Inilah RI Hadapi Hambatan Dagang Tertinggi, Apindo Ungkap Risiko, Ekonomi Nasional Bisa Terguncang Parah
Senin, 12 Mei 2025 oleh journal
Indonesia Hadapi Tantangan: Hambatan Perdagangan Internasional Tertinggi, Apa Dampaknya?
Laporan terbaru dari Tholos Foundation menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah hambatan perdagangan internasional terbanyak. Kabar ini tentu menjadi perhatian serius bagi para pelaku usaha. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani, mengungkapkan kekhawatiran akan dampak negatif yang ditimbulkan jika masalah ini terus berlanjut.
Shinta menegaskan bahwa tingginya hambatan perdagangan dapat menggerus daya saing ekspor Indonesia, menurunkan minat investor, dan bahkan mengancam kelangsungan industri dalam negeri. "Dunia usaha memerlukan kepastian dan efisiensi dalam proses produksi dan transaksi lintas negara. Oleh karena itu, pembenahan struktural di dalam negeri menjadi kunci utama untuk meningkatkan daya saing nasional secara berkelanjutan," jelas Shinta kepada Kompas.com, Senin (12/5/2025).
Apindo sendiri telah lama menyoroti isu ini dan aktif memberikan masukan strategis kepada pemerintah melalui berbagai forum diskusi, koordinasi lintas asosiasi dan kementerian/lembaga, serta surat resmi. Shinta menambahkan bahwa percepatan agenda deregulasi dan debirokratisasi menjadi prioritas utama untuk mengurangi hambatan perdagangan tersebut.
"Kami melihat pembentukan Satgas Deregulasi dan Satgas Percepatan Investasi, yang melibatkan kalangan dunia usaha secara aktif, sebagai salah satu upaya positif pemerintah untuk mengatasi berbagai hambatan yang ada," pungkasnya.
Hambatan perdagangan bisa jadi momok bagi bisnis, tapi jangan khawatir! Ada beberapa langkah praktis yang bisa Anda lakukan untuk menghadapinya. Yuk, simak tips berikut ini:
1. Diversifikasi Pasar Ekspor - Jangan hanya bergantung pada satu negara tujuan ekspor. Dengan memperluas jangkauan pasar, Anda bisa mengurangi risiko jika ada hambatan perdagangan di satu negara tertentu. Misalnya, jika selama ini Anda hanya ekspor ke Amerika Serikat, coba jajaki peluang di Eropa atau Asia Tenggara.
Dengan diversifikasi, bisnis Anda menjadi lebih resilien dan tidak terlalu rentan terhadap perubahan kebijakan perdagangan di satu negara.
2. Manfaatkan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) - Indonesia memiliki banyak perjanjian perdagangan bebas dengan negara lain. Pelajari dan manfaatkan fasilitas yang ditawarkan, seperti tarif preferensi atau penghapusan bea masuk. Contohnya, jika Anda mengekspor produk ke Australia, manfaatkan IA-CEPA untuk mendapatkan tarif yang lebih rendah.
Dengan memanfaatkan FTA, produk Anda bisa lebih kompetitif di pasar internasional.
3. Tingkatkan Kualitas dan Inovasi Produk - Produk berkualitas tinggi dan inovatif akan lebih mudah bersaing di pasar global, meskipun ada hambatan perdagangan. Investasikan dalam riset dan pengembangan untuk menciptakan produk yang unik dan memenuhi standar internasional. Misalnya, jika Anda memproduksi kerajinan tangan, coba desain yang lebih modern dan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan.
Produk yang berkualitas dan inovatif akan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dan lebih dicari oleh konsumen internasional.
4. Bangun Jaringan yang Kuat - Bergabung dengan asosiasi bisnis atau komunitas eksportir dapat membantu Anda mendapatkan informasi terbaru tentang kebijakan perdagangan dan peluang pasar. Jaringan yang kuat juga bisa memberikan dukungan dan solusi saat Anda menghadapi hambatan perdagangan. Misalnya, Apindo sering mengadakan forum diskusi dan pelatihan untuk para eksportir.
Dengan jaringan yang kuat, Anda tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi tantangan perdagangan.
5. Pantau Regulasi Perdagangan Secara Aktif - Peraturan perdagangan sering berubah. Penting untuk selalu memantau perkembangan regulasi di negara tujuan ekspor Anda. Anda bisa berlangganan newsletter dari kementerian perdagangan atau mengikuti akun media sosial yang membahas isu perdagangan. Misalnya, jika Anda mengekspor produk makanan ke Jepang, pastikan Anda selalu update dengan peraturan keamanan pangan terbaru.
Dengan memantau regulasi secara aktif, Anda bisa menghindari sanksi atau penolakan produk di pasar internasional.
Apa saja contoh hambatan perdagangan yang sering dihadapi oleh eksportir Indonesia, menurut pendapat Budi Santoso?
Menurut Budi Santoso, seorang pengusaha ekspor kopi, contoh hambatan perdagangan yang sering dihadapi adalah tarif impor yang tinggi, kuota impor, standar teknis yang rumit, dan prosedur kepabeanan yang berbelit-belit. Hal ini seringkali membuat produk Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar global.
Bagaimana pemerintah seharusnya menanggapi laporan mengenai tingginya hambatan perdagangan ini, menurut pandangan Siti Rahayu?
Siti Rahayu, seorang pengamat ekonomi, berpendapat bahwa pemerintah harus segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan perdagangan yang ada. Pemerintah perlu aktif bernegosiasi dengan negara lain untuk mengurangi hambatan perdagangan, serta mempermudah proses ekspor dan impor di dalam negeri.
Apa dampak tingginya hambatan perdagangan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, menurut pendapat Joko Purnomo?
Joko Purnomo, seorang aktivis UMKM, menjelaskan bahwa tingginya hambatan perdagangan sangat merugikan UMKM karena mereka memiliki sumber daya yang terbatas untuk mengatasi tantangan tersebut. Akibatnya, UMKM sulit untuk menembus pasar ekspor dan mengembangkan bisnis mereka.
Bagaimana peran Apindo dalam membantu pengusaha Indonesia menghadapi hambatan perdagangan, menurut penjelasan Maya Lestari?
Maya Lestari, seorang anggota Apindo, menyatakan bahwa Apindo berperan aktif dalam memberikan informasi, advokasi, dan pelatihan kepada pengusaha Indonesia mengenai isu-isu perdagangan. Apindo juga menjembatani komunikasi antara pengusaha dan pemerintah untuk mencari solusi atas hambatan perdagangan yang dihadapi.
Apa saja langkah konkret yang bisa dilakukan pengusaha untuk mengurangi dampak hambatan perdagangan terhadap bisnis mereka, menurut saran Anton Wijaya?
Anton Wijaya, seorang konsultan bisnis, menyarankan agar pengusaha melakukan diversifikasi pasar ekspor, meningkatkan efisiensi produksi, memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran, dan mencari mitra strategis di negara tujuan ekspor. Dengan langkah-langkah ini, pengusaha dapat mengurangi ketergantungan pada satu pasar dan meningkatkan daya saing produk mereka.