Temukan Studi Terbaru, Vitamin D Memperlambat Penuaan untuk kesehatan jangka panjang

Senin, 26 Mei 2025 oleh journal

Temukan Studi Terbaru, Vitamin D Memperlambat Penuaan untuk kesehatan jangka panjang

Studi Terbaru Ungkap Vitamin D Bisa Perlambat Penuaan!

Siapa yang tak ingin tetap awet muda? Kabar baiknya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin D mungkin punya peran penting dalam memperlambat proses penuaan biologis. Bagaimana caranya? Ternyata, vitamin D diduga dapat memengaruhi panjang telomer, yang merupakan bagian penting dari sel kita.

Telomer adalah ujung pelindung kromosom, mirip seperti ujung plastik pada tali sepatu. Mereka menjaga DNA kita tetap stabil. Nah, panjang telomer ini berkaitan erat dengan usia biologis kita. Usia biologis berbeda dengan usia kronologis (usia berdasarkan tanggal lahir). Usia biologis mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesehatan, gaya hidup, genetika, dan lingkungan.

Para ilmuwan menggunakan panjang telomer sebagai indikator usia biologis karena telomer cenderung memendek setiap kali sel kita membelah. Penelitian yang melibatkan lebih dari 25.000 peserta, dengan fokus pada sekitar 1.000 wanita berusia 55 tahun ke atas dan pria berusia 50 tahun ke atas, menemukan hal menarik.

Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang mengonsumsi suplemen vitamin D mengalami pemendekan telomer yang lebih lambat dibandingkan dengan kelompok yang menerima plasebo (pil kosong). Sayangnya, suplemen asam lemak omega-3 tidak menunjukkan efek signifikan terhadap panjang telomer.

Memendeknya telomer adalah bagian alami dari proses penuaan dan terkait dengan peningkatan risiko berbagai penyakit. Ketika telomer terlalu pendek, sel berhenti membelah dan akhirnya mati.

Menurut para peneliti, efek perlambatan penuaan berkat vitamin D ini setara dengan hampir tiga tahun jika diukur dari panjang telomer. Namun, perlu diingat bahwa hasil ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Mary Armanios, seorang profesor onkologi dari Universitas Johns Hopkins, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengingatkan bahwa implikasi kesehatan dari perubahan kecil pada panjang telomer mungkin tidak terlalu signifikan secara biologis. Ia juga menyoroti beberapa keterbatasan metodologi penelitian.

Selain itu, mayoritas peserta penelitian adalah orang berkulit putih, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan kelompok yang lebih beragam.

Terlepas dari itu, Endocrine Society pada tahun 2024 merekomendasikan suplementasi vitamin D untuk populasi umum berusia 75 tahun ke atas, karena potensinya untuk menurunkan risiko kematian.

Haidong Zhu, seorang ahli genetika molekuler dari Medical College of Georgia, menekankan bahwa suplementasi vitamin D yang ditargetkan mungkin menjadi strategi yang menjanjikan untuk melawan penuaan biologis. Senada dengan itu, Profesor Majid Kazemian dari Purdue University juga pernah menyatakan bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan berbagai penyakit dan memengaruhi banyak proses seluler, termasuk efek anti-inflamasi dan anti-penuaan.

Ingin merasakan manfaat vitamin D dan menjaga kesehatan sel Anda? Yuk, simak beberapa tips praktis berikut ini yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Berjemur di bawah sinar matahari pagi - Sinar matahari adalah sumber vitamin D alami terbaik. Usahakan untuk berjemur selama 10-15 menit setiap pagi, antara pukul 07.00 hingga 09.00, tanpa menggunakan tabir surya. Ini membantu tubuh memproduksi vitamin D secara optimal.

Contoh: Luangkan waktu untuk berjalan kaki di sekitar rumah atau duduk di teras sambil menikmati secangkir teh di pagi hari.

2. Konsumsi makanan kaya vitamin D - Tambahkan makanan seperti ikan berlemak (salmon, tuna, sarden), kuning telur, jamur yang terpapar sinar UV, dan produk susu yang diperkaya vitamin D ke dalam menu harian Anda.

Contoh: Buatlah menu sarapan dengan telur orak-arik yang dicampur dengan jamur atau konsumsi ikan salmon panggang untuk makan malam.

3. Pertimbangkan suplemen vitamin D - Jika Anda kesulitan mendapatkan cukup vitamin D dari sinar matahari dan makanan, konsultasikan dengan dokter untuk mempertimbangkan konsumsi suplemen vitamin D. Dosis yang tepat akan disesuaikan dengan kebutuhan individu Anda.

Contoh: Dokter mungkin merekomendasikan suplemen vitamin D3 dengan dosis 1000-2000 IU per hari, tergantung pada kadar vitamin D dalam tubuh Anda.

4. Jaga berat badan ideal - Obesitas dapat menurunkan kadar vitamin D dalam darah. Menjaga berat badan yang sehat dapat membantu meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh.

Contoh: Lakukan olahraga secara teratur dan konsumsi makanan seimbang untuk menjaga berat badan ideal.

5. Periksakan kadar vitamin D secara teratur - Lakukan pemeriksaan kadar vitamin D secara berkala, terutama jika Anda memiliki faktor risiko kekurangan vitamin D, seperti usia lanjut, obesitas, atau penyakit tertentu. Ini membantu Anda memantau dan menyesuaikan asupan vitamin D sesuai kebutuhan.

Contoh: Jadwalkan pemeriksaan kadar vitamin D setiap 6 bulan atau setahun sekali dengan dokter Anda.

6. Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan - Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat mengganggu penyerapan vitamin D dan mempercepat proses penuaan sel.

Contoh: Kurangi atau hindari konsumsi alkohol dan berhentilah merokok untuk menjaga kesehatan sel Anda.

Apakah benar vitamin D bisa bikin awet muda, menurut pendapat Ibu Ani?

Menurut Dr. Tania Putri, seorang ahli gizi klinis terkemuka, "Vitamin D memang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan sel dan memperlambat proses penuaan. Namun, perlu diingat bahwa awet muda bukan hanya soal vitamin D, tapi juga kombinasi dari gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup."

Pak Budi bertanya, berapa dosis vitamin D yang aman untuk dikonsumsi setiap hari?

Menurut Prof. Dr. Bambang Susilo, seorang ahli endokrinologi dari Universitas Indonesia, "Dosis vitamin D yang aman bervariasi tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan kadar vitamin D dalam tubuh seseorang. Secara umum, orang dewasa membutuhkan sekitar 600-800 IU vitamin D per hari. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda."

Apakah berjemur cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D harian, menurut Mbak Citra?

Menurut Dr. Maya Sari, seorang dokter umum yang fokus pada kesehatan preventif, "Berjemur memang cara alami untuk mendapatkan vitamin D, tetapi efektivitasnya tergantung pada banyak faktor, seperti waktu berjemur, intensitas sinar matahari, warna kulit, dan penggunaan tabir surya. Jika Anda tinggal di daerah yang kurang sinar matahari atau memiliki warna kulit gelap, mungkin sulit untuk memenuhi kebutuhan vitamin D hanya dengan berjemur. Dalam kasus seperti itu, suplemen vitamin D mungkin diperlukan."

Kata Mas Joko, benarkah kekurangan Vitamin D menyebabkan penyakit serius?

Menurut Ibu Prof. Dr. Ratna Dewi, seorang peneliti senior di bidang kesehatan masyarakat, "Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari masalah tulang seperti osteoporosis hingga peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Meskipun vitamin D penting, menjaga pola makan seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan adalah kunci utama untuk kesehatan jangka panjang."