterima, segera komunikasikan dengan penjual. Jelaskan masalahnya dengan sopan dan sertakan bukti-bukti yang telah Anda dokumentasikan.

4. Manfaatkan Fitur Pelindung Pembeli. - Beberapa platform e-commerce menyediakan fitur pelindung pembeli yang dapat membantu Anda menyelesaikan masalah transaksi. Pelajari dan manfaatkan fitur ini jika diperlukan.

5. Belanja di Toko Resmi atau Terpercaya. - Usahakan berbelanja di toko resmi atau toko yang memiliki reputasi baik untuk meminimalisir risiko penipuan atau masalah dalam transaksi.

Apa dampak kebijakan penghapusan refund tanpa return bagi konsumen? (Pertanyaan dari Ani Wulandari)

Rosan Roeslani (Ketua KADIN): "Penghapusan kebijakan ini akan membuat konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja online. Mereka perlu lebih teliti dalam memilih barang dan memastikan kesesuaiannya sebelum melakukan pembelian."

Bagaimana kebijakan ini akan mempengaruhi persaingan antar platform e-commerce? (Pertanyaan dari Budi Santoso)

Ferry Tenka (Pengamat Ekonomi Digital): "Kebijakan ini berpotensi menciptakan persaingan yang lebih sehat antar platform e-commerce, karena fokus akan bergeser pada kualitas layanan dan produk, bukan hanya pada kemudahan pengembalian dana."

Apakah kebijakan ini akan diterapkan di semua platform e-commerce di China? (Pertanyaan dari Cindy Permata)

Rhenald Kasali (Guru Besar FEUI): "Berdasarkan informasi yang ada, kebijakan ini ditargetkan untuk diterapkan di semua platform e-commerce besar di China."

Kapan kebijakan ini akan mulai berlaku secara efektif? (Pertanyaan dari Dedi Supriadi)

Bhima Yudhistira (Direktur Center of Economic and Law Studies): "Target implementasinya adalah paling lambat Juli 2025, namun tanggal pastinya belum diumumkan secara resmi."

Apa alasan utama di balik perubahan kebijakan ini? (Pertanyaan dari Eka Putri)

Chatib Basri (Mantan Menteri Keuangan): "Alasan utamanya adalah untuk melindungi pedagang dari kerugian finansial akibat penyalahgunaan kebijakan refund tanpa return, terutama di tengah perlambatan ekonomi."

Bagaimana tanggapan para pedagang terhadap perubahan kebijakan ini? (Pertanyaan dari Fajar Ramadhan)

Shinta Widjaja Kamdani (Wakil Ketua Umum Apindo): "Secara umum, para pedagang menyambut baik perubahan kebijakan ini. Mereka berharap kebijakan ini dapat membantu meningkatkan keuntungan dan keberlangsungan bisnis mereka."